oleh : Sukimah
1. Kekaguman masa belia
Jujur, kekaguman saya
terhadap produk perbankan Bank
Central Asia (BCA) sudah tertanam sedari kecil.
Walau bentuknya masih sangat sederhana dan tradisional, ketika masih imut (cie..) saya simpan uang saya di " tabungan BCA imajiner" yang berbentuk lubang batako dinding kamar mandi rumah saya yang terletak di Perumnas Banyumanik, Semarang. Setiap mendapat upah atau susuk (kembalian) dari berbelanja di warung dekat rumah atau pasar, uangnya saya simpan di batako tersebut. Kapan pun saya butuh, saya langsung ambil saja uang tersebut. Mudah kan ? Tetapi ada juga kekurangannya : tidak aman.
Ketika umur saya sepuluh tahunan, saya bercita-cita untuk menyimpan uang saya di bank BCA, yang kantornya sangat megah dan terkenal itu. Disamping juga bangunan ATM nya yang tersebar di mana-mana. Menginjak bangku SMP, sekitar tahun 1988, ada perasaan bangga yang membuncah ketika bus kota yang saya tumpangi melewati bank BCA yang terletak di Jl. Pemuda Semarang. Wuiih.. gagah nian, gedungnya !
Sejak saat itu niat saya untuk membuka tabungan di bank yang memberikan informasai perbankan terlengkapnya di www.bca.co.id itu sudah tak terbendung lagi.
![]() | |
dari depan kiri : aku, mas Slamet, mas Agus dan mas Muryo |
Walau bentuknya masih sangat sederhana dan tradisional, ketika masih imut (cie..) saya simpan uang saya di " tabungan BCA imajiner" yang berbentuk lubang batako dinding kamar mandi rumah saya yang terletak di Perumnas Banyumanik, Semarang. Setiap mendapat upah atau susuk (kembalian) dari berbelanja di warung dekat rumah atau pasar, uangnya saya simpan di batako tersebut. Kapan pun saya butuh, saya langsung ambil saja uang tersebut. Mudah kan ? Tetapi ada juga kekurangannya : tidak aman.
Ketika umur saya sepuluh tahunan, saya bercita-cita untuk menyimpan uang saya di bank BCA, yang kantornya sangat megah dan terkenal itu. Disamping juga bangunan ATM nya yang tersebar di mana-mana. Menginjak bangku SMP, sekitar tahun 1988, ada perasaan bangga yang membuncah ketika bus kota yang saya tumpangi melewati bank BCA yang terletak di Jl. Pemuda Semarang. Wuiih.. gagah nian, gedungnya !
![]() | |
Gedung BCA di Jl. Pemuda, Semarang |
Sejak saat itu niat saya untuk membuka tabungan di bank yang memberikan informasai perbankan terlengkapnya di www.bca.co.id itu sudah tak terbendung lagi.
Selepas SMEA, di
sela-sela kesibukan saya mencari pekerjaan yang tak kunjung dapat, saya
langkahkan kaki ke lantai
dasar bank BCA untuk membuka tabungan. Tetapi nyali saya
langsung ciut, ketika tahu ternyata persyaratannya
lumayan sulit, untuk saya yang saat itu masih berstatus pengacara (pengangguran banyak acara. Hi hi hi hi). Dengan setoran awal untuk membuka rekening tabungan yang
cukup besar, akhirnya niat untuk mempunyai buku tabungan dan kartu ATM di bank tersebut saya tunda. Entah sampai
berapa lama. Saya kubur dalam-dalam rencana saya untuk memiliki buku
tabungan BCA.
2. Gething nyandhing
Walau rencana untuk memiliki tabungan BCA mulai redup, tetapi kemudahan transaksi
perbankan BCA mulai saya rasakan saat saya akan menikah pada tahun
2000. Lewat calon suami saya, Mas Yono, saya dibuat terkesima oleh BCA. Calon suami adalah teman kuliah saya sendiri. Dia asli Blora, sedangkan saya dari Semarang. Waktu merencanakan pernikahan tersebut, kami terhalang jarak. Saat itu saya sedang melanjutkan kuliah di Tangerang, sedangkan keluarga besar saya ada di Semarang, sementara calon suami berdinas di Malang. Hal tersebut mengharuskan saya untuk mengurus sendiri
segala persiapan pernikahan. Semua surat, undangan, seserahan dan segala
pernak-pernik pernikahan, saya yang
menghandle dan membelinya sendiri, dengan ditemani kakak perempuan saya, Mbak Rumisih. Pokoknya suami tinggal
menyerahkan kartu ATM BCA nya
dan tahu beresnya saja.
Dan kartu debit BCA yang juga berfungsi sebagai kartu ATM tersebut ternyata sangat memperlancar saya dalam membeli berbagai macam keperluan pernikahan, contohnya : saat membeli kain, sandal, perlengkapan make up, mas kawin, dan pernak-pernik pernikahan lainnya. Tinggal saya gesekkan kartu debit BCA ke kasir supermarket saja, semuanya langsung beres. Tapi ada nggak enaknya juga lho.. Jadi terasa tidak suprise atau kaget lagi dengan bentuk mas kawinnya. Habis, saya yang mendapatkan mas kawin, e.. saya juga yang belanja. Jadinya sebelum akad nikah berlangsung, saya sudah tahu dulu, apa mas kawin yang akan diberikan suami untuk saya. Ha ha ha ha ha ha ..
Walau bagaimana pun, saya tetap bersyukur karena kartu ATM BCA suami banyak memberikan kemudahan bertransaksi bagi kami yang saat itu akan punya gawe besar. Apalagi bangunan ATM BCA banyak terdapat di mana-mana dan jarang mengalami trouble, jadi kapan pun kami memerlukan uang tunai, kami bisa segera mendapatkannya. Hingga akhirnya pada tanggal 16 Maret 2000 kami dapat melangsungkan akad nikah dan resepsi pernikahan, walau sangat sederhana bentuknya. Terima kasih BCA...
Dan kartu debit BCA yang juga berfungsi sebagai kartu ATM tersebut ternyata sangat memperlancar saya dalam membeli berbagai macam keperluan pernikahan, contohnya : saat membeli kain, sandal, perlengkapan make up, mas kawin, dan pernak-pernik pernikahan lainnya. Tinggal saya gesekkan kartu debit BCA ke kasir supermarket saja, semuanya langsung beres. Tapi ada nggak enaknya juga lho.. Jadi terasa tidak suprise atau kaget lagi dengan bentuk mas kawinnya. Habis, saya yang mendapatkan mas kawin, e.. saya juga yang belanja. Jadinya sebelum akad nikah berlangsung, saya sudah tahu dulu, apa mas kawin yang akan diberikan suami untuk saya. Ha ha ha ha ha ha ..
Walau bagaimana pun, saya tetap bersyukur karena kartu ATM BCA suami banyak memberikan kemudahan bertransaksi bagi kami yang saat itu akan punya gawe besar. Apalagi bangunan ATM BCA banyak terdapat di mana-mana dan jarang mengalami trouble, jadi kapan pun kami memerlukan uang tunai, kami bisa segera mendapatkannya. Hingga akhirnya pada tanggal 16 Maret 2000 kami dapat melangsungkan akad nikah dan resepsi pernikahan, walau sangat sederhana bentuknya. Terima kasih BCA...
saya dan suami usai akad nikah, 16 Maret 2000 |
3. Kemudahan bertransaksi
Meskipun sudah merasakan
kemudahan transaksi menggunakan kartu ATM BCA pada tahun 2000, tetapi niat
membuka tabungan BCA baru terlaksana
atau tepatnya “dipaksa” muncul ketika pada pertengahan 2008 saya mempunyai rencana masa depan ingin membeli mobil idaman saya.
Rencana ini bermula karena semakin ramai dan banyaknya jumlah anggota keluarga, yang kini berjumlah empat orang. Terdiri dari suami, saya, Daffa dan Rifqi. Dan keramaian itu semakin terasa menjelang hari raya Idul Fitri.
Rencana ini bermula karena semakin ramai dan banyaknya jumlah anggota keluarga, yang kini berjumlah empat orang. Terdiri dari suami, saya, Daffa dan Rifqi. Dan keramaian itu semakin terasa menjelang hari raya Idul Fitri.
keluarga kecil saya : suami, Daffa, Rifqi dan saya |
Jarak Semarang-Blora kalau dalam kondisi normal sebetulnya termasuk dekat. Wong masih termasuk dalam satu provinsi kok, yaitu Provinsi Jawa Tengah. Tetapi kalau pas musim mudik Lebaran, duuh... baru terasa betapa pentingnya mempunyai mobil sendiri. Saya ingat betul, dulu menjelang Hari Raya Idul Fitri, saya selalu panik ketika memikirkan moda transportasi apa yang kami gunakan untuk mudik dari Malang-Semarang dan Semarang - Blora.
Dengan dua anak yang mulai agak besar, untuk angkutan hari raya biasanya kami menggunakan travel. Kalau travel dari Malang ke Semarang
termasuk lumayan gampang, karena ada banyak pilihan travel. Tetapi dari Semarang ke rumah mertua di Blora, pilihan tarvelnya hanya satu. Itu pun mobil
travelnya tidak mau menjemput kami ke rumah. Alhasil, setiap akan ke Blora kami
sekeluarga harus datang langsung ke kantor travelnya. Dengan
keadaan kota Semarang yang sangat
panas, lengkaplah sudah kerepotan dan penderitaan kami menghadapi rewelnya anak-anak. Dan jalanan yang ramai serta macet.
Alasan saya tak cuma itu. Dulu, waktu kami hanya punya sepeda motor, kemana-mana kalau mau pergi bareng-bareng selalu susah. Apalagi ketik anak-anak sudah mulai besar. Kalau mau pergi agak jauh sedikit, harus ada orang yang mengalah. Ditambah ketidakbisaan saya naik sepeda motor dan sepeda, lengkap lah alasan saya untuk membeli mobil.
Untung saja BCA banyak membantu mewujudkan rencana saya untuk mempunyai mobil keluarga.Alasan saya tak cuma itu. Dulu, waktu kami hanya punya sepeda motor, kemana-mana kalau mau pergi bareng-bareng selalu susah. Apalagi ketik anak-anak sudah mulai besar. Kalau mau pergi agak jauh sedikit, harus ada orang yang mengalah. Ditambah ketidakbisaan saya naik sepeda motor dan sepeda, lengkap lah alasan saya untuk membeli mobil.
transportasi andalan keluarga : sepeda motor di pojok ruangan |
Sebagai seorang istri dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang penghasilannya tak seberapa, saya merasa cukup mempunyai kebebasan finansial. Suami membebaskan saya untuk mempunyai rencana apa pun, asalkan tujuannya baik dan untuk kepentingan keluarga.
Karena sebagai PNS dan berencana untuk membeli mobil dengan uang sendiri, tentu saja cara yang bisa saya lakukan untuk membeli mobil adalah dengan cara mencicil, kredit atau menggunakan cara leasing. Dulu, karena saya belum mempunyai tabungan di BCA, hingga di setiap dealer mobil yang saya datangi, saya selalu bilang kalau saya tidak ingin membayar angsuran bulanan lewat rekening BCA. Kalau bisa membayarnya secara kontan saja. Cash !! (Udik sekali ya ? Hi hi hi hi)
Saya juga mencari cara pembelian mobil yang murah, mudah dan tidak
ribet. Setelah slip gaji dan tunjangan
saya tunjukkan, saya bilang ke sales
mobilnya :
“ Mas, gaji dan tunjangan saya sekian.
Saya ingin membeli mobil tanpa perlu surat dan
persetujuan dari kantor. Juga tanda tangan dan slip gaji suami saya.”
Saya memang malu kalau harus minta
surat keterangan gaji dari kantor tempat saya bekerja. Bukannya apa-apa. Malu
saja rasanya kalau Kepala Kantor dan Bendaharawan jadi tahu saya berutang untuk
membeli mobil dengan modal uang muka yang minim. (Bayangkan, harga mobil yang saya incar saat itu Rp 140.400.000,00 sementara uang yang saya miliki hanya Rp 28.000.000,00 saja. Benar-benar nekad kaan ??)
Ketika saya sudah berusaha
mati-matian menghindari BCA, tetapi ternyata jawaban dari sales mobil
cukup menohok hati saya :
“ Bu, kalau ingin membeli
mobil yang murah dan mudah persyaratannya itu, satu-satunya cara ya lewat BCA.
Di BCA itu ada BCA Finance yang cara
membayar angsuran bulanannya
melalui debet atau transfer ke rekening
BCA saja, Bu. Tanpa biaya apa pun. ”
Nah lho.. Mau tidak mau, saya harus mengikuti saran sang sales untuk mempunyai rekening di BCA kan ??
Walau awalnya terpaksa,
akhirnya saya pun ke bank BCA untuk membuka rekening Tabungan Tahapan BCA.
buku Tabungan TAHAPAN BCA saya |
“ Gething nyandhing”, kata orang Jawa bilang. Awalnya saya tidak suka dengan BCA, tanpa saya duga ternyata BCA menjadi solusi perbankan bagi saya. Ada satu peristiwa yang sampai saat ini tak bisa saya lupakan sampai kapan pun.
Ini masih berhubungan dengan rencana masa depan saya untuk mempunyai mobil idaman. Sekitar bulan September 2008,
ketika saya tengah giat-giatnya mencari tambahan uang muka untuk membeli mobil,
terpaksa saya harus menjual sepeda motor kesayangan saya. Karena tanpa tambahan
uang penjualan sepeda motor tersebut, rasanya uang saya tiduk cukup untuk
membeli mobil.
Pulang dari kantor, jam 5 sorean, saya bawa sepeda motor saya ke dealer di mana
saya membeli dulu. Harga disepakati, 9,8 juta,
tetapi mendadak saya bingung ketika akan diberi uang hasil penjualan
sepeda motor tersebut. Bayangkan, saat itu jam 9 malam, saya hanya berdua dengan
tetangga saya yang juga perempuan, dan pulangnya akan naik becak. Dalam
pikiran saya sudah timbul berbagai pikiran buruk. Bagaimana kalaiu saya
dirampok ? Bagaimana kalau saya dilukai, dan uang saya dibawa kabur ?
Akhirnya, karena merasa sudah akrab, saya mdminta sang pemilik dealer untuk
memberikan uang tersebut melalui transfer BCA ke rekening saya yang baru saja saya buka beberapa hari sebelumnya. Terny`ta oleh Pak Paulus, pemilik dealer, uang saya malah dikirim melalui layanan
perbankan e-banking BCA. Benar-benar BCA menjadi penolongku saat
bertransaksi tengah malam tersebut. Sempat ada kekhawatiran bagaimana kalau uang saya tidak ditransferkan, atau jumlahnya dikurangi ?
Ternyata dugaan saya keliru. Uang saya diberikan utuh, tanpa potongan apa pun.
Dan semenjak hari itu, saya
merasa beruntung sekali memiliki tabungan BCA. Karena bersamanya, saya
diberi banyak kemudahan,
utamanya dalam proses transaksi
perbankan yang merupakan syarat mutlak untuk menunjang aktivitas keseharian
saya, antara lain:
• Tarik
uang tunai bisa di mana pun
• Setor
uang tunai
• Transfer bisa ke rekening mana pun
• Melakukan
pembayaran berbagai cicilan, dan
• Beragam
transaksi lainnya.
Sejak bulan November 2008, setiap
saya mendapat gaji dan tunjangan bulanan, saya sisihkan sebesar Rp 4.500.000,00
ke tabungan BCA saya. Nanti setiap tanggal 25 uang saya tersebut akan dipotong atau didebet oleh BCA sebesar Rp 4.009.200,00. Hal itu berlangsung terus hingga bulan Oktober 2011 kemarin. Enaknya membayar cicilan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB)
BCA adalah setiap akan tiba jatuh tempo pembayaran, saya selalu diingatkan
lewat SMS. Lewat SMS tersebut saya juga diingatkan bila waktu jatuh tempo bertepatan
dengan hari libur, atau pajak kendaraan harus segera dibayar dan berbagai
kemudahan lainnya. Satu hal lagi, menjelang mobil saya akan akan lunas, saya
juga ditelpon dari Kantor BCA Pusat lho... Saya ditawari apakah akan
mengajukan pinjaman di BCA lagi, atau tidak. Bahkan saya juga dikirimi email tentang
simulasi perhitungan pinjaman dan
cicilannya.
Kemudahan bertransaksi juga saya dapatkan ketika saya menggunakan kartu ATM BCA yang sekarang berganti tulisan PASPOR BCA di kartunya. Dengan kartu tersebut saya bisa memuaskan hoby membaca saya, karena saya bisa sesering mungkin membeli buku-buku idaman saya. Cara membayarnxa pun gampang, cukup melalui ATM BCA, lalu saya kirim SMS ke penerbitnya, maka dalam beberapa hari buku yang saya inginkan pun sudah ada di rumah saya. Betul-betul dunia sekarang tanpa sekat dan batas lagi. Begitu mudah dan cepatnya transaksi dilakukan, tanpa bertemu muka dan menyerahkan uang tunai, semua transaksi bisa langsung kita lakukan. Hingga urusan bulanan rumah tangga seperti membayar telepon, air, listrik, dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk rumah di luar kota pun, semua bisa diselesaikan dengan kartu yang smart dan multi fungsi ini. Saya merasa semakin beruntung, karena kini semua online shop pun, bank yang sering dipakai adalah BCA.
Oh ya, mau berbagi satu rahasia lagi dari BCA yang tidak ada di bank lain. Yaitu, setiap menjelang pergantian tahun, bila saldo tabungan kita di atas Rp 500.000,00 kita bisa mendapatkan kalender duduk atau kalender meja yang cantik lhno... Gratis lagi !!
![]() |
Rifqi dan temannya, Nisa, di depan mobil keluarga |
Kemudahan bertransaksi juga saya dapatkan ketika saya menggunakan kartu ATM BCA yang sekarang berganti tulisan PASPOR BCA di kartunya. Dengan kartu tersebut saya bisa memuaskan hoby membaca saya, karena saya bisa sesering mungkin membeli buku-buku idaman saya. Cara membayarnxa pun gampang, cukup melalui ATM BCA, lalu saya kirim SMS ke penerbitnya, maka dalam beberapa hari buku yang saya inginkan pun sudah ada di rumah saya. Betul-betul dunia sekarang tanpa sekat dan batas lagi. Begitu mudah dan cepatnya transaksi dilakukan, tanpa bertemu muka dan menyerahkan uang tunai, semua transaksi bisa langsung kita lakukan. Hingga urusan bulanan rumah tangga seperti membayar telepon, air, listrik, dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk rumah di luar kota pun, semua bisa diselesaikan dengan kartu yang smart dan multi fungsi ini. Saya merasa semakin beruntung, karena kini semua online shop pun, bank yang sering dipakai adalah BCA.
Oh ya, mau berbagi satu rahasia lagi dari BCA yang tidak ada di bank lain. Yaitu, setiap menjelang pergantian tahun, bila saldo tabungan kita di atas Rp 500.000,00 kita bisa mendapatkan kalender duduk atau kalender meja yang cantik lhno... Gratis lagi !!
Berbicara tentang rencana masa depan, cita-cita dan harapan dalam hidup saya sebetulnya banyak sekali. Karena bagi saya, rencana masa depan dapat memotivasi saya untuk giat bekerja dan rajin menabung atau berinvestasi. Untuk rencana masa depan saya yang bersifat insidentil atau seinginnya saja adalah rekreasi atau piknik bersama keluarga. Walau menurut saya rekreasi merupakan kebutuhan tersier atau mewah, tapi demi untuk keseimbangan jasmani dan rohani (cieee), dana untuk rekreasi ini sudah saya rencanakan dari dulu lhoo... Jadi walau bujet atau dana rekreasinya saya jadikan satu dengan dana mudik, tapi paling tidak kalau saya sudah mempunyai pos tabungan khusus untuk rekreasi, rasanya nyaman hidup ini. Kan enak, kalau kita bisa rekreasi tanpa bingung dengan po-pos biaya bulanan. Apalagi kalau saat rekreasi ada ATM BCA di sekitar kita. Duuh.. senangnya..Kemudahan bertransaksi pun semakin terasa menyenangkan dan sangat membantu. Kemana-mana kita tak perlu repot dengan membawa banyak uang tunai.
![]() | ||
ketika rekreasi dengan keponakan, Desember 2011 |
![]() |
kegiatan Qurban di kampung |
Tersedianya biaya pendidikan untuk Daffa dan Rifqi
Untuk persiapan biaya pendidikan Daffa dan Rifqi, sejak sembilan tahun yang lalu saya sudah ikut asuransi jiwa di sebuah lembaga asuransi milik pemerintah. Dengan setoran per triwulan sebesar empat ratus ribuaan, Insya Allah pada bulan Agustus 2013 nanti saya bisa mengambil uang asuransi saya. Saya pun berharap, mudah-mudahan asuransi saya tersebut bisa memberi kemudahan transaksi seperti yang selama ini saya dapatkan dari BCA.
Sedangkan dalam bentuk tabungan, sejak bulan September 2011 kemarin, untuk Daffa dan Rifqi sudah saya bukakan tabungan atas nama mereka sendiri. Masing-masing sebesar Rp 1.000.000,00 yang didebet dari tabungan saya yang merupakan tempat berkumpulnya gaji saya dan suami, serta tunjangan saya. Sengaja kartu ATMnya saya musnahkan, biar tabungan tersebut tidak bisa diambil-ambil. Mudah-mudahan dengan tabungan ini, cita-cata Daffa dan Rifqi dapat tercapai. Amiiin...
![]() | ||
Rifqi dan baju " Pak Tentaranya" |
Bersama BCA, rencana masa depan apa pun akan mudah kita wujudkan dengan berbagai kemudahan transaksinya. Ayo, ke BCA !!!!
.
wow... ini penggemar setia BCA, hehe
BalasHapussemoga sukses, mbaaa
Ammiiin.. Makasih, Mbak Leyla.. Semoga begitu juga dengan dirimu..
BalasHapus