Rabu, 27 Juni 2012

KERAMAHTAMAHAN YANG MENGGUNCANG DUNIA

sumber : www.google.co.id
         Jujur, dulu saya hanya menganggap semua ini hanya teori, ketika guru Sekolah Dasar (SD)  saya bilang bahwa ciri khas penduduk Indonesia adalah ramah tamah. Saya dulu menganalogikan ramah tamah dengan basa basi. Pikiran masa kecil saya mengatakan  ramah tamah di Indonesia adalah  sekedar teori,  tanpa bukti nyata. Tak berpengaruh bagi kehidupan berbangsa dan bermasyarakat, apalagi sampai mengguncang dunia. Ternyata  saya keliru. Dalam kehidupan saya sehari-hari, begitu banyak  saya  menjumpai orang-orang yang menurut saya paling Indonesia, dengan ciri khas ramah tamahnya. Inilah sebagian dari mereka  : 










.      1). Pesona keramahtamahan  penduduk Indonesia


             Mata saya  masih takjub membaca berita tentang  artis cantik  Dian Sastrowardoyo yang akan datang mewakili Indonesia dan Asia Tenggara ke Cannes Film Festival 2012,  saat teman-teman kantor asyik bercerita tentang kejadian hari itu. Tanpa sengaja telinga ini  menguping pembicaraan mereka.  
    " Wuiih, Bu Nanik hebat ya... Orang yang kemarin marah-marah  di ruangan ini langsung bertekuk lutut. Mereka  mau membayar semua tunggakannya lhoo..,  " kata Mbak Asih dengan penuh semangat. Ada decak  kekaguman dalam nada suaranya.
    " Bu Nanik gitu lhooo.. Senyum sedikit, langsung deh bisa mencairkan segalanya,"  Mbak Rumi ikut menimpali.
Sementara Bu Nanik, yang dipuji-puji dan dijadikan bahan pembicaraan, hanya tersenyum simpul.
       Bu Nanik adalah teman seruangan  yang tempat duduknya tepat  berada di sebelah kanan saya. Sudah hampir lima tahun kami bekerja dalam satu seksi atau bagian.  Berkaca mata, berkulit hitam manis, ramah dan murah senyum.
      Setiap ada masalah, apa pun jenisnya, selalu dihadapi Bu Nanik  dengan sabar dan selalu tersenyum. Tak pernah emosional  dan tak mudah tersulut amarah. Saat semua temannya ribut dengan beban kerja yang semakin bertambah, dia tetap tersenyum  dan menjalankan tugasnya dengan penuh keramahtamahan. 
saya dan Bu Nanik (berkaca mata) saat menghadiri resepsi pernikahan 

      Semua klien yang keras kepala dan  mudah marah, langsung patuh dan menyelesaikan semua kewajibannya, setelah  ditangani oleh Bu Nanik. Dan semua kerja kerasnya membuahkan hasil, ketika dia dinyatakan sebagai pegawai favorit di kantor kami. 
      Di ruangan kerja kami ada telepon kantor. Siapa pun klien atau orang yang akan menemui kami, harus telepon dulu. Biasanya sih kami ditelpon atau dipanggil  Satpam kantor agar turun ke ruang konsultasi untuk menemui klien. Tak terhitung berapa banyak bunyi krang kring " memanggil"  kami. Kadang saya, Mbak Rumi  atau  teman yang lain malas mengangkat gagang telepon. Ujung-ujungnya, Bu Nanik lah yang mengalah untuk mengangkat telepon. Selalu dan selalu.. Sudah tak terhitung jari pula berapa kali Bu Nanik menemui klien, yang sebetulnya klien tersebut ingin bertemu dengan saya  atau Mbak Rumi. Biasanya hal tersebut terjadi kalau saya dan Mbak Rumi sedang di luar ruangan karena  ada suatu keperluan yang perlu diselesaikan segera. 
       Bu Nanik juga sangat ramah dan baik hati  dengan menawarkan mobilnya untuk kami nunuti kemana saja. Mau makan siang, visit atau kunjungan kerja ke klien, dan berbagai keperluan lainnya. Begitu pun saat pulsa hand phone (HP) kami habis. Bu Nanik dengan senang hati meminjamkan HP nya untuk kami gunakan. Sering saya menolak bantuannya.
      " Nggak usah Bu, nanti pulsa Ibu habis lhoo... "
      " Nggak apa-apa, Mbak. Pakai saja. Saya masih punya fasilitas Talk Mania (TM)nya Simpati  kok. Sayang kalau nggak dihabiskan. Kalau telepon pakai TM kan bisa hemat, Mbak. "
       Dan dengan sangat terpaksa (padahal senang), saya terima  uluran tangan dari Bu Nanik.   

                                                 ***                                           
         Saya merasa sangat sedih ketika kami sedang berselisih paham. Rasanya tak nyaman sekali. Tidak saling bertegur sapa, atau saling cerita. Untung saja Bu Nanik juga bukan orang yang pendendam. Marahnya sama saya paling cuma mampu bertahan sehari. Setelahnya ? Langsung akrab lagi.

dari kanan ke kiri : Tina, Bu Nanik, Mbak Aries, Mbak Ria, saya, Pak Wito, Mbak Rumi

        Keramahtamahan dalam perkataan menciptakan keyakinan,           keramahtamahan dalam pemikiran menciptakan kedamaian,  keramahtamahan dalam memberi menciptakan kasih.   ( Lao Tse )

                                                      ****

       Sikap ramah tamah juga kembali saya temui ketika menghadiri pertemuan suatu komunitas. Awalnya saya sempat  deg-degan, takut nggak bisa ngomong atau berbaur dengan teman-teman yang lain. Karena saya termasuk orang baru dalam komunitas tersebut dan belum punya karya apa-apa. Ternyata dugaan saya  salah. 
       Dari awal berangkat, entah sengaja atau tidak (yang jelas sudah diatur oleh Allah SWT), saya  dipertemukan dengan orang-orang yang sangat ramah tamah. Dari Malang menuju Surabaya, tempat pertemuan diadakan, saya berangkat bareng dengan Mbak Dewi Mora Rizkiana. Untung saja kami sudah pernah betemu sebelumnya. Jadi pembicaraan kami langsung nyambung.  Kepala Sekolah sebuah Taman Kanak-kanak (TK) ini ternyata juga tak pelit membagi ilmunya. Ilmu apa saja. Ilmu mendidik anak, menulis dan mendongeng. 
       Sesampainya di Surabaya, kami dijemput oleh Bu Afin dan  suaminya yang juga  ramah tamah. Waktu itu karena kami akan dijemput agak siangan di terminal Surabaya dan bingung mau ngapain, akhirnya kami bermaksud untuk berangkat sendiri ke tempat acara. Ternyata oleh mereka, kami tak diijinkan. Alasannya karena mereka takut nanti kami kesasar dan tidak sampai tujuan. Maklumlah, Surabaya merupakan knta yang padat dengan tingkat kemacetan dan cuaca panas yang sangat tinggi.
       Padahal tahu tidak, kami akan bareng dengan keluarga Bu Afin itu gratis lhoo..  Tak membayar sepersen pun. Nyatanya kami diperlakukan seperti  ratu, tak boleh pergi sebelum mereka dan mobilnya datang menjemput. Duuh. senangnya berteman dengan mereka.
       Ketika mobil dan keluarga Bu Afin datang, kembali saya dipertemukan dengan Mbak Dian Kristiani, yang super duper ramah. Setelah berkenalan sebentar  di dalam mobil, dia langsung menanyai saya  macam-macam. Saya asli mana, suami dari mana, punya anak berapa dan bekerja di mana. 
      Setelah saya jawab, obrolan berlangsung seperti jalan tol : sangat lancarr.. Kebanyakan tentang masalah Mbak Dian, yang kebetulan berhubungan dengan pekerjaan saya sehari-hari. Dari obrolan yang singkat itu, saya  sudah merasa diuwongke, dianggap dan dihargai.

dari kanan ke kiri : saya, Mbak Dian, dan Mbak Dewi Mora

      
      Ketika sampai di tempat acara, barulah saya tahu, siapa Mbak Dian ini sebenarnya. Dia dielu-elukan oleh siapa saja yang hadir saat itu, karena ternyata Mbak Dian  sudah punya banyak karya. Semua fans atau penggemarnya dia layani dengan sangat ramah. Tak ada perkecualian.
      Karena sambutan terhadap Mbak Dian begitu meriah, barulah saya yang merasa belum punya satu karya pun langsung menyingkir dari sampingnya. Di sudut ruangan, ada perasaan iri dan semangat yang berkobar-kobar. Iri karena belum mampu menorehkan prestasi, dan timbul semangat untuk membuat karya sebagus punya Mbak Dian.
      Di kemudian hari saya tahu dari diskusi komunitas tersebut, ternyata karya Mbak Dian akan diterbitkan oleh negara tetangga kita, Malaysia. Itu pun cuma ditanggapi Mbak Dian dengan tertawa dan gaya gokilnya yang khas.
                                    
                                                ***  
                                          

  2). Keramahtamahan  pengguncang dunia
   
          Kembali ke berita tentang artis cantik Dian Sastrowardoyo. Siapa pun tahu, dia sangat Indonesia sekali. Cantik, sudah pasti. Juga ramah tamah dan murah senyum. Tak judes dan tak pelit berbagi informasi ketika diwawancarai wartawan.  Pemilik paras ayu ini mampu mengguncang dunia karena lewat film Pasir Berbisik,  dia dianugerahi pemeran wanita terbaik pada Festival Film Internasional Singapura (2002) dan Festival Film Asia di Deauville, Perancis (2002).

sumber foto : http://fashionesedaily.com

          Prestasinya yang terkini yaitu  mewakili Indonesia dan  Asia Tenggara untuk pertama kalinya dalam sejarah di Cannes Film Festival 2012. Semua itu karena dia ramah tamah. 
          Di jagad dunia hiburan atau keartisan, sikap ramah tamah itu amat diperlukan. Bagaimana murkanya wartawan ketika sang artis hanya menjawab pertanyaan mereka dengan jawaban " No comment"  dan langsung ngeloyor pergi. Apalagi kalau ada artis yang berseteru dengan lawan mainnya di sebuah film, atau aktor yang memukul para pemburu berita. Komentar negatif langsung tertuju kepada artis aktor yang tidak ramah tamah tersebut.
          Berbeda dengan Dian Sastro, tak ada gosip miring atau berita jelek tentangnya. Itulah sebabnya mengapa walau sudah berumah tangga dan berputra satu, Dian Sastro masih sering kebanjiran job. Salah satu kunci suksesnya : sikap ramah tamahnya kepada siapa saja.

      
Keramahtamahan adalah  aset  terbesar  bangsa Indonesia
                             
     
       Public figure yang mengguncang dunia dengan prestasi dan mempunyai sifat ramah tamah lainnya adalah atlet bulutangkis kita,  Susi Susanti.  Kita semua tahu, Susi Susanti kalau sedang bermain bulutangkis selalu rendah hati, murah senyum dan tak emosional. Dia selalu menempatkan  bola-bolanya dengan telaten dan cekatan. Bahagianya bangsa Indonesia ketika pada tahun 1992  Susi Susanti  berhasil menjadi juara tunggal putri cabang bulutangkis di Olimpiade Barcelona, 1992. 

sumber :  http://www.indonesiaberprestasi.web.id/?p=2480

       Susi  Susanti juga pernah menjadi peraih emas pertama bagi Indonesia di ajang Olimpiade. Uniknya, Alan Budikusuma yang merupakan pacarnya ketika itu, turut menjadi juara di tunggal putra. Mereka berhasil mengawinkan gelar juara tunggal putra dan putri bulutangkis pada Olimpiade Barcelona. Media asing menjuluki mereka sebagai “Pengantin Olimpiade”, sebuah julukan yang terjadi menjadi kenyataan di kemudian hari.
Susi kembali berhasil meraih medali, kali ini medali perunggu pada Olimpiade 1996 di Atlanta, Amerika Serikat. Selain itu, Susi turut serta menorehkan prestasi dengan merebut Piala Uber tahun 1994 dan 1996 bersama tim Uber Indonesia, gelar yang telah lama lepas dari genggaman srikandi-srikandi kita. 
       Untuk  seorang atlet, sikap sportif dan ramah tamah adalah sikap yang musti dijunjung tinggi. Kita sering melihat dan mendengar, bagaimana seorang atlet dihukum dengan kartu kuning, kartu merah, diskors tidak boleh main lagi, atau didenda jutaan rupiah, hanya karena mereka tidak ramah dan saling berseteru dengan lawan tandingnya.
      Susi Susanti, berhasil mengukir prestasi dengan sikap ramah tamahnya. Seluruh dunia tertawan hatinya dengan senyum manisnya. Dan Indonesia pun bangga memiliki atlet seperti dia. Mendunia, tapi selalu membumi, karena mempunyai sifat yang  paling Indonesia, ramah tamah. 
          
                                                           ***
 
      Itulah Dian Sastrowardoyo dan Susi Susanti, contoh public figure yang  prestasi dan keramahtamahannya berhasil mengguncang dunia.  Di kehidupan sekitar saya ada pula Bu Nanik, Mbak Dewi Mora, Bu Afin dan Mbak Dian, orang yang keramahtamahannya juga telah menawan hati saya. Bukti nyata  bahwa ramah tamah memang sudah menjadi ciri khas penduduk Indonesia. Dan dunia sudah mengakuinya. Mereka semua  Muda, Beda dan Paling Indonesia. Lalu kapan  giliran kita  akan  mengguncang dunia ? Hanya kita yang bisa menjawabnya, dengan  sikap ramah tamah dan karya nyata kita.

                                   
                                                                     *********

   
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog Paling Indonesia, yang diselenggarakan oleh Anginmamiri.org dan Telkomsel.


      

5 komentar:

  1. menarik, mari kita kuasai dunia dengan keramahtamahan.

    BalasHapus
  2. Makasih, Mas Adi Pradana.. Ikut lomba Telkomsel juga kah ??

    BalasHapus
  3. saya juga ramah mbaaa. Apalagi pas tanggal muda. :D

    BalasHapus
  4. qiqiiqiqiqiqi.. Aku pun begitu, Mbak Windii...

    BalasHapus
  5. Semangat mengindonesiakan indonesia...
    semangat Indonesia!!
    salam anak negeri

    Blogwalking sore & Mengundang juga blogger Indonesia hadir di
    Lounge Event Tempat Makan Favorit Blogger+ Indonesia

    Salam Spirit Blogger Indonesia

    BalasHapus