Saya tak menyadari bahwa tangisan rewel Daffa setiap malam dan tak merespon saat dikudang atau diajak bicara adalah ciri-ciri sebagian penderita autis. Pun selalu muntah ketika diberi susu formula.Setelah Daffa bisa berjalan pada usia 2 tahun 9 bulan, barulah saya mulai memikirkan masalah keterlambatan bicara dan perkembangan sosialisasinya.Untuk mengejar itu semua saya masukkan Daffa di sebuah Play Group.
Tentang sekolahnya, mungkin saya lah orang tua murid yang sering memindahkan sekolah anaknya.Sebenarnya ini bukan keinginan saya.Pihak sekolah atau keadaanlah yang menuntut saya untuk melakukan hal tersebut. Saat Daffa berumur 5 tahun dan baru beberapa bulan sekolah di sebuah TK,Daffa langsung diminta pindah ke sekolah lain. Alasan Kepala Sekolahnya adalah karena saat proses belajar mengajar Daffa tidak bisa mengikuti pelajaran. Daffa juga sering ke luar kelas untuk bermain ayunan.
Saat mengeluarkan Daffa, oleh Kepala Sekolahnya saya diberi rekomendasi nama dan alamat sekolah khusus yang bisa menerima Daffa sebagai muridnya. Awalnya timbul rasa denial atau penolakan di dalam hati saat mendengar istilah sekolah khusus tersebut.Dalam benak saya sekolah khusus = Sekolah Luar Biasa (SLB). Bukankah SLB merupakan sekolah anak-anak yang cacat ?
Di saat itulah saya mulai rajin browsing artikel atau pengetahuan di internet. Segala tulisan yang berbau autis saya baca semua. Dan kesadaran saya tumbuh ketika membaca artikel di website ayahbunda di link http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/jika.anak.autis.terimalah/001/001/1167/1/autis/Pra+Konsepsi/01/5 yang berjudul JIKA ANAK AUTIS,TERIMALAH.
Dari artikel tersebut saya sadar bahwa rasa sedih dan penolakan terhadap anak autis harus segera dihilangkan. Hal yang paling krusial adalah segera memberikan penanganan yang terbaik untuknya.Setelah hati dan pikiran bisa menerima keadaan Daffa, saya buka kembali catatan alamat sekolah khusus yang dulu pernah saya terima.Namanya TK Harapan Bunda (sekarang sudah tutup). Sebetulnya letaknya lumayan jauh dari rumah. Tapi di lingkungan saya, dialah sekolah khusus autis yang dekat dengan rumah. Karena saat itu sekolah khusus memang jarang atau sedikit sekali. Kalaupun ada, letaknya sangat jauh dan mahal sekali. Pikir saya tak ada salahnya mencoba dulu dan mengenal lebih dekat TK ini.
Usai ngobrol dan mengemukakan tujuan kedatangan saya, saat itu Daffa dimasukkan dalam daftar tunggu dulu, karena kelas yang ada sudah penuh. Kalau sudah ada kelas dan guru yang kosong, Daffa bisa segera mengikuti kelas observasi dan mengikuti kelas reguler. Dan ternyata memang sekolah khusus autis inilah yang cocok untuk pendidikan Daffa. Sejak sekolah di TK Harapan Bunda, perkembangan Daffa menunjukkan banyak kemajuan.Daffa mulai bisa berbicara, berhitung dan mengenal kata-kata dasar.
Kini menginjak usianya yang ke-11 tahun,saya sudah bisa menikmati anugerah berupa anak khusus ini.Ketika saya datang mengambil hasil belajarnya di SLB River Kids, sekolahnya yang sekarang, komentar ibu gurunya cuma satu : Daffa sangat unggul dalam hafalan. Tak ada yang bisa mengalahkan Daffa dengan kelebihannya yang satu ini. Semua lagu campur sari juga dihafalinya. Daffa juga paling tahu kapan saya di rumah atau mau pergi. Lho, darimana tahunya ? Saat dia melihat baju apa yang saya bawa sebelum masuk kamar mandi, saat itulah dia tahu saya akan ke mana setelah itu. Dan jangan coba-coba pakai baju yang bagus, kalau saya akan di rumah saja.Pasti Daffa akan rewel dan minta ikut pergi.Karena baju bagus identik dengan pergi keluar rumah. Tapi kalau yang saya bawa adalah daster, Daffa akan cuek saja, karena itu tandanya saya akan di rumah menungguinya sepanjang hari. Ha ha ha ha ha ha Lucu ya ??
Atas semua kemajuan Daffa itu, saya sangat berterima kasih dan tak bisa melupakan jasa website ayahbunda yang sangat mencerahkan itu.Dan sampai kapan pun saya akan terus belajar bersama Daffa dan ayahbunda.
**************
Tulisan ini diikutkan dalam kompetisi blog AB35