Senin, 25 Juni 2012

PENGANTIN BARU, SANDAL JEPIT PUN BARU

Sehabis melakukan akad nikah dan syukuran kecil-kecilan di kota Semarang pada tanggal 16 Maret 2001, sore harinya  aku dan suami berencana untuk refreshing ke sebuah hotel di kota kami. Pertimbangannya, karena di rumah banyak saudara,  peralatan dekorasi dan alat masak memasak, maka lebih baik kalau kami  "mengasingkan diri" sejenak.  Dengan diantar oleh kakak ipar, kami berboncengan sepeda motor (BERTIGA)  menuju ke pertigaan jalan, kemudian  ganti angkutan kota untuk menuju ke hotel.

Keputusan kami untuk menginap di hotel ternyata tepat. Malam harinya ternyata kota Semarang diguyur hujan lebat. Kamar dan rumah bocor, sebagian peralatan dekorasi dan alat memasak hilang. Entah hanyut terbawa air, atau ketlingsut. Cerita tersebut baru kami  ketahui setelah kami pulang dari hotel. Aku dan suami prihatin, sedih dan sekaligus geli.

Eh... kok bisa ikut geli  siih ? Padahal sebelum sampai di rumah, aku dan suamiku juga mengalami peristiwa yang lucu dan sedikit "memalukan " lhooo... Ceritanya, waktu pulang dari hotel untuk menuju ke rumah kami  naik ojek berbocengan (BERTIGA LAGI). Entah karena sandal jepit suamiku yang sudah butut, atau tubuhnya yang jangkung hingga kakinya menginjak tanah,  dan menyebabkan sandal jepit yang dipakai suamiku saat itu putus. Bayangkan, saat sandalnya putus, rumah kami masih jauh lhoo... Alhasil, di sepanjang perjalanan kami bingung mencari toko yang menjual  sandal sesuai ukuran  untuk suamiku, yang ukurannya tidak lazim, sangat besar. Dan sandal itu baru kami temukan di toko dekat rumah kami. Sempat  kudengar bisik-bisik dari ibu-ibu  tetanggaku, "Ih, pengantin baru,  sandalnya kok bisa putus ya ?" Duuuh.. malunya.. Pengantin baru, sandal jepit  pun baru !!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar