Senin, 25 Juni 2012

KALAU NYAPU YANG BERSIH, BIAR SUAMIMU NGGAK BREWOKAN !

Tentang kebersihan, ibuku jagonya! Setiap subuh kulihat ibu sudah duduk di depan kamar mandi sambil mencuci baju kami, anak-anaknya. Tanpa seorang pembantu, dengan delapan orang anak, rumah kami selalu bersih. Setelah sholat subuh, sambil sarapan biasanya kami ngobrol dengan ibu. Saat itulah ibu sering menjelaskan bagaimana cara mencuci baju agar bersih : direndam dulu, dikucek bagian yang kotor, disikat dan dijemur. Pesan itu sekarang sering kuterapkan saat aku mencuci baju keluargaku.
Bagi kami, hari Minggu adalah hari bersih-bersih. Setiap anak mendapat jatah tugas masing-masing. Tanpa diperinci dan dikomando, biasanya kami sudah tahu apa yang harus kami lakukan. Ada yang bertugas membersihkan kaca, menyapu dan mengepel. Sambil menyetel lagu dari tape dengan suara yang keras, rumah kami jadi rame setiap minggunya.
Beranjak besar, kami masing-masing mendapat jatah tugas membersihkan rumah. Sebagai anak bungsu, tugasku sangat ringan : menyapu lantai. Sore hari adalah waktuku untuk menyapu lantai. Jujur, sebenarnya aku paling malas menyapu. Sambil pura-pura lupa,tidurku kubuat lama, biasanya kakakku atau ibuku yang sering mengingatkan aku untuk segera menyapu. Namanya juga malas, biasanya aku menyapunya asal-asalan saja. Kalau sudah begitu, kakakku langsung protes, dia yang menunjukkan tempat-tempat tersembunyi yang belum kusapu.
Ibu biasanya hanya tersenyum melihat caraku menyapu. “Anak perempuan itu kalau menyapu harus bersih, agar suamimu nanti tidak brewokan, “ begitu pesan ibu kepadaku. Dan biasanya ada saja jawabanku, “Ya nanti kalau cari calon suami jangan yang berewokan dong, Bu ! “
Kini setelah aku berkeluarga dan mempunyai rumah sendiri, baru aku menyadari, betapa dalam pesan ibuku tentang kebersihan rumah. Saat menyapu lantai rumah, kuusahakan untuk membersihkan semua kotoran, sampai ke tempat-tempat yang tersembunyi (bahasa jawanya : nylempit-nylempit).
Terima kasih, Ibu. Engkau telah memberi contoh dan teladan yang terbaik untukku dalam membersihkan rumah. Semoga aku bisa menjadi sepertimu : sabar, telaten, lemah lembut, dan langsung memberi contoh nyata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar