Rabu, 03 Oktober 2012

NASEHAT YANG MENCERAHKAN

Oleh: Sukimah        

Saya
tak menyadari bahwa tangisan rewel Daffa setiap malam dan  tak merespon saat dikudang atau diajak bicara adalah ciri-ciri sebagian  penderita autis. Pun  selalu muntah ketika diberi susu formula.Setelah Daffa bisa berjalan pada usia 2 tahun 9 bulan, barulah saya  mulai memikirkan masalah keterlambatan bicara dan perkembangan sosialisasinya.Untuk mengejar itu semua saya  masukkan Daffa di sebuah Play Group.
Tentang  sekolahnya, mungkin saya  lah orang tua murid yang sering memindahkan sekolah anaknya.Sebenarnya ini bukan keinginan saya.Pihak sekolah atau keadaanlah yang menuntut saya untuk melakukan hal tersebut. Saat Daffa berumur 5 tahun dan baru beberapa bulan   sekolah di sebuah TK,Daffa langsung diminta pindah ke sekolah lain. Alasan Kepala Sekolahnya adalah  karena saat proses belajar mengajar Daffa tidak  bisa mengikuti pelajaran. Daffa juga sering  ke luar kelas untuk bermain ayunan.
Saat mengeluarkan Daffa, oleh Kepala Sekolahnya saya diberi rekomendasi nama dan alamat sekolah khusus yang bisa menerima Daffa sebagai muridnya. Awalnya timbul  rasa denial atau penolakan di dalam hati saat mendengar istilah sekolah khusus tersebut.Dalam benak saya sekolah khusus = Sekolah Luar Biasa (SLB). Bukankah SLB  merupakan  sekolah anak-anak  yang cacat ?
Di saat itulah  saya  mulai rajin browsing  artikel atau pengetahuan  di internet. Segala tulisan yang berbau autis saya baca semua. Dan kesadaran saya  tumbuh ketika membaca artikel di website ayahbunda di link http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/jika.anak.autis.terimalah/001/001/1167/1/autis/Pra+Konsepsi/01/5 yang berjudul  JIKA ANAK  AUTIS,TERIMALAH.

 



Dari artikel tersebut  saya  sadar bahwa rasa sedih dan penolakan terhadap anak autis harus segera dihilangkan. Hal yang paling krusial  adalah segera  memberikan penanganan yang terbaik untuknya.Setelah  hati dan pikiran  bisa menerima keadaan Daffa, saya buka kembali catatan alamat sekolah khusus  yang dulu pernah saya terima.Namanya TK Harapan Bunda (sekarang sudah tutup). Sebetulnya letaknya lumayan jauh dari rumah. Tapi di lingkungan saya, dialah sekolah khusus autis  yang dekat dengan rumah. Karena  saat itu sekolah khusus memang  jarang atau   sedikit sekali. Kalaupun ada, letaknya sangat jauh dan mahal sekali. Pikir saya tak ada salahnya mencoba dulu dan mengenal lebih dekat TK  ini.
Usai ngobrol dan mengemukakan tujuan kedatangan saya, saat itu Daffa dimasukkan dalam daftar tunggu dulu, karena kelas yang ada  sudah penuh. Kalau sudah  ada kelas dan guru yang kosong, Daffa bisa segera mengikuti kelas observasi dan mengikuti kelas reguler. Dan ternyata  memang sekolah khusus autis inilah yang cocok untuk pendidikan Daffa. Sejak sekolah di TK Harapan Bunda, perkembangan Daffa menunjukkan banyak kemajuan.Daffa mulai bisa berbicara, berhitung  dan mengenal kata-kata dasar.
Kini menginjak usianya yang ke-11 tahun,saya sudah bisa menikmati anugerah berupa anak khusus ini.Ketika saya datang  mengambil hasil belajarnya di SLB River Kids, sekolahnya yang sekarang, komentar ibu gurunya cuma satu : Daffa sangat unggul dalam hafalan. Tak ada yang bisa  mengalahkan Daffa dengan kelebihannya yang satu ini. Semua lagu campur sari juga dihafalinya. Daffa  juga paling tahu  kapan saya di rumah atau mau pergi.  Lho, darimana tahunya ?   Saat dia melihat baju apa yang saya bawa  sebelum  masuk kamar   mandi, saat itulah dia tahu saya akan ke mana setelah  itu. Dan jangan coba-coba pakai baju yang bagus, kalau saya akan  di rumah saja.Pasti Daffa akan rewel dan minta ikut pergi.Karena baju bagus identik dengan pergi keluar rumah. Tapi kalau yang saya bawa adalah daster, Daffa  akan cuek saja, karena itu tandanya saya akan di rumah menungguinya sepanjang hari. Ha ha ha ha ha ha  Lucu ya ??


Atas semua kemajuan Daffa itu, saya  sangat berterima  kasih dan tak bisa melupakan jasa  website ayahbunda yang sangat mencerahkan itu.Dan  sampai kapan pun saya akan terus belajar bersama Daffa dan  ayahbunda.
**************
Tulisan ini diikutkan dalam  kompetisi blog AB35 

1 komentar: