Rabu, 03 Oktober 2012

NASEHAT YANG MENCERAHKAN

Oleh: Sukimah        

Saya
tak menyadari bahwa tangisan rewel Daffa setiap malam dan  tak merespon saat dikudang atau diajak bicara adalah ciri-ciri sebagian  penderita autis. Pun  selalu muntah ketika diberi susu formula.Setelah Daffa bisa berjalan pada usia 2 tahun 9 bulan, barulah saya  mulai memikirkan masalah keterlambatan bicara dan perkembangan sosialisasinya.Untuk mengejar itu semua saya  masukkan Daffa di sebuah Play Group.
Tentang  sekolahnya, mungkin saya  lah orang tua murid yang sering memindahkan sekolah anaknya.Sebenarnya ini bukan keinginan saya.Pihak sekolah atau keadaanlah yang menuntut saya untuk melakukan hal tersebut. Saat Daffa berumur 5 tahun dan baru beberapa bulan   sekolah di sebuah TK,Daffa langsung diminta pindah ke sekolah lain. Alasan Kepala Sekolahnya adalah  karena saat proses belajar mengajar Daffa tidak  bisa mengikuti pelajaran. Daffa juga sering  ke luar kelas untuk bermain ayunan.
Saat mengeluarkan Daffa, oleh Kepala Sekolahnya saya diberi rekomendasi nama dan alamat sekolah khusus yang bisa menerima Daffa sebagai muridnya. Awalnya timbul  rasa denial atau penolakan di dalam hati saat mendengar istilah sekolah khusus tersebut.Dalam benak saya sekolah khusus = Sekolah Luar Biasa (SLB). Bukankah SLB  merupakan  sekolah anak-anak  yang cacat ?
Di saat itulah  saya  mulai rajin browsing  artikel atau pengetahuan  di internet. Segala tulisan yang berbau autis saya baca semua. Dan kesadaran saya  tumbuh ketika membaca artikel di website ayahbunda di link http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/jika.anak.autis.terimalah/001/001/1167/1/autis/Pra+Konsepsi/01/5 yang berjudul  JIKA ANAK  AUTIS,TERIMALAH.

 



Dari artikel tersebut  saya  sadar bahwa rasa sedih dan penolakan terhadap anak autis harus segera dihilangkan. Hal yang paling krusial  adalah segera  memberikan penanganan yang terbaik untuknya.Setelah  hati dan pikiran  bisa menerima keadaan Daffa, saya buka kembali catatan alamat sekolah khusus  yang dulu pernah saya terima.Namanya TK Harapan Bunda (sekarang sudah tutup). Sebetulnya letaknya lumayan jauh dari rumah. Tapi di lingkungan saya, dialah sekolah khusus autis  yang dekat dengan rumah. Karena  saat itu sekolah khusus memang  jarang atau   sedikit sekali. Kalaupun ada, letaknya sangat jauh dan mahal sekali. Pikir saya tak ada salahnya mencoba dulu dan mengenal lebih dekat TK  ini.
Usai ngobrol dan mengemukakan tujuan kedatangan saya, saat itu Daffa dimasukkan dalam daftar tunggu dulu, karena kelas yang ada  sudah penuh. Kalau sudah  ada kelas dan guru yang kosong, Daffa bisa segera mengikuti kelas observasi dan mengikuti kelas reguler. Dan ternyata  memang sekolah khusus autis inilah yang cocok untuk pendidikan Daffa. Sejak sekolah di TK Harapan Bunda, perkembangan Daffa menunjukkan banyak kemajuan.Daffa mulai bisa berbicara, berhitung  dan mengenal kata-kata dasar.
Kini menginjak usianya yang ke-11 tahun,saya sudah bisa menikmati anugerah berupa anak khusus ini.Ketika saya datang  mengambil hasil belajarnya di SLB River Kids, sekolahnya yang sekarang, komentar ibu gurunya cuma satu : Daffa sangat unggul dalam hafalan. Tak ada yang bisa  mengalahkan Daffa dengan kelebihannya yang satu ini. Semua lagu campur sari juga dihafalinya. Daffa  juga paling tahu  kapan saya di rumah atau mau pergi.  Lho, darimana tahunya ?   Saat dia melihat baju apa yang saya bawa  sebelum  masuk kamar   mandi, saat itulah dia tahu saya akan ke mana setelah  itu. Dan jangan coba-coba pakai baju yang bagus, kalau saya akan  di rumah saja.Pasti Daffa akan rewel dan minta ikut pergi.Karena baju bagus identik dengan pergi keluar rumah. Tapi kalau yang saya bawa adalah daster, Daffa  akan cuek saja, karena itu tandanya saya akan di rumah menungguinya sepanjang hari. Ha ha ha ha ha ha  Lucu ya ??


Atas semua kemajuan Daffa itu, saya  sangat berterima  kasih dan tak bisa melupakan jasa  website ayahbunda yang sangat mencerahkan itu.Dan  sampai kapan pun saya akan terus belajar bersama Daffa dan  ayahbunda.
**************
Tulisan ini diikutkan dalam  kompetisi blog AB35 

Selasa, 25 September 2012

RESENSI NOVEL : DENDAM CINTA PEREMPUAN YANG BERKILAU



Judul buku :  Safir Cinta (Dwilogi perempuan meniti  cahaya)
 Penulis       : Faradina Izdhihary
Cetakan      : I, 2012
Penerbit      : Writing Revo Publishing
Tebal          : 275 hal
ISBN          : 978-602-18484-4-9
Harga         : Rp 45.000,00
            
            Bisa dihitung dengan jari guru perempuan di negeri ini yang memiliki keahlian merangkai dan meramu kata hingga menjadi sebuah puisi atau novel yang cantik. Jika ada, salah satu diantara  pendidik itu adalah Faradina Izdhihary, nama pena dari Istiqomah, S.Pd., M.Pd. Dan sebagai seorang perempuan, karya-karya Faradina  sering mengangkat tema tentang kaumnya. Sebut saja misalnya Perempuan dalam sajak, Seputih cinta Hawna, antologi Impian Liar Perempuan, dan yang terakhir adalah Safir Cinta (Dwilogi perempuan meniti cahaya).
          Novel Safir Cinta  berkisah tentang lika-liku kehidupan Sri (nenek Reysa), Endang (ibu Reysa) dan Reysa sendiri dalam menjalani takdir cinta dan rumah tangga mereka masing-masing. Entah kutukan turunan atau bukan, nyatanya Sri dan Endang melahirkan anaknya tanpa didampingi oleh ayah kandung sang bayi. Sri melahirkan Endang setelah diperkosa oleh sekelompok laki-laki biadab. Meski ada  Santjoyo yang bersedia menikahinya, tetapi sikap jahatnya melebihi iblis.  Santjoyo bahkan tega memperkosa Endang, anak tirinya ketika mengandung Reysa. Nasib Endang ternyata tak berbeda dengan Sri.  Dia dinikahi oleh Mulyono, suami bayaran  yang ternyata juga bersifat busuk. Mulyono sejatinya  memiliki kelainan seksual,  yang selalu menjambak dan menampar Endang sebelum menggaulinya. Sebelum menikah dengan Endang,  Mulyono sudah mempunyai dua istri. Endang sebenarnya mengandung buah cintanya dengan  Edwin, teman satu SMA nya. Tetapi karena sifat jahat orang tua Edwin, Maryati dan Juragan Herman, Sri hanya diberi uang untuk membeli suami bayaran  buat Endang, guna menutupi aib mereka. Ketika  Endang  ingin bertemu Edwin, terdengar kabar bahwa Edwin telah meninggal dunia karena kecelakaan. Padahal sebetulnya tidak.
           Reysa  akhirnya melakukan petualangan cinta demi membalaskan dendam nenek dan ibunya. Ia  terjebak dalam kerangka berfikir yang salah tentang  dendamnya kepada laki-laki  selama bertahun-tahun. Reysa ingin membuat banyak lelaki  jatuh cinta dan tunduk di bawah kecantikan dan kehebatannya. Setelah para lelaki tunduk padanya, ia berniat akan meninggalkan mereka begitu saja. Reysa ingin para laki-laki itu ikut merasakan sakitnya perbuatan yang telah mereka lakukan kepadanya, kepada ibunya, juga neneknya. Dia ingin tahu, bagaimana rasanya membagi-bagi cinta, seperti para lelaki dulu memperlakukan nenek dan ibunya dahulu.
           Layaknya safir,  batu berharga yang terbuat dari aluminium oxide, Reysa memang memiliki banyak warna kelebihan yang memikat kaum laki-laki. Hidupnya sangat berkilau. Dengan wajah cantik,  pendidikan dan karier  yang cemerlang serta kehangatan luar biasa di atas ranjang, menjadikannya banyak dipuja oleh kaum adam. Selingkuhan Reysa yang pertama bernama Johan, selanjutnya Anthony, Kevin dan banyak lagi lelaki lain. Tetapi ketika dia bertemu dengan Suhardjono, yang sesungguhnya adalah Edwin, ayah kandungnya, cerita menjadi kian menarik dan menegangkan. Apalagi saat itu  Reysa sudah terjerumus dalam obat-obatan terlarang, minuman keras, kehidupan seksual yang menjijikkan,  dan kemunculan Kevin yang ingin meneror dengan rencana akan membeberkan segala rahasia dan ingin  membunuhnya, Reysa merasa tersungkur. Dia merasa berada dalam pusaran masalah yang rumit, yang tak mampu diselesaikan dengan cara apa pun.
        Dendam cinta ini berakhir dengan happy ending,  walau nyaris saja  Reysa  kehilangan suami, kedua anak dan ibunya. Reysa  terlahir kembali menjadi gadis yang mendapatkan nur Illahi  setelah dia terbangun dari kematian sandiwaranya.
        Sang pengarang, Faradina Izdhihary, mencoba membuka pemikiran kita bahwa harta, tahta dan cinta bukanlah segala-galanya. Karena bila salah menggunakannya, bukannya manfaat yang didapat, melainkan mudharat atau kerusakan yang akan dirasakan.
         Novel ini sangat unik. Di tengah-tengah membanjirnya novel bergaya Korea, atau bersetting luar negeri, novel ini berani menampilkan setting daerah Jawa Timur, Jawa Barat dan DKI  Jakarta. Dengan gaya penulisan  flash back,  didukung keahlian Faradina dalam menuliskan idiom-idiom  jawa yang sarat dengan pesan moral, menjadikan novel ini kian menarik. Lihat saja dalam sub judul-sub judulnya : Kere munggah bale, Anak polah bapa kepradah. Juga filosofi-filososfi jawa seperti Swarga nunut neraka katut  dan istilah Pangeran katon.  Tak hanya itu. Novel roman  ini juga menampilkan kisah percintaan tiga wanita dalam satu keturunan dan mampu menyajikannya secara apik.        
      Tak ada gading yang tak retak. Ada sedikit kekurangan pengarang  dalam menggambarkan setting cerita dalam novel ini.  Contoh, ketika Reysa  bertemu tak sengaja dengan Bram di kantor Dinas Perpajakan. Waktu itu diceritakan Bram sedang  mengantarkan ibunya membayar pajak kantornya. Sejak namanya berupa Kantor Inspeksi Pajak (KIP), Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan sekarang berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP Pratama) atau Madya, tidak pernah sekali pun  kantor pajak itu  menerima pembayaran pajak dari para Wajib Pajak (WP) nya . Kantor pajak hanya mengurusi masalah administrasi perpajakan, sedangkan pembayaran semua  jenis  pajak dilakukan di bank.  Kantor pajak juga belum pernah merubah nama  instansinya menjadi Dinas Perpajakan.
        Juga ada sedikit kesalahan dalam penulisan huruf, typo atau kata dalam penulisan novel ini. Yang paling sering adalah kesalahan dalam penulisan kata ganti milik. Seperti penulisan dan penempatan yang kurang tepat untuk  kata-kata   aku, dia, kamu, nya dan  mereka.  
        Akhir kata, novel roman Safir Cinta ini layak diapresiasi karena keunikan dan  pesan moral yang diangkat. Selamat menikmati kilauan warna biru, kuning, pink, ungu, orange atau hijaunya  kisah-kasih cinta anak manusia dari tiga generasi ini.     

*********

Jumat, 29 Juni 2012

HABIS PUSING, TERBITLAH BIDURAN

Ini  kisah tentang kakak perempuanku yang pertama, namanya Mbak Tuginah.  Aku dan kakak-kakakku yang lain biasa memanggilnya :  Mbak Tu. Sekarang  umurnya sekitar 45 tahunan. Kisah ini sudah terjadi beberapa tahun yang lalu. Mbak Tu  ini sering sekali  sakit kepala.  Kami nggak tahu, sakit kepalanya itu apakah karena kebanyakan masalah, atau karena pusing biasa, atau karena punya sakit tekanan darah tinggi. Dan yang lebih parahnya lagi, ketika kepalanya pusing, Mbak Tu ini gampang banget minum obat yang dijual di warung-warung. Mungkin karena praktis dan murah ya…

 Siang  itu, saat kepalanya pusing, Mbak Tu minum tablet penghilang sakit kepala. Sudah minum 2 butir tablet  tetap nggak mempan. Pusing di kepalanya tidak juga menghilang. Akhirnya, setelah beberapa jam, Mbak Tu menambahinya dengan minum puyer penghilang sakit kepala. Tetap nggak mempan juga. Karena jengkel, Mbak Tu akhirnya tidur.

Menjelang Maghrib, Mbak Tu bangun. Betapa kagetnya, aku dan saudara-saudaraku  yang lain saat melihatnya. Mukanya bengkak, seperti orang kena biduren.  Gatal dan perih, katanya. Untuk menghindari kejadian yang lebih buruk, saat itu Mbak Tu hanya minum air putih sebanyak-banyaknya. Siapa tahu obatnya cepat mengalir ke air seni. Kami pun berjanji, kalau sampai besok pagi belum ada perubahan, Mbak Tu akan kami bawa  ke Puskesmas.

Keesokan harinya, masih belum ada perubahan. Justru mukanya Mbak Tu malah tambah bentol-bentol dan gatal, akhirnya kutemani Mbak Tu ke Puskesmas terdekat. Di sana Mbak Tu diperksa. Kata Dokter yang memeriksa, tekanan darah Mbak Tu ternyata tinggi. Dan ada kemungkinan, Mbak Tu alergi/tidak cocok dengan tablet dan puyer penghilang sakit kepala yang kemarin diminumnya. Dari Pak Dokter pula  kami diberi tahu agar kami mulai mengatur pola makan. Umur sudah banyak, kita tidak boleh makan yang sembarangan lagi. Lebih baik banyak makan sayur dan buah, perbanyak pula minum air putih, minimal 8 gelas sehari. Karena Mbak Tu juga punya tekanan darah tinggi, tubuhnya juga gemuk,  akhirnya dia juga diberitahu pula makanan apa yang boleh dimakan dan makanan apa pula yang tidak boleh dimakan/harus dihindari. Makanan yang harus dihindari utamanya adalah daging-dagigan, makanan yang digoreng atau berkolesterol tinggi dan makanan yang asin atau mengandung MSG.  Dari Pak Dokter pula kami tahu, agar kita tidak boleh minum obat sembarangan. Lebih baik datang dan konsultash  saja ke Puskesmas atau dokter terdekat.

Sepulangnya dari Puskesmas, dan setelah minum obat yang diberikan oleh pak Dokter, kesehatan Mbak Tu berangsur-angsur membaik. Sakit kepalanya hilang, biduren nyapun sedikit demi sedikit juga kempes. Alhamdulillah…….     

Kini, Mbak Tu sudah jarang sakit. Kalaupun sakit mungkin cuma sakit flu atau masuk angin biasa.  Tubuhnya memang gemuk, tetapi gerakannya juga gesit. Pergi ke manapun, walau jalan kaki, dia tidak mengeluh capek. Sekarang dia sudah punya 4 anak dan 2 cucu lho.

Dari pengalamannya Mbak Tu waktu sakit itu pula, aku bisa mengambil hikmah : lebih baik kita menjaga kesehatan dengan banyak berolah raga dan  mengatur  pola makan kita, daripada mengobati. Juga saat kita sakit, jangan minum obat sembarangan. Bisa jadi, bukan kesembuhan yang kita dapat, justru penyakit yang lebih berbahaya malah bisa menghampiri kita. Waspadalah... waspadalah !!!!!!!

DAN…., BU DOKTER GIGIPUN KAGUM KEPADA RIFQI (lomba menulis blog # MomsGoBlogging)

  Jum ‘at malam kemarin, 15 Oktober 2010, anakku yang nomor 2, Rifqi Ainun Naufal (5 tahun)  rewel.  Dia bilang kalau giginya sakit. Waduh… penyakit langganan nih.  Saya sih sebetulnya mau-mau saja membawa Rifqi ke dokter gigi. Tapi saya trauma dengan sikap Rifqi  ketika  ke dokter gigi beberapa bulan yang lalu. Rifqi tidak mau membuka mulutnya, tidak mau diperiksa giginya oleh Bu Dokter. Alhasil pada sakit gigi kali inipun  saya bingung, dibawa ke dokter gigi atau tidak  ya enaknya ?
           Sabtu pagi itu saya masih bimbang, membawa  Rifqi ke  dokter gigi atau tidak.  Akhirnya sebelum saya berangkat untuk latihan yoga, dengan pelan-pelan saya bilang ke Rifqi, “ Qi, nanti siang kita ke dokter gigi ya ? Rifqi mau kaaan ?? Daripada Rifqi sakit dan rewel  lho…. Paling nanti giginya cuma dilihat sama Bu Dokter, Qi. Ayo, mau ya sayang ?? “
Tidak ada anggukan atau gelengan kepala dari Rifqi. Juga tidak ada jawaban ya atau tidak.
            Siangnya, setelah saya latihan yoga dan Rifqi pulang dari sekolah, kuantar Rifqi ke klinik gigi di RS Lavalette. Perasaan was was  masih menyelimutiku. Khawatir kalau Rifqi tidak mau diperiksa giginya.  Apalagi saat sedang antri, ada seorang anak yang sedang diperiksa giginya menangis keras sekali. Untuk  mengatasinya, kualihkan perhatian Rifqi,  kuajak dia menjauh dari ruang  praktek  dokter. Kebetulan di RS tersebut ada  taman yang asri. “Bu, Bu… aku mau lihat burung itu !” kata Rifqi sambil menunjuk tempat burung di taman itu. “Iya Qi, nanti kita lihat ke sana ya, tapi setelah Rifqi periksa gigi. “
          Alhamdulillah, pas masuk di ruangan dokter gigi, ditangani  oleh  Bu Dokter gigi yang masih muda dan cantik, yang sabar dan telaten, akhirnya Rifqi mau diperiksa giginya. Ternyata memang gigi Rifqi sudah banyak yang berlubang.  Ah leganya, akhirnya Rifqi ku sekarang telah menjadi seorang yang pemberani. Berani untuk diperiksa dan dirawat giginya. Masih terngiang pujian dari Bu Dokter gigi : “Ih, Mas Rifqi hebat ya… mau diperiksa giginya. Minggu depan ke sini lagi ya sayang … , untuk perawatan gigi“. 
Rifqi & aku, ibunya..

1000 kisah tentang Ibu : IBUKU, TIDAK INGIN ANAK-ANAKNYA MENJADI ANAK TIRI

Dulu, sewaktu aku masih kecil, dan sering diulang ketika aku sudah remaja, ibuku (Bu Asiyah) pernah bercerita, bahwa menjadi anak tiri itu sangat tidak enak. Sangat menderita sekali. Ini bukan sekedar cerita menakut-nakuti lho......Berdasarkan cerita beliau, Ibuku dulu sangat menderita sebagai anak tiri. Perlakuan ibu tiri yang kejam, perlakuan yang berbeda dengan anak kandung, ternyata bukan sekedar cerita saja.
Ibu memang benar-benar mengalaminya !!!! Untuk itulah, Ibu tidak mau anak-anaknya menjadi anak tiri. Bagaimanapun keadaannya, Ibu ingin, semua anaknya diasuh dan dilindunginya. Bahkan ketika ada kakakku yang akan diasuh oleh Pakdhe, Ibuku tidak mengijinkannya. Begitu juga kehidupan berumah tangganya dengan Bapak (Pak Salim). Sangat dijaga betul. Apapun masalahnya dengan Bapak, Ibu berusaha mempertahankan pernikahannya dengan bapakku. Bagaimanapun "nakalnya" Bapak, Ibuku selalu memaafkannya. Dan ternyata, hanya mautlah yang memisahkan kisah cinta Bapakku dengan Ibuku. Bapakku meninggal dunia pada tanggal 15 Maret 2008.
Ah Ibu, betapa mulia budi pekertimu. Dengan penghasilan Bapak sebagai PNS rendahan (Bapak pensiun dengan pangkat I D), dan dengan tanggungan 8 anak, Ibu berusaha sekuat tenaga membesarkan kami, putra putrinya. Ibu juga berusaha sekuat tenaga agar kami, putra putrinya bisa bersekolah semaksimal mungkin. Gali lubang tutup lubang, terjerat hutang ke rentenir (dengan bunga hutang yang sangat mencekik leher), menjual rumah untuk melunasi hutang, dilakukan Ibu untuk membesarkan kami, anak-anaknya. Tentang kisah menjual rumah ini, aku masih punya rasa sakit hati sampai sekarang. Bahkan masih ada keinginan kuat untuk bisa membeli rumah itu kembali. Ya, sebuah rumah, di Semarang. Rumah tempat kami dibesarkan beramai-ramai. Rumah yang di sekelilingnya ada pohon tebu, pohon jambu batu, jambu air, sirsak, dan tumbuhan lain. Sakit hatiku pada makelar yang menjual rumahkt. Bayangkan, dia bisa menjual rumaku pada tahun 1985 seharga 3,25 juta, e... sama Ibu dan Bapakku cuma dibayarkan 2,5 juta. Ah... namanya juga makelar. Ngambil untungnya banyak banget !!! Sejak dari menjual rumah itu, kami menjadi "kontraktor". Pengontrak dari rumah yang satu ke rumah yang lain. Kadang sampai malu aku pada teman-temanku, alamat rumah kok gonta-ganti terus. Tapi Ibuku tetap saja sabar dan bersahaja menjalani rumah tangga dengan selalu pindah rumah itu.
Rasa cinta ibu kepadaku sebagai anak bungsunya semakin terlihat ketika tahun 1994 aku memutuskan merantau ke Jakarta untuk sekolah kedinasan. Ah Ibu, aku tahu pasti, engkau pasti sangat berat untuk melepaskanku. Kulihat mata ibuku berkaca-kaca. Mungkin ibu tidak tega melepasku yang saat itu tidur saja masih dikeloninya (ah.. jadi malu ...). Tapi restunya tetap diberikannya untukku, untuk hidup jauh di Jakarta, juga restu untukku ketika aku menikah pada tanggal 16 Maret 2000. Biarpun aku sudah menikah dan punya anak, sampai kini, ibu juga masih menyediakan makanan coklat kesukaanku, seperti GERY CHOCOLATOS. Kalau sudah ada GERY CHOCOLATOS, bisa rebutan antara anak dan cucu-cucunya.
Kini, ketika 8 anaknya sudah mentas (berkeluarga) semua, kulihat rona kebahagiaan di wajah ibuku. Apalagi kalau pas ada acara keluarga dan semuanya bisa ngumpul. Wuih... ramenya. Oh ya, dari 8 anaknya, ibuku sekarang mempunyai 18 cucu dan 3 buyut lho... Buyut yang ketiga lahir pada tanggal 25 September 2010 kemarin. Di antara anak-anaknya, ada yang sudah berhasil menjadi guru SMA, PNS di Pemprov Jawa Tengah, PNS di Departemen Keuangan, jadi tukang, dan berbagai pekerjaan lainnya. Inilah hasil dari kerja keras ibu dan bapakku serta berkat penerapan prinsip ibuku yang tidak mau anak-anaknya menjadi anak tiri. Do 'akan kami juga selalu rukun ya....
Dan kini ketika usiaku menginjak 36 tahun , mudah-mudahan, aku juga bisa mengikuti jejak Ibuku, dapat mempertahankan mahligai pernikahanku yang sekarang “baru” menginjak usia ke-10. Mudah-mudahan aku juga bisa mengikuti dan menerapkan prinsip ibuku : "TIDAK INGIN ANAK-ANAKKU MENJADI ANAK TIRI. "
Di usiamu yang senja (68 tahun), ijinkan aku untuk membahagiakanmu, Ibu. Kalaupun engkau tidak bersedia ikut tinggal bersamaku di Malang (yang menurutmu sangat dingin, dibandingkan dengan kotamu kini, Semarang), aku bisa memakluminya. Hanya sebaris do 'a ini yang senantiasa kupanjatkan di setiap selesai sholatku, Ibu : Ya Allah, ampunilah dosa Ibu dan Bapakku. Sayangilah mereka, sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil. Amiiin....



Ibu & aku, anak bungsunya
keluarga kecilku

RAHASIA KULIT CANTIKKU


Menurutku, kulit yang cantik  itu kalau kulit kita tampak sehat, kenyal dan cerah.  Berikut ini  rahasia  kulit cantikku (perawatan dari  dalam/jiwa dan perawatan  dari luar ) :
1. aku  hanya melakukan segalanya secara sederhana dan penuh dengan rasa cinta. Karena aktivitas seberat apapun    kalau kita lakukan dengan rasa cinta, segalanya akan terasa ringan dan menyenangkan. Dan  hal ini  sangat berpengaruh terhadap kecantikan kulitku
2. Aku juga  selalu berusaha menjaga kesehatan kulitku  dengan sebaik-baiknya, yaitu dengan mengkonsumsi makanan sehat, minum air putih (selalu kuusahakan) minimal 8 gelas sehari,  latihan yoga, jalan kaki dan  menjaga kualitas tidurku.  Dan satu hal lagi yang juga tak kalah pentingnya : memberikan nutrisi terbaik bagi  kulitku, yaitu  dengan  menggunakan produk kosmetika yang aman untuk kulitku.
3. Berusaha menghindari  faktor-faktor perusak kulit, seperti lingkungan (polusi udara), gaya hidup yang kurang baik (merokok, minum-minuman beralkohol, stres) serta menghindari melakukan perawatan kulit yang salah. Perawatan kulit yang salah diantaranya adalah melakukan perawatan kulit demi mendapatkan kondisi kulit yang diinginkan secara instan. Dengan cara yang instan, maka kecantikan yang long lasting  tak akan pernah kita dapatkan. Alih-alih ingin cantik,  muka jadi tambah jerawatan, timbul flek hitam dan tak jarang pula menjadi infeksi.

         Menjadi tua itu pasti, tapi menua dengan kulit sehat dan tetap terlihat cantik alami, itu adalah pilihan. Dan  kini, diusiaku yang  ke-37 tahun ini , saat ini  dan sampai kapanpun, aku akan selalu berusaha untuk mendapatkan kulit yang cantik dan sehat. Kamu juga khaaan ??

RESEP SEMUR KELUARGAKU : SEMUR HATI AYAM TOMAT BANGO

Resep SEMUR HATI AYAM TOMAT BANGO  ini  adalah kombinasi resep masakan kesukaan suami, aku dan anak-anak. Karena suamiku senangnya masakan yang pedas, maka dalam semur ini kutambahkan sedikit cabe merah keriting. Sedangkan aku yang asli Semarang, Jawa Tengah, yang senang manis-manis, dalam resep semur ini kutambahkan KECAP BANGO yang sudah menjadi kecap andalan keluargaku sejak dulu. Dan agar anak-anak suka makan sayur, dalam semur ini juga kutambahkan KENTANG dan TOMAT. Jadilah semur favorit keluargaku ini kuberi nama : SEMUR HATI AYAM TOMAT BANGO.  Penasaran ingin mencobanya  kan ?  Berikut ini bahan-bahan yang dibutuhkan dan cara memasaknya :

Bahan :
  • 4  pasang hati ayam (kalau ada hati ayam kampung yaaa ?)
  • setengah batang daun bawang
  • 2  buah kentang
  • 1 buah tomat
  • 1/4  sendok teh pala bubuk
  • 1/4  sendok teh  merica bubuk
  • Garam  secukupnya
  • KECAP BANGO secukupnya
  • Minyak untuk menumis
  • 2 gelas air
Bumbu halus :
  • 3  buah cabe merah keriting
  • 2 siung bawang putih
  • 4 siung bawang merah
Sekarang ke dapur yuuk :
  1. Hati dan ampela ayam dibersihkan, beri perasan air jeruk nipis, diamkan  sebentar, lalu goreng kecoklatan.
  2. Tomat dicuci bersih dan dipotong 8 bagian, sisihkan
  3. Daun bawan dipotong kasar, sisihkan
  4. Kentang dikupas, potong 8 bagian, goreng kecoklatan

Cara Memasaknya  :
  •  Siapkan wajan,tumis bumbu halus, pala bubuk, merica bubuk dan potongan daun bawang  sampai harum, lalu masukan hati ayam dan kentang, lalu  tambahkan 2 gelas air
  • Masak hingga air menyusut, setelah itu tambahkan garam secukupnya. Terakhir masukkan potongan TOMAT dan KECAP BANGO, aduk merata.
  • Setelah itu angkat dan hidangkan dalam piring
  • SEMUR HATI AYAM TOMAT BANGO siap disantap bersama anggota keluarga
Tips :
- Jika ingin rasa asam dari tomat tidak terasa, jumlah KECAP BANGO nya lebih dibanyakkan.

Pesan : Selamat menikmati dengan nasi putih hangat, dan awas... KETAGIHAN tidak ditanggung !!!!!!




"Anak Nakal atau Banyak Akal"


Bundas, Pandas,Tantes,dll...pernahkah anda menghadapi anak yang seolah begitu menguras psikis kita,membuat kita kadang menangis bombay ingin menjewer atau bahkan mencakar tembok sangking ulahnya bukan buatan???
Aha!...tahukan anda jika anak anak hanya ingin menunjukan kretaifitas dan daya imaginasi mereka, hanya itu.
So...yukkk,kupas tuntas kisah kisah ajaib anak anak dalam buku ini agar kita tidak terjerumus menyebut anak sebagai:ANAK NAKAL




Simak tingkah polah anak-anak dari para penulis buku ini yang menggemaskan, hingga tak jarang membuat orang dewasa melabeli mereka "nakal." Meski sebenarnya anak-anak tidaklah nakal, melainkan sedang mengembangkan aktivitas otak mereka.

Judul naskah dan kontributor:

P3K Untuk Tanaman Ibu –Eni Martini
Demo Ala Krucil –Adheste
Malin Kundang Anak yang Sholeh –Yessi Anggraini
Ayamnya Minta Mandi –Siti Nurhasanah
Spons Itu Bernama Faiz –Rima Ria Lestari
Drama Malya –Vindy Putri
Pertengkaran Gula –Ari Kurnia
Syabil Oh Syabil --Dewi Yuliasari
Padang Salju dan Bedak Cantik –Nabila Anwar
Balada Ikan Hiu dan Pencukur Kumis –Aisyah Pratiyo
Mama Jangan Marah! –Nining Sumarni
Bun-Bun, Aku kan Sudah Besar –Aida M. Affandi
Putriku Aiko : Antara Love hingga Suami –Najmatul Jannah
Oh My God! –Sukimah Yono
Kau Tetap Kusayang –Nina Rahayu Nadea
Batita dan Bahasa Galaksi Andromeda –Skylashtar Maryam
Sang Maestro Cilik –Marita Fadhilah
Dunia Arya –Tri Wahyuni Rahmat
Bidadari-Bidadari Nakal –Sarah Amijaya
Aku Mau Bantu Bunda Milih Beras –Risahmawati Thalib
Mencari perhatian berakibat hilangnya barang –Rosi Meilani
11 Malaikat –Irni Fatma Satyawati
Cuma Ingin Dandanin Adik Kok…. –Ikha Ummu Nabilah
Anakku Kreatif –Anik Nueraeni
Tetap Tenang Saat Tamu Bertandang –Linda Nurhayati
“Like-Like Me….” –Kun Sri Budiasih
Tragedi Labu Kuning –Galuh Kencono Wulan
Saat Hanya Ada Abe dan Ibu di Rumah –Larin Tikafebriyanti
Huru-Hara Di Udara Bandara –Viana Akbari
Abang dan Kaca Pembesar --Marliyani
Celoteh Kembar –Irni Fatma Satyawati
Sidiq Ingin Jadi Perenang –Leyla Hana



penulis: Eni Martini, Leyla Hana Dkk
Penerbit: Elexmedia Komputindo
Harga: Rp.38.800

cari dan beli di Toko buku Gramedia atau pesan by inbox...cekidot

CATATAN HATI SEORANG ISTRI, CATATAN HATI YANG MENYADARKANKU



Saat cinta berpaling
Saat rumah tangga dalam prahara
Saat ujian demi ujian-Nya mengguncang jiwa
Kemana seorang istri harus mencari kekuatan,
agar hati terus bertasbih ?

Temukan kisah keterpurukan dan kebangkitanku ini hanya di antologi terbaru 'Asma Nadia Inspirasiku'.

Bagi yang berminat, dapatkan bukunya di Toko Buku Gramedia yaaa...


Di antologi ini juga memuat goresan 30 pemenang audisi, sbb :

1. ADE RAHAYU ~Asma Nadia Adalah Inspirasiku Setelah R.A. Kartini

2. ANISA WIDIYARTI ~Sosok yang Menginspirasi Hidupku

3. DANIEL HERMAWAN ~Berkarya dari Kesederhanaan

4. DESMAYENTI ~Ku Ingin yang Sempurna

5. DIAN ANDARI YUAN ~Indahnya Sebuah Kesabaran

6. DIAR ESTIWINENGKU ~Hidayah yang Tertunda

7. DINA FAUZIAH ~Ketika Aku Ingin Melepas Jilbab

8. DWI APRILYTANTI HANDAYANI ~Menembus Cakrawala Bersama Asma Nadia

9. DWI ISNAINI K.~Satu Asma Nadia untuk Dua Duniaku

10. EKA PURWANI ~Istana Kedua untuk Bapak

11. IRENA PUSPAWARDANI ~Hampir Separoh Umurku Ditemani Asma Nadia

12. JOKO SUSANTO ~2 Hati 1 Cinta Sejuta Warna

13. LEILA RIZKI NIWANDA ~Jangan Jadi Muslimah Biasa-Biasa Saja!

14. LINA DWI ASTUTI ~Asma Nadia, Inspirasiku Terus Berkarya

15. MIFTAHUL JANNAH ~Inilah Aku!!!

16. MILDAINI ~Ketika Cinta Tak Lagi Indah, Saatnya Menelusuri Jejak yang Terlupa

17. MIRA APRIANI ~Di Mataku, Suamiku Sempurna

18. MURTI YULIASTUTI ~Catatan Hati Mom…Wow !

19. RATIH INDAH LESTARI ~Surga Untuk Kita

20. RATNA CHRISNAWATI ~Bukan Sekedar Cinta Biasa

21. RESIRASARI DIAH RIZKYAPUTRI ~Berjanjilah!

22. RIAWANI ELYTA ~Cinta Pembuka Segala

23. RINATIN NYOTO ~Allah, Bersama-Mu Tak Ada Jalan Buntu

24. RISSA AULIAN ~Menjadi Istri Paling Bahagia

25. ROSINTAN HASIBUAN ~Pertemuan Tak Sengaja

26. SANUSI ~Cinta Laki-laki Biasa yang Luar Biasa

27. SUKIMAH ~Catatan Hati Seorang Istri, Catatan Hati yang Menyadarkanku

28. VITA SOPHIA DINI ~Asma Nadia: Idola, Inspirator, Motivator

29. WIDYA FITRI ~Mba Asma Bikin Aku Tambah Nekad

30. YULI MISGIYATI ~Guru Anakku Sekolah di PAUD



Promo ini gak dipungut biaya ^_^, thanks buat yang udah singgah, especially buat yang berkenan mesen ^_^

Rabu, 27 Juni 2012

KERAMAHTAMAHAN YANG MENGGUNCANG DUNIA

sumber : www.google.co.id
         Jujur, dulu saya hanya menganggap semua ini hanya teori, ketika guru Sekolah Dasar (SD)  saya bilang bahwa ciri khas penduduk Indonesia adalah ramah tamah. Saya dulu menganalogikan ramah tamah dengan basa basi. Pikiran masa kecil saya mengatakan  ramah tamah di Indonesia adalah  sekedar teori,  tanpa bukti nyata. Tak berpengaruh bagi kehidupan berbangsa dan bermasyarakat, apalagi sampai mengguncang dunia. Ternyata  saya keliru. Dalam kehidupan saya sehari-hari, begitu banyak  saya  menjumpai orang-orang yang menurut saya paling Indonesia, dengan ciri khas ramah tamahnya. Inilah sebagian dari mereka  : 










.      1). Pesona keramahtamahan  penduduk Indonesia


             Mata saya  masih takjub membaca berita tentang  artis cantik  Dian Sastrowardoyo yang akan datang mewakili Indonesia dan Asia Tenggara ke Cannes Film Festival 2012,  saat teman-teman kantor asyik bercerita tentang kejadian hari itu. Tanpa sengaja telinga ini  menguping pembicaraan mereka.  
    " Wuiih, Bu Nanik hebat ya... Orang yang kemarin marah-marah  di ruangan ini langsung bertekuk lutut. Mereka  mau membayar semua tunggakannya lhoo..,  " kata Mbak Asih dengan penuh semangat. Ada decak  kekaguman dalam nada suaranya.
    " Bu Nanik gitu lhooo.. Senyum sedikit, langsung deh bisa mencairkan segalanya,"  Mbak Rumi ikut menimpali.
Sementara Bu Nanik, yang dipuji-puji dan dijadikan bahan pembicaraan, hanya tersenyum simpul.
       Bu Nanik adalah teman seruangan  yang tempat duduknya tepat  berada di sebelah kanan saya. Sudah hampir lima tahun kami bekerja dalam satu seksi atau bagian.  Berkaca mata, berkulit hitam manis, ramah dan murah senyum.
      Setiap ada masalah, apa pun jenisnya, selalu dihadapi Bu Nanik  dengan sabar dan selalu tersenyum. Tak pernah emosional  dan tak mudah tersulut amarah. Saat semua temannya ribut dengan beban kerja yang semakin bertambah, dia tetap tersenyum  dan menjalankan tugasnya dengan penuh keramahtamahan. 
saya dan Bu Nanik (berkaca mata) saat menghadiri resepsi pernikahan 

      Semua klien yang keras kepala dan  mudah marah, langsung patuh dan menyelesaikan semua kewajibannya, setelah  ditangani oleh Bu Nanik. Dan semua kerja kerasnya membuahkan hasil, ketika dia dinyatakan sebagai pegawai favorit di kantor kami. 
      Di ruangan kerja kami ada telepon kantor. Siapa pun klien atau orang yang akan menemui kami, harus telepon dulu. Biasanya sih kami ditelpon atau dipanggil  Satpam kantor agar turun ke ruang konsultasi untuk menemui klien. Tak terhitung berapa banyak bunyi krang kring " memanggil"  kami. Kadang saya, Mbak Rumi  atau  teman yang lain malas mengangkat gagang telepon. Ujung-ujungnya, Bu Nanik lah yang mengalah untuk mengangkat telepon. Selalu dan selalu.. Sudah tak terhitung jari pula berapa kali Bu Nanik menemui klien, yang sebetulnya klien tersebut ingin bertemu dengan saya  atau Mbak Rumi. Biasanya hal tersebut terjadi kalau saya dan Mbak Rumi sedang di luar ruangan karena  ada suatu keperluan yang perlu diselesaikan segera. 
       Bu Nanik juga sangat ramah dan baik hati  dengan menawarkan mobilnya untuk kami nunuti kemana saja. Mau makan siang, visit atau kunjungan kerja ke klien, dan berbagai keperluan lainnya. Begitu pun saat pulsa hand phone (HP) kami habis. Bu Nanik dengan senang hati meminjamkan HP nya untuk kami gunakan. Sering saya menolak bantuannya.
      " Nggak usah Bu, nanti pulsa Ibu habis lhoo... "
      " Nggak apa-apa, Mbak. Pakai saja. Saya masih punya fasilitas Talk Mania (TM)nya Simpati  kok. Sayang kalau nggak dihabiskan. Kalau telepon pakai TM kan bisa hemat, Mbak. "
       Dan dengan sangat terpaksa (padahal senang), saya terima  uluran tangan dari Bu Nanik.   

                                                 ***                                           
         Saya merasa sangat sedih ketika kami sedang berselisih paham. Rasanya tak nyaman sekali. Tidak saling bertegur sapa, atau saling cerita. Untung saja Bu Nanik juga bukan orang yang pendendam. Marahnya sama saya paling cuma mampu bertahan sehari. Setelahnya ? Langsung akrab lagi.

dari kanan ke kiri : Tina, Bu Nanik, Mbak Aries, Mbak Ria, saya, Pak Wito, Mbak Rumi

        Keramahtamahan dalam perkataan menciptakan keyakinan,           keramahtamahan dalam pemikiran menciptakan kedamaian,  keramahtamahan dalam memberi menciptakan kasih.   ( Lao Tse )

                                                      ****

       Sikap ramah tamah juga kembali saya temui ketika menghadiri pertemuan suatu komunitas. Awalnya saya sempat  deg-degan, takut nggak bisa ngomong atau berbaur dengan teman-teman yang lain. Karena saya termasuk orang baru dalam komunitas tersebut dan belum punya karya apa-apa. Ternyata dugaan saya  salah. 
       Dari awal berangkat, entah sengaja atau tidak (yang jelas sudah diatur oleh Allah SWT), saya  dipertemukan dengan orang-orang yang sangat ramah tamah. Dari Malang menuju Surabaya, tempat pertemuan diadakan, saya berangkat bareng dengan Mbak Dewi Mora Rizkiana. Untung saja kami sudah pernah betemu sebelumnya. Jadi pembicaraan kami langsung nyambung.  Kepala Sekolah sebuah Taman Kanak-kanak (TK) ini ternyata juga tak pelit membagi ilmunya. Ilmu apa saja. Ilmu mendidik anak, menulis dan mendongeng. 
       Sesampainya di Surabaya, kami dijemput oleh Bu Afin dan  suaminya yang juga  ramah tamah. Waktu itu karena kami akan dijemput agak siangan di terminal Surabaya dan bingung mau ngapain, akhirnya kami bermaksud untuk berangkat sendiri ke tempat acara. Ternyata oleh mereka, kami tak diijinkan. Alasannya karena mereka takut nanti kami kesasar dan tidak sampai tujuan. Maklumlah, Surabaya merupakan knta yang padat dengan tingkat kemacetan dan cuaca panas yang sangat tinggi.
       Padahal tahu tidak, kami akan bareng dengan keluarga Bu Afin itu gratis lhoo..  Tak membayar sepersen pun. Nyatanya kami diperlakukan seperti  ratu, tak boleh pergi sebelum mereka dan mobilnya datang menjemput. Duuh. senangnya berteman dengan mereka.
       Ketika mobil dan keluarga Bu Afin datang, kembali saya dipertemukan dengan Mbak Dian Kristiani, yang super duper ramah. Setelah berkenalan sebentar  di dalam mobil, dia langsung menanyai saya  macam-macam. Saya asli mana, suami dari mana, punya anak berapa dan bekerja di mana. 
      Setelah saya jawab, obrolan berlangsung seperti jalan tol : sangat lancarr.. Kebanyakan tentang masalah Mbak Dian, yang kebetulan berhubungan dengan pekerjaan saya sehari-hari. Dari obrolan yang singkat itu, saya  sudah merasa diuwongke, dianggap dan dihargai.

dari kanan ke kiri : saya, Mbak Dian, dan Mbak Dewi Mora

      
      Ketika sampai di tempat acara, barulah saya tahu, siapa Mbak Dian ini sebenarnya. Dia dielu-elukan oleh siapa saja yang hadir saat itu, karena ternyata Mbak Dian  sudah punya banyak karya. Semua fans atau penggemarnya dia layani dengan sangat ramah. Tak ada perkecualian.
      Karena sambutan terhadap Mbak Dian begitu meriah, barulah saya yang merasa belum punya satu karya pun langsung menyingkir dari sampingnya. Di sudut ruangan, ada perasaan iri dan semangat yang berkobar-kobar. Iri karena belum mampu menorehkan prestasi, dan timbul semangat untuk membuat karya sebagus punya Mbak Dian.
      Di kemudian hari saya tahu dari diskusi komunitas tersebut, ternyata karya Mbak Dian akan diterbitkan oleh negara tetangga kita, Malaysia. Itu pun cuma ditanggapi Mbak Dian dengan tertawa dan gaya gokilnya yang khas.
                                    
                                                ***  
                                          

  2). Keramahtamahan  pengguncang dunia
   
          Kembali ke berita tentang artis cantik Dian Sastrowardoyo. Siapa pun tahu, dia sangat Indonesia sekali. Cantik, sudah pasti. Juga ramah tamah dan murah senyum. Tak judes dan tak pelit berbagi informasi ketika diwawancarai wartawan.  Pemilik paras ayu ini mampu mengguncang dunia karena lewat film Pasir Berbisik,  dia dianugerahi pemeran wanita terbaik pada Festival Film Internasional Singapura (2002) dan Festival Film Asia di Deauville, Perancis (2002).

sumber foto : http://fashionesedaily.com

          Prestasinya yang terkini yaitu  mewakili Indonesia dan  Asia Tenggara untuk pertama kalinya dalam sejarah di Cannes Film Festival 2012. Semua itu karena dia ramah tamah. 
          Di jagad dunia hiburan atau keartisan, sikap ramah tamah itu amat diperlukan. Bagaimana murkanya wartawan ketika sang artis hanya menjawab pertanyaan mereka dengan jawaban " No comment"  dan langsung ngeloyor pergi. Apalagi kalau ada artis yang berseteru dengan lawan mainnya di sebuah film, atau aktor yang memukul para pemburu berita. Komentar negatif langsung tertuju kepada artis aktor yang tidak ramah tamah tersebut.
          Berbeda dengan Dian Sastro, tak ada gosip miring atau berita jelek tentangnya. Itulah sebabnya mengapa walau sudah berumah tangga dan berputra satu, Dian Sastro masih sering kebanjiran job. Salah satu kunci suksesnya : sikap ramah tamahnya kepada siapa saja.

      
Keramahtamahan adalah  aset  terbesar  bangsa Indonesia
                             
     
       Public figure yang mengguncang dunia dengan prestasi dan mempunyai sifat ramah tamah lainnya adalah atlet bulutangkis kita,  Susi Susanti.  Kita semua tahu, Susi Susanti kalau sedang bermain bulutangkis selalu rendah hati, murah senyum dan tak emosional. Dia selalu menempatkan  bola-bolanya dengan telaten dan cekatan. Bahagianya bangsa Indonesia ketika pada tahun 1992  Susi Susanti  berhasil menjadi juara tunggal putri cabang bulutangkis di Olimpiade Barcelona, 1992. 

sumber :  http://www.indonesiaberprestasi.web.id/?p=2480

       Susi  Susanti juga pernah menjadi peraih emas pertama bagi Indonesia di ajang Olimpiade. Uniknya, Alan Budikusuma yang merupakan pacarnya ketika itu, turut menjadi juara di tunggal putra. Mereka berhasil mengawinkan gelar juara tunggal putra dan putri bulutangkis pada Olimpiade Barcelona. Media asing menjuluki mereka sebagai “Pengantin Olimpiade”, sebuah julukan yang terjadi menjadi kenyataan di kemudian hari.
Susi kembali berhasil meraih medali, kali ini medali perunggu pada Olimpiade 1996 di Atlanta, Amerika Serikat. Selain itu, Susi turut serta menorehkan prestasi dengan merebut Piala Uber tahun 1994 dan 1996 bersama tim Uber Indonesia, gelar yang telah lama lepas dari genggaman srikandi-srikandi kita. 
       Untuk  seorang atlet, sikap sportif dan ramah tamah adalah sikap yang musti dijunjung tinggi. Kita sering melihat dan mendengar, bagaimana seorang atlet dihukum dengan kartu kuning, kartu merah, diskors tidak boleh main lagi, atau didenda jutaan rupiah, hanya karena mereka tidak ramah dan saling berseteru dengan lawan tandingnya.
      Susi Susanti, berhasil mengukir prestasi dengan sikap ramah tamahnya. Seluruh dunia tertawan hatinya dengan senyum manisnya. Dan Indonesia pun bangga memiliki atlet seperti dia. Mendunia, tapi selalu membumi, karena mempunyai sifat yang  paling Indonesia, ramah tamah. 
          
                                                           ***
 
      Itulah Dian Sastrowardoyo dan Susi Susanti, contoh public figure yang  prestasi dan keramahtamahannya berhasil mengguncang dunia.  Di kehidupan sekitar saya ada pula Bu Nanik, Mbak Dewi Mora, Bu Afin dan Mbak Dian, orang yang keramahtamahannya juga telah menawan hati saya. Bukti nyata  bahwa ramah tamah memang sudah menjadi ciri khas penduduk Indonesia. Dan dunia sudah mengakuinya. Mereka semua  Muda, Beda dan Paling Indonesia. Lalu kapan  giliran kita  akan  mengguncang dunia ? Hanya kita yang bisa menjawabnya, dengan  sikap ramah tamah dan karya nyata kita.

                                   
                                                                     *********

   
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog Paling Indonesia, yang diselenggarakan oleh Anginmamiri.org dan Telkomsel.