Ini cerita tentang anak bungsuku, Rifqi, yang tahun ini berumur enam
tahun. Siang hari, sehabis pulang sekolah, dia jarang sekali tidur
siang. Nonton TV dan bermain dengan teman-temannya itulah kegiatan
rutinnya. Kalau ada cat tembok di sampingnya, dia senang sekali
memainkan kuas, dan dalam sekejap saja tembok rumah kami sudah berubah
warna dengan cat yang warna-warni. Entah padanan warnanya cocok atau
tidak, Rifqi tak begitu menghiraukannya. Dan aku sebagai orang tuanya
juga tak pernah melarang kegiatannya itu. Karena menurutku, dalam
kegiatan mengecat itu, dia juga sedang belajar tentang warna, gerakan
tangannya juga bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan motorik halus
dan kasarnya.
Kalau sudah main cat, Rifqi bisa lupa waktu.
Makan (disuapi) sambil ngecat, begitu juga minum air putih atau minum
susu. Kegiatan mandi pun bisa dia lakukan dengan sangat cepat, habis
itu ngecat lagi. Ketika rasa kantuk datang menyerang, e.... tunggu dulu
anak ganteng. Tangannya dicuci pakai sabun sampai bersih, setelah
itu... baru boleh tidur. Kalau tangannya belum bersih, nggak boleh tidur
dulu !!!
Kadang Rifqi memberontak dengan aturan tersebut. "Untuk apa sih Bu, aku harus cuci tangan segala ? "
Nah,
saat bermain di tanah dan melihat cacing kecil, itulah kesempatanku
untuk memberinya penjelasan, " Itu lho, Qi, kalau kamu tidak cuci
tangan. Telur cacing, atau cacing-cacing yang kecil akan masuk di
kukunya Rifqi. Nanti kalau Rifqi maem, telur dan cacingnya bisa masuk ke perut Rifqi lho.. Rifqi mau cacingan ? "
Tentu
saja Rifqi langsung menggelengkan kepalanya. Makanya, sehabis bermain,
sebelum makan dan sebelum tidur, cuci tangan dulu yuuuk !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar