14 September 2011 kemarin, Rifqi Ainun Naufal, putraku yang kedua
genap berusia enam tahun. Semakin ceriwis dan kritis, itu sudah pasti.
Banyak bertanya dan memerlukan jawaban yang tepat dan cepat, itu juga
jadi kebiasaan Rifqi akhir-akhir ini. Dari pertanyaan yang biasa, luar
biasa, hingga pertanyaan yang kadang kami bingung untuk menjelaskannya.
Seperti
pertanyaan yang dilontarkan Rifqi beberapa bulan yang lalu, saat
kami-aku, bapaknya, Daffa dan Rifqi- sedang tidur-tiduran di
kasur/tempat tidur.
"Bu, Ibu punya susu/payudara, Bapak kok enggak sih ? Punya Bapak kecil," tanya Rifqi dengan tertawa.
Aku dan suami berpandangan sesaat. Sebetulnya ini pertanyaan yang agak tabu dan saru,
tapi sebagai orang tua kami harus menjelaskan setiap pertanyaan yang
diajukan oleh anak-anak kami. Maka akupun berusaha menjelaskannya.
"
Qi, Ibu kan perempuan, Ibu yang mengandung dan melahirkan Rifqi. Nah,
untuk menyusui Mas Daffa dan Rifqi, ya Ibu harus punya susu/penthil, biar ada ASI (Air Susu Ibu) nya. Kalo Bapak khan cowok, jadi Bapak ya nggak punya payudara. Besok Rifqi kalau sudah besar ya akan seperti Bapak. "
Untuk memuaskan rasa ingin tahunya, tanpa malu-malu Rifqi langsung melihat dada saya dan bapaknya.
Gimana Qi, sudah puas rasa ingin tahumu ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar