Jum ‘at malam kemarin, 15 Oktober 2010, anakku yang nomor 2, Rifqi
Ainun Naufal (5 tahun) rewel. Dia bilang kalau giginya sakit. Waduh…
penyakit langganan nih. Saya sih sebetulnya mau-mau saja membawa Rifqi
ke dokter gigi. Tapi saya trauma dengan sikap Rifqi ketika ke dokter
gigi beberapa bulan yang lalu. Rifqi tidak mau membuka mulutnya, tidak
mau diperiksa giginya oleh Bu Dokter. Alhasil pada sakit gigi kali
inipun saya bingung, dibawa ke dokter gigi atau tidak ya enaknya ?
Sabtu pagi itu saya masih bimbang, membawa Rifqi ke dokter gigi atau
tidak. Akhirnya sebelum saya berangkat untuk latihan yoga, dengan
pelan-pelan saya bilang ke Rifqi, “ Qi, nanti siang kita ke dokter gigi
ya ? Rifqi mau kaaan ?? Daripada Rifqi sakit dan rewel lho…. Paling
nanti giginya cuma dilihat sama Bu Dokter, Qi. Ayo, mau ya sayang ?? “
Tidak ada anggukan atau gelengan kepala dari Rifqi. Juga tidak ada jawaban ya atau tidak.
Siangnya, setelah saya latihan yoga dan Rifqi pulang dari sekolah,
kuantar Rifqi ke klinik gigi di RS Lavalette. Perasaan was was masih
menyelimutiku. Khawatir kalau Rifqi tidak mau diperiksa giginya.
Apalagi saat sedang antri, ada seorang anak yang sedang diperiksa
giginya menangis keras sekali. Untuk mengatasinya, kualihkan perhatian
Rifqi, kuajak dia menjauh dari ruang praktek dokter. Kebetulan di RS
tersebut ada taman yang asri. “Bu, Bu… aku mau lihat burung itu !” kata
Rifqi sambil menunjuk tempat burung di taman itu. “Iya Qi, nanti kita
lihat ke sana ya, tapi setelah Rifqi periksa gigi. “
Alhamdulillah, pas masuk di ruangan dokter gigi, ditangani oleh Bu
Dokter gigi yang masih muda dan cantik, yang sabar dan telaten, akhirnya
Rifqi mau diperiksa giginya. Ternyata memang gigi Rifqi sudah banyak
yang berlubang. Ah leganya, akhirnya Rifqi ku sekarang telah menjadi
seorang yang pemberani. Berani untuk diperiksa dan dirawat giginya.
Masih terngiang pujian dari Bu Dokter gigi : “Ih, Mas Rifqi hebat ya…
mau diperiksa giginya. Minggu depan ke sini lagi ya sayang … , untuk
perawatan gigi“.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar