Minggu, 10 Juni 2012

BCA, PENOLONGKU SAAT BERTRANSAKSI TENGAH MALAM


oleh : Sukimah


        
1.      Kekaguman masa  belia

           Jujur, kekaguman saya terhadap produk perbankan Bank Central Asia (BCA) sudah tertanam sedari kecil. 


dari depan kiri : aku,  mas Slamet, mas Agus dan mas Muryo


         Walau bentuknya masih  sangat sederhana dan tradisional,   ketika masih imut (cie..) saya simpan uang  saya di " tabungan BCA imajiner"  yang berbentuk lubang batako dinding kamar mandi rumah saya yang terletak di Perumnas Banyumanik, Semarang. Setiap mendapat upah atau susuk  (kembalian) dari berbelanja di warung dekat rumah atau  pasar, uangnya saya simpan di batako tersebut. Kapan pun saya butuh, saya langsung ambil saja uang tersebut. Mudah kan ? Tetapi ada juga kekurangannya : tidak aman.       
         Ketika
umur saya  sepuluh tahunan, saya bercita-cita untuk menyimpan uang saya di bank BCA,  yang kantornya sangat megah dan terkenal itu. Disamping juga bangunan  ATM nya yang tersebar di mana-mana. Menginjak bangku  SMP,  sekitar tahun 1988,  ada perasaan bangga yang membuncah ketika bus kota yang saya tumpangi melewati bank BCA yang terletak di  Jl. Pemuda Semarang.  Wuiih.. gagah nian, gedungnya ! 

Gedung BCA di Jl. Pemuda,  Semarang


          Sejak saat  itu niat saya untuk membuka tabungan di bank yang memberikan informasai perbankan terlengkapnya di  www.bca.co.id  itu sudah tak terbendung lagi.
         Selepas SMEA, di sela-sela kesibukan saya mencari pekerjaan yang tak kunjung dapat, saya langkahkan kaki ke lantai dasar bank BCA untuk membuka tabungan. Tetapi nyali saya langsung ciut, ketika  tahu  ternyata persyaratannya lumayan sulit, untuk saya yang saat itu masih berstatus pengacara (pengangguran banyak acara. Hi hi hi hi).  Dengan setoran awal untuk membuka  rekening tabungan yang cukup besar, akhirnya niat untuk mempunyai buku tabungan dan kartu ATM  di bank  tersebut  saya  tunda. Entah sampai berapa lama. Saya kubur dalam-dalam rencana saya untuk memiliki buku tabungan BCA.


2. Gething nyandhing
           Walau rencana untuk memiliki tabungan BCA mulai redup, tetapi kemudahan transaksi perbankan  BCA  mulai saya rasakan saat saya akan menikah pada tahun 2000. Lewat calon suami saya, Mas Yono,  saya dibuat terkesima oleh BCA. Calon suami  adalah teman kuliah saya sendiri. Dia asli  Blora, sedangkan saya dari Semarang. Waktu merencanakan pernikahan tersebut, kami terhalang jarak. Saat itu saya sedang melanjutkan kuliah  di  Tangerang, sedangkan keluarga besar saya ada di Semarang, sementara  calon suami berdinas di Malang. Hal tersebut  mengharuskan saya  untuk mengurus sendiri segala persiapan pernikahan. Semua surat, undangan, seserahan dan segala pernak-pernik pernikahan,  saya yang menghandle dan membelinya sendiri, dengan ditemani kakak perempuan saya, Mbak Rumisih. Pokoknya suami tinggal menyerahkan kartu ATM BCA nya dan tahu beresnya saja. 
         Dan kartu debit BCA yang juga berfungsi sebagai  kartu ATM tersebut  ternyata sangat memperlancar saya dalam membeli berbagai macam keperluan  pernikahan, contohnya : saat membeli kain, sandal,  perlengkapan  make up, mas kawin, dan  pernak-pernik pernikahan lainnya. Tinggal saya gesekkan kartu debit BCA ke kasir supermarket  saja, semuanya langsung beres.  Tapi ada nggak enaknya juga lho.. Jadi terasa tidak suprise atau kaget  lagi dengan bentuk  mas kawinnya. Habis, saya yang mendapatkan mas kawin, e.. saya juga yang belanja. Jadinya sebelum akad nikah berlangsung, saya sudah tahu dulu, apa mas kawin yang akan diberikan suami untuk saya. Ha ha ha ha ha ha ..
        Walau bagaimana pun, saya tetap bersyukur  karena kartu ATM BCA suami banyak memberikan kemudahan bertransaksi bagi kami yang saat itu akan  punya gawe besar.  Apalagi bangunan ATM BCA banyak terdapat di mana-mana dan jarang mengalami trouble,  jadi kapan pun kami memerlukan uang tunai, kami bisa segera mendapatkannya.  Hingga  akhirnya pada tanggal 16 Maret 2000 kami dapat melangsungkan akad nikah dan resepsi  pernikahan, walau sangat  sederhana bentuknya. Terima kasih BCA...

saya dan suami usai akad nikah, 16 Maret 2000

              
3. Kemudahan  bertransaksi

            Meskipun  sudah merasakan kemudahan transaksi menggunakan kartu  ATM BCA pada tahun 2000, tetapi niat membuka tabungan BCA  baru terlaksana atau tepatnya “dipaksa” muncul ketika pada pertengahan 2008 saya mempunyai rencana masa depan ingin membeli mobil idaman saya.
         
 Rencana ini bermula karena semakin ramai dan banyaknya jumlah anggota keluarga, yang kini  berjumlah empat orang. Terdiri dari suami, saya,  Daffa dan Rifqi.  Dan keramaian itu semakin terasa menjelang hari raya Idul Fitri.
 

keluarga kecil saya : suami, Daffa, Rifqi dan saya


          Jarak  Semarang-Blora kalau dalam kondisi normal sebetulnya termasuk dekat. Wong masih termasuk dalam satu provinsi kok, yaitu  Provinsi Jawa Tengah.  Tetapi kalau pas musim mudik Lebaran, duuh... baru terasa betapa pentingnya mempunyai mobil sendiri. Saya ingat betul, dulu menjelang Hari Raya Idul Fitri, saya selalu panik ketika memikirkan moda transportasi apa yang kami gunakan untuk mudik dari Malang-Semarang dan Semarang - Blora.
         Dengan dua anak yang mulai agak besar, untuk angkutan hari raya biasanya kami menggunakan travel.  Kalau travel dari Malang ke Semarang  termasuk lumayan gampang, karena ada  banyak pilihan travel. Tetapi   dari Semarang  ke rumah mertua di Blora,  pilihan tarvelnya hanya satu. Itu pun mobil travelnya tidak mau menjemput kami ke rumah. Alhasil, setiap akan ke Blora kami sekeluarga  harus datang langsung ke kantor travelnya. Dengan keadaan kota Semarang yang sangat panas, lengkaplah sudah  kerepotan  dan penderitaan kami menghadapi rewelnya anak-anak. Dan jalanan yang ramai serta macet. 
        Alasan saya tak cuma itu. Dulu, waktu kami hanya punya  sepeda motor, kemana-mana kalau mau pergi bareng-bareng selalu susah. Apalagi ketik anak-anak sudah mulai besar. Kalau mau pergi agak jauh sedikit, harus ada orang yang mengalah. Ditambah ketidakbisaan saya  naik sepeda motor dan sepeda, lengkap lah alasan saya untuk membeli mobil.
transportasi andalan keluarga : sepeda motor di pojok ruangan
  
         Untung saja BCA banyak   membantu  mewujudkan rencana  saya  untuk mempunyai mobil keluarga.
Sebagai  seorang  istri dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang penghasilannya tak seberapa, saya merasa cukup mempunyai kebebasan finansial. Suami membebaskan saya untuk mempunyai rencana apa pun, asalkan  tujuannya baik dan untuk kepentingan keluarga.
          Karena sebagai PNS dan berencana untuk  membeli mobil dengan uang sendiri, tentu saja cara yang bisa saya lakukan untuk membeli mobil adalah dengan cara mencicil, kredit atau menggunakan cara leasing. Dulu, karena saya belum mempunyai tabungan di BCA, hingga di setiap dealer mobil yang saya datangi, saya selalu bilang kalau saya tidak ingin membayar angsuran bulanan lewat rekening BCA. Kalau bisa membayarnya secara kontan saja. Cash !! (Udik sekali ya ? Hi hi hi hi)
       Saya juga mencari cara pembelian mobil yang murah, mudah dan tidak ribet.  Setelah slip gaji dan tunjangan saya tunjukkan, saya bilang ke  sales mobilnya  :
      “ Mas, gaji dan tunjangan saya sekian. Saya ingin membeli mobil tanpa perlu surat dan  persetujuan dari kantor. Juga tanda tangan  dan slip gaji suami saya.”
        Saya memang malu kalau harus minta surat keterangan gaji dari kantor tempat saya bekerja. Bukannya apa-apa. Malu saja  rasanya kalau Kepala Kantor dan Bendaharawan jadi tahu saya berutang untuk membeli mobil dengan modal uang muka yang minim. (Bayangkan, harga mobil  yang saya incar saat  itu Rp 140.400.000,00 sementara uang yang saya miliki  hanya Rp 28.000.000,00 saja. Benar-benar nekad kaan ??)  
        Ketika saya sudah  berusaha mati-matian menghindari BCA, tetapi ternyata jawaban dari sales mobil cukup menohok hati saya :
       “ Bu, kalau ingin membeli mobil yang murah dan mudah persyaratannya itu, satu-satunya cara ya lewat BCA. Di BCA itu ada BCA Finance yang cara membayar angsuran bulanannya melalui  debet atau transfer  ke rekening  BCA saja, Bu. Tanpa biaya apa pun. ”
Nah lho.. Mau tidak mau, saya harus mengikuti saran sang sales  untuk mempunyai rekening di BCA kan ??
        Walau awalnya terpaksa, akhirnya saya pun ke bank BCA untuk membuka rekening Tabungan Tahapan BCA.    

buku Tabungan TAHAPAN BCA saya


       
            “ Gething nyandhing”, kata orang Jawa bilang. Awalnya saya tidak suka dengan BCA, tanpa saya duga ternyata BCA menjadi   solusi perbankan bagi saya. Ada satu peristiwa  yang sampai saat ini tak bisa saya lupakan sampai kapan pun.
         Ini masih berhubungan dengan  rencana masa depan saya untuk mempunyai mobil  idaman. Sekitar bulan September 2008, ketika saya tengah giat-giatnya mencari tambahan uang muka untuk membeli mobil,  terpaksa saya harus menjual sepeda motor kesayangan saya. Karena tanpa tambahan uang penjualan sepeda motor tersebut, rasanya uang saya tiduk cukup untuk membeli mobil.
        Pulang dari kantor, jam 5 sorean, saya bawa sepeda motor saya ke dealer di mana saya membeli dulu. Harga disepakati, 9,8 juta,  tetapi mendadak saya bingung ketika akan diberi uang hasil penjualan sepeda motor tersebut. Bayangkan, saat itu  jam 9 malam, saya hanya berdua dengan tetangga saya yang juga  perempuan, dan pulangnya akan naik becak. Dalam pikiran saya sudah timbul berbagai pikiran buruk. Bagaimana kalaiu saya dirampok ? Bagaimana kalau saya dilukai, dan uang saya dibawa kabur ?
        Akhirnya, karena merasa sudah akrab, saya mdminta sang pemilik dealer untuk memberikan uang tersebut melalui transfer BCA ke rekening saya yang baru saja saya buka beberapa hari sebelumnya. Terny`ta oleh Pak Paulus, pemilik dealer,  uang saya malah dikirim melalui layanan perbankan e-banking BCA. Benar-benar BCA menjadi penolongku saat bertransaksi tengah malam tersebut. Sempat ada kekhawatiran bagaimana kalau uang saya tidak ditransferkan, atau jumlahnya dikurangi ?  Ternyata  dugaan saya keliru. Uang saya diberikan  utuh, tanpa potongan apa pun.  
        Dan semenjak hari itu, saya merasa beruntung sekali memiliki tabungan BCA. Karena bersamanya, saya diberi banyak kemudahan, utamanya  dalam proses transaksi perbankan  yang merupakan syarat  mutlak untuk menunjang aktivitas keseharian saya, antara lain:
•          Tarik uang tunai bisa di mana pun
•          Setor uang tunai
•          Transfer bisa ke rekening mana pun
•          Melakukan pembayaran  berbagai cicilan, dan
•          Beragam transaksi lainnya.
               

              Sejak bulan November 2008, setiap saya mendapat gaji dan tunjangan bulanan, saya sisihkan sebesar Rp 4.500.000,00 ke tabungan BCA saya. Nanti setiap tanggal 25 uang saya tersebut akan dipotong atau didebet  oleh BCA sebesar Rp 4.009.200,00. Hal itu berlangsung terus hingga bulan Oktober 2011 kemarin. Enaknya membayar cicilan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) BCA adalah setiap akan tiba jatuh tempo pembayaran, saya selalu diingatkan lewat SMS. Lewat SMS tersebut saya juga diingatkan bila waktu  jatuh tempo bertepatan dengan hari libur, atau pajak kendaraan harus segera dibayar dan berbagai kemudahan lainnya. Satu hal lagi, menjelang mobil saya akan akan lunas,  saya juga ditelpon dari Kantor BCA Pusat lho... Saya ditawari  apakah akan mengajukan pinjaman di BCA lagi, atau tidak. Bahkan saya juga dikirimi email tentang  simulasi perhitungan pinjaman dan cicilannya.

Rifqi dan temannya, Nisa, di depan mobil keluarga

          Kemudahan bertransaksi juga saya dapatkan ketika saya menggunakan kartu ATM BCA yang sekarang berganti tulisan PASPOR BCA di kartunya. Dengan kartu tersebut saya bisa memuaskan hoby membaca saya, karena saya bisa sesering  mungkin  membeli buku-buku idaman saya. Cara membayarnxa pun gampang, cukup melalui ATM BCA, lalu saya  kirim SMS ke penerbitnya, maka dalam beberapa hari  buku yang saya inginkan pun sudah ada di rumah saya. Betul-betul dunia sekarang tanpa sekat dan batas lagi. Begitu mudah dan cepatnya  transaksi dilakukan, tanpa bertemu muka dan menyerahkan uang tunai, semua transaksi bisa langsung kita lakukan. Hingga urusan bulanan rumah tangga seperti membayar telepon, air, listrik, dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk rumah di luar kota pun, semua bisa diselesaikan dengan kartu yang smart dan multi fungsi ini. Saya merasa semakin beruntung, karena  kini semua online shop pun, bank yang sering dipakai adalah BCA. 
           Oh ya, mau berbagi satu rahasia lagi dari  BCA yang tidak ada di bank lain. Yaitu, setiap menjelang pergantian  tahun,  bila saldo tabungan kita di atas Rp 500.000,00 kita  bisa mendapatkan kalender duduk atau kalender meja yang cantik lhno...  Gratis lagi !!

  4. Rencana masa depan lainnya .........

       Berbicara tentang rencana masa depan, cita-cita dan harapan dalam hidup saya sebetulnya banyak sekali. Karena bagi saya, rencana masa depan dapat  memotivasi saya untuk giat bekerja dan  rajin menabung atau berinvestasi. Untuk rencana masa depan saya yang bersifat insidentil  atau  seinginnya  saja adalah rekreasi atau piknik bersama keluarga. Walau  menurut saya rekreasi merupakan kebutuhan tersier atau mewah, tapi demi untuk keseimbangan jasmani dan rohani (cieee), dana untuk rekreasi ini sudah saya  rencanakan dari dulu  lhoo... Jadi walau  bujet  atau dana rekreasinya saya jadikan satu dengan dana mudik, tapi paling tidak kalau saya sudah mempunyai pos tabungan khusus untuk rekreasi, rasanya nyaman hidup ini. Kan enak, kalau kita bisa rekreasi  tanpa  bingung dengan po-pos biaya bulanan. Apalagi kalau saat rekreasi ada ATM BCA di sekitar kita. Duuh.. senangnya..Kemudahan bertransaksi pun semakin terasa menyenangkan dan sangat membantu. Kemana-mana kita tak perlu repot dengan membawa banyak uang tunai. 
 
ketika rekreasi dengan keponakan, Desember 2011 


               Sedangkan   rencana kegiatan tahunan saya yaitu setiap tahun saya berusaha untuk berqurban. Tanpa bermaksud riya'  atau menyombongkan diri,  setiap tahun saya berusaha menyisihkan gaji bulanan untuk  membeli kambing.  Selain untuk melakukan ibadah, kegiatan penyembelihan hewan qurban ini juga sarat dengan pesan moral dan sosial. Oh, ya, sekarang pun kegiatan ini juga bisa memanfaatkan ATM BCA lhoo... Waktu itu kebetulan saya kenal baik dengan penjual hewan qurbannya. Setelah ada kesepakatan harga, uang saya transfer, keesokan harinya kambingnya pun langsung dikirim ke rumah saya. Praktis kan, kalau punya ATM BCA ?
  

kegiatan Qurban di kampung

      
      Tersedianya biaya  pendidikan untuk Daffa dan Rifqi
       
 

         Untuk  persiapan biaya pendidikan Daffa dan Rifqi,  sejak sembilan tahun yang lalu saya sudah ikut asuransi jiwa di sebuah lembaga asuransi milik pemerintah. Dengan setoran per triwulan sebesar empat ratus ribuaan, Insya Allah pada bulan Agustus 2013 nanti saya bisa mengambil uang asuransi saya. Saya pun berharap, mudah-mudahan asuransi saya tersebut  bisa memberi kemudahan transaksi seperti yang selama ini saya dapatkan dari BCA.
         Sedangkan dalam bentuk tabungan, sejak bulan September 2011 kemarin, untuk Daffa dan Rifqi sudah saya bukakan tabungan atas nama mereka  sendiri.  Masing-masing sebesar Rp 1.000.000,00 yang didebet dari tabungan saya yang merupakan tempat berkumpulnya gaji saya dan suami, serta  tunjangan saya. Sengaja kartu ATMnya saya musnahkan, biar tabungan tersebut tidak bisa diambil-ambil. Mudah-mudahan dengan tabungan  ini, cita-cata Daffa dan Rifqi  dapat tercapai. Amiiin...




Rifqi dan baju  " Pak  Tentaranya" 



                    
        Bersama BCA, rencana masa depan apa pun akan mudah kita wujudkan dengan berbagai kemudahan transaksinya.  Ayo, ke BCA !!!!   






.

2 komentar:

  1. wow... ini penggemar setia BCA, hehe
    semoga sukses, mbaaa

    BalasHapus
  2. Ammiiin.. Makasih, Mbak Leyla.. Semoga begitu juga dengan dirimu..

    BalasHapus