Ini kisah tentang kakak perempuanku yang pertama, namanya Mbak
Tuginah. Aku dan kakak-kakakku yang lain biasa memanggilnya : Mbak Tu.
Sekarang umurnya sekitar 45 tahunan. Kisah ini sudah terjadi beberapa
tahun yang lalu. Mbak Tu ini sering sekali sakit kepala. Kami nggak
tahu, sakit kepalanya itu apakah karena kebanyakan masalah, atau karena
pusing biasa, atau karena punya sakit tekanan darah tinggi. Dan yang
lebih parahnya lagi, ketika kepalanya pusing, Mbak Tu ini gampang banget
minum obat yang dijual di warung-warung. Mungkin karena praktis dan
murah ya…
Siang itu, saat kepalanya pusing, Mbak Tu
minum tablet penghilang sakit kepala. Sudah minum 2 butir tablet tetap
nggak mempan. Pusing di kepalanya tidak juga menghilang. Akhirnya,
setelah beberapa jam, Mbak Tu menambahinya dengan minum puyer penghilang
sakit kepala. Tetap nggak mempan juga. Karena jengkel, Mbak Tu akhirnya
tidur.
Menjelang Maghrib, Mbak Tu bangun. Betapa
kagetnya, aku dan saudara-saudaraku yang lain saat melihatnya. Mukanya
bengkak, seperti orang kena biduren. Gatal dan perih, katanya. Untuk
menghindari kejadian yang lebih buruk, saat itu Mbak Tu hanya minum air
putih sebanyak-banyaknya. Siapa tahu obatnya cepat mengalir ke air seni.
Kami pun berjanji, kalau sampai besok pagi belum ada perubahan, Mbak Tu
akan kami bawa ke Puskesmas.
Keesokan harinya, masih
belum ada perubahan. Justru mukanya Mbak Tu malah tambah bentol-bentol
dan gatal, akhirnya kutemani Mbak Tu ke Puskesmas terdekat. Di sana Mbak
Tu diperksa. Kata Dokter yang memeriksa, tekanan darah Mbak Tu ternyata
tinggi. Dan ada kemungkinan, Mbak Tu alergi/tidak cocok dengan tablet
dan puyer penghilang sakit kepala yang kemarin diminumnya. Dari Pak
Dokter pula kami diberi tahu agar kami mulai mengatur pola makan. Umur
sudah banyak, kita tidak boleh makan yang sembarangan lagi. Lebih baik
banyak makan sayur dan buah, perbanyak pula minum air putih, minimal 8
gelas sehari. Karena Mbak Tu juga punya tekanan darah tinggi, tubuhnya
juga gemuk, akhirnya dia juga diberitahu pula makanan apa yang boleh
dimakan dan makanan apa pula yang tidak boleh dimakan/harus dihindari.
Makanan yang harus dihindari utamanya adalah daging-dagigan, makanan
yang digoreng atau berkolesterol tinggi dan makanan yang asin atau
mengandung MSG. Dari Pak Dokter pula kami tahu, agar kita tidak boleh
minum obat sembarangan. Lebih baik datang dan konsultash saja ke
Puskesmas atau dokter terdekat.
Sepulangnya dari
Puskesmas, dan setelah minum obat yang diberikan oleh pak Dokter,
kesehatan Mbak Tu berangsur-angsur membaik. Sakit kepalanya hilang,
biduren nyapun sedikit demi sedikit juga kempes. Alhamdulillah…….
Kini,
Mbak Tu sudah jarang sakit. Kalaupun sakit mungkin cuma sakit flu atau
masuk angin biasa. Tubuhnya memang gemuk, tetapi gerakannya juga gesit.
Pergi ke manapun, walau jalan kaki, dia tidak mengeluh capek. Sekarang
dia sudah punya 4 anak dan 2 cucu lho.
Dari pengalamannya
Mbak Tu waktu sakit itu pula, aku bisa mengambil hikmah : lebih baik
kita menjaga kesehatan dengan banyak berolah raga dan mengatur pola
makan kita, daripada mengobati. Juga saat kita sakit, jangan minum obat
sembarangan. Bisa jadi, bukan kesembuhan yang kita dapat, justru
penyakit yang lebih berbahaya malah bisa menghampiri kita. Waspadalah...
waspadalah !!!!!!!
Jumat, 29 Juni 2012
DAN…., BU DOKTER GIGIPUN KAGUM KEPADA RIFQI (lomba menulis blog # MomsGoBlogging)
Jum ‘at malam kemarin, 15 Oktober 2010, anakku yang nomor 2, Rifqi
Ainun Naufal (5 tahun) rewel. Dia bilang kalau giginya sakit. Waduh…
penyakit langganan nih. Saya sih sebetulnya mau-mau saja membawa Rifqi
ke dokter gigi. Tapi saya trauma dengan sikap Rifqi ketika ke dokter
gigi beberapa bulan yang lalu. Rifqi tidak mau membuka mulutnya, tidak
mau diperiksa giginya oleh Bu Dokter. Alhasil pada sakit gigi kali
inipun saya bingung, dibawa ke dokter gigi atau tidak ya enaknya ?
Sabtu pagi itu saya masih bimbang, membawa Rifqi ke dokter gigi atau tidak. Akhirnya sebelum saya berangkat untuk latihan yoga, dengan pelan-pelan saya bilang ke Rifqi, “ Qi, nanti siang kita ke dokter gigi ya ? Rifqi mau kaaan ?? Daripada Rifqi sakit dan rewel lho…. Paling nanti giginya cuma dilihat sama Bu Dokter, Qi. Ayo, mau ya sayang ?? “
Tidak ada anggukan atau gelengan kepala dari Rifqi. Juga tidak ada jawaban ya atau tidak.
Siangnya, setelah saya latihan yoga dan Rifqi pulang dari sekolah, kuantar Rifqi ke klinik gigi di RS Lavalette. Perasaan was was masih menyelimutiku. Khawatir kalau Rifqi tidak mau diperiksa giginya. Apalagi saat sedang antri, ada seorang anak yang sedang diperiksa giginya menangis keras sekali. Untuk mengatasinya, kualihkan perhatian Rifqi, kuajak dia menjauh dari ruang praktek dokter. Kebetulan di RS tersebut ada taman yang asri. “Bu, Bu… aku mau lihat burung itu !” kata Rifqi sambil menunjuk tempat burung di taman itu. “Iya Qi, nanti kita lihat ke sana ya, tapi setelah Rifqi periksa gigi. “
Alhamdulillah, pas masuk di ruangan dokter gigi, ditangani oleh Bu Dokter gigi yang masih muda dan cantik, yang sabar dan telaten, akhirnya Rifqi mau diperiksa giginya. Ternyata memang gigi Rifqi sudah banyak yang berlubang. Ah leganya, akhirnya Rifqi ku sekarang telah menjadi seorang yang pemberani. Berani untuk diperiksa dan dirawat giginya. Masih terngiang pujian dari Bu Dokter gigi : “Ih, Mas Rifqi hebat ya… mau diperiksa giginya. Minggu depan ke sini lagi ya sayang … , untuk perawatan gigi“.
Rifqi & aku, ibunya..
Sabtu pagi itu saya masih bimbang, membawa Rifqi ke dokter gigi atau tidak. Akhirnya sebelum saya berangkat untuk latihan yoga, dengan pelan-pelan saya bilang ke Rifqi, “ Qi, nanti siang kita ke dokter gigi ya ? Rifqi mau kaaan ?? Daripada Rifqi sakit dan rewel lho…. Paling nanti giginya cuma dilihat sama Bu Dokter, Qi. Ayo, mau ya sayang ?? “
Tidak ada anggukan atau gelengan kepala dari Rifqi. Juga tidak ada jawaban ya atau tidak.
Siangnya, setelah saya latihan yoga dan Rifqi pulang dari sekolah, kuantar Rifqi ke klinik gigi di RS Lavalette. Perasaan was was masih menyelimutiku. Khawatir kalau Rifqi tidak mau diperiksa giginya. Apalagi saat sedang antri, ada seorang anak yang sedang diperiksa giginya menangis keras sekali. Untuk mengatasinya, kualihkan perhatian Rifqi, kuajak dia menjauh dari ruang praktek dokter. Kebetulan di RS tersebut ada taman yang asri. “Bu, Bu… aku mau lihat burung itu !” kata Rifqi sambil menunjuk tempat burung di taman itu. “Iya Qi, nanti kita lihat ke sana ya, tapi setelah Rifqi periksa gigi. “
Alhamdulillah, pas masuk di ruangan dokter gigi, ditangani oleh Bu Dokter gigi yang masih muda dan cantik, yang sabar dan telaten, akhirnya Rifqi mau diperiksa giginya. Ternyata memang gigi Rifqi sudah banyak yang berlubang. Ah leganya, akhirnya Rifqi ku sekarang telah menjadi seorang yang pemberani. Berani untuk diperiksa dan dirawat giginya. Masih terngiang pujian dari Bu Dokter gigi : “Ih, Mas Rifqi hebat ya… mau diperiksa giginya. Minggu depan ke sini lagi ya sayang … , untuk perawatan gigi“.

1000 kisah tentang Ibu : IBUKU, TIDAK INGIN ANAK-ANAKNYA MENJADI ANAK TIRI
Dulu, sewaktu aku masih kecil, dan sering diulang ketika
aku sudah remaja, ibuku (Bu Asiyah) pernah bercerita, bahwa menjadi
anak tiri itu sangat tidak enak. Sangat menderita sekali. Ini bukan
sekedar cerita menakut-nakuti lho......Berdasarkan cerita beliau, Ibuku
dulu sangat menderita sebagai anak tiri. Perlakuan ibu tiri yang kejam,
perlakuan yang berbeda dengan anak kandung, ternyata bukan sekedar
cerita saja.
Ibu memang benar-benar mengalaminya !!!! Untuk itulah, Ibu tidak mau anak-anaknya menjadi anak tiri. Bagaimanapun keadaannya, Ibu ingin, semua anaknya diasuh dan dilindunginya. Bahkan ketika ada kakakku yang akan diasuh oleh Pakdhe, Ibuku tidak mengijinkannya. Begitu juga kehidupan berumah tangganya dengan Bapak (Pak Salim). Sangat dijaga betul. Apapun masalahnya dengan Bapak, Ibu berusaha mempertahankan pernikahannya dengan bapakku. Bagaimanapun "nakalnya" Bapak, Ibuku selalu memaafkannya. Dan ternyata, hanya mautlah yang memisahkan kisah cinta Bapakku dengan Ibuku. Bapakku meninggal dunia pada tanggal 15 Maret 2008.
Ah Ibu, betapa mulia budi pekertimu. Dengan penghasilan Bapak sebagai PNS rendahan (Bapak pensiun dengan pangkat I D), dan dengan tanggungan 8 anak, Ibu berusaha sekuat tenaga membesarkan kami, putra putrinya. Ibu juga berusaha sekuat tenaga agar kami, putra putrinya bisa bersekolah semaksimal mungkin. Gali lubang tutup lubang, terjerat hutang ke rentenir (dengan bunga hutang yang sangat mencekik leher), menjual rumah untuk melunasi hutang, dilakukan Ibu untuk membesarkan kami, anak-anaknya. Tentang kisah menjual rumah ini, aku masih punya rasa sakit hati sampai sekarang. Bahkan masih ada keinginan kuat untuk bisa membeli rumah itu kembali. Ya, sebuah rumah, di Semarang. Rumah tempat kami dibesarkan beramai-ramai. Rumah yang di sekelilingnya ada pohon tebu, pohon jambu batu, jambu air, sirsak, dan tumbuhan lain. Sakit hatiku pada makelar yang menjual rumahkt. Bayangkan, dia bisa menjual rumaku pada tahun 1985 seharga 3,25 juta, e... sama Ibu dan Bapakku cuma dibayarkan 2,5 juta. Ah... namanya juga makelar. Ngambil untungnya banyak banget !!! Sejak dari menjual rumah itu, kami menjadi "kontraktor". Pengontrak dari rumah yang satu ke rumah yang lain. Kadang sampai malu aku pada teman-temanku, alamat rumah kok gonta-ganti terus. Tapi Ibuku tetap saja sabar dan bersahaja menjalani rumah tangga dengan selalu pindah rumah itu.
Rasa cinta ibu kepadaku sebagai anak bungsunya semakin terlihat ketika tahun 1994 aku memutuskan merantau ke Jakarta untuk sekolah kedinasan. Ah Ibu, aku tahu pasti, engkau pasti sangat berat untuk melepaskanku. Kulihat mata ibuku berkaca-kaca. Mungkin ibu tidak tega melepasku yang saat itu tidur saja masih dikeloninya (ah.. jadi malu ...). Tapi restunya tetap diberikannya untukku, untuk hidup jauh di Jakarta, juga restu untukku ketika aku menikah pada tanggal 16 Maret 2000. Biarpun aku sudah menikah dan punya anak, sampai kini, ibu juga masih menyediakan makanan coklat kesukaanku, seperti GERY CHOCOLATOS. Kalau sudah ada GERY CHOCOLATOS, bisa rebutan antara anak dan cucu-cucunya.
Kini, ketika 8 anaknya sudah mentas (berkeluarga) semua, kulihat rona kebahagiaan di wajah ibuku. Apalagi kalau pas ada acara keluarga dan semuanya bisa ngumpul. Wuih... ramenya. Oh ya, dari 8 anaknya, ibuku sekarang mempunyai 18 cucu dan 3 buyut lho... Buyut yang ketiga lahir pada tanggal 25 September 2010 kemarin. Di antara anak-anaknya, ada yang sudah berhasil menjadi guru SMA, PNS di Pemprov Jawa Tengah, PNS di Departemen Keuangan, jadi tukang, dan berbagai pekerjaan lainnya. Inilah hasil dari kerja keras ibu dan bapakku serta berkat penerapan prinsip ibuku yang tidak mau anak-anaknya menjadi anak tiri. Do 'akan kami juga selalu rukun ya....
Dan kini ketika usiaku menginjak 36 tahun , mudah-mudahan, aku juga bisa mengikuti jejak Ibuku, dapat mempertahankan mahligai pernikahanku yang sekarang “baru” menginjak usia ke-10. Mudah-mudahan aku juga bisa mengikuti dan menerapkan prinsip ibuku : "TIDAK INGIN ANAK-ANAKKU MENJADI ANAK TIRI. "
Di usiamu yang senja (68 tahun), ijinkan aku untuk membahagiakanmu, Ibu. Kalaupun engkau tidak bersedia ikut tinggal bersamaku di Malang (yang menurutmu sangat dingin, dibandingkan dengan kotamu kini, Semarang), aku bisa memakluminya. Hanya sebaris do 'a ini yang senantiasa kupanjatkan di setiap selesai sholatku, Ibu : Ya Allah, ampunilah dosa Ibu dan Bapakku. Sayangilah mereka, sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil. Amiiin....
Ibu & aku, anak bungsunya
keluarga kecilku
Ibu memang benar-benar mengalaminya !!!! Untuk itulah, Ibu tidak mau anak-anaknya menjadi anak tiri. Bagaimanapun keadaannya, Ibu ingin, semua anaknya diasuh dan dilindunginya. Bahkan ketika ada kakakku yang akan diasuh oleh Pakdhe, Ibuku tidak mengijinkannya. Begitu juga kehidupan berumah tangganya dengan Bapak (Pak Salim). Sangat dijaga betul. Apapun masalahnya dengan Bapak, Ibu berusaha mempertahankan pernikahannya dengan bapakku. Bagaimanapun "nakalnya" Bapak, Ibuku selalu memaafkannya. Dan ternyata, hanya mautlah yang memisahkan kisah cinta Bapakku dengan Ibuku. Bapakku meninggal dunia pada tanggal 15 Maret 2008.
Ah Ibu, betapa mulia budi pekertimu. Dengan penghasilan Bapak sebagai PNS rendahan (Bapak pensiun dengan pangkat I D), dan dengan tanggungan 8 anak, Ibu berusaha sekuat tenaga membesarkan kami, putra putrinya. Ibu juga berusaha sekuat tenaga agar kami, putra putrinya bisa bersekolah semaksimal mungkin. Gali lubang tutup lubang, terjerat hutang ke rentenir (dengan bunga hutang yang sangat mencekik leher), menjual rumah untuk melunasi hutang, dilakukan Ibu untuk membesarkan kami, anak-anaknya. Tentang kisah menjual rumah ini, aku masih punya rasa sakit hati sampai sekarang. Bahkan masih ada keinginan kuat untuk bisa membeli rumah itu kembali. Ya, sebuah rumah, di Semarang. Rumah tempat kami dibesarkan beramai-ramai. Rumah yang di sekelilingnya ada pohon tebu, pohon jambu batu, jambu air, sirsak, dan tumbuhan lain. Sakit hatiku pada makelar yang menjual rumahkt. Bayangkan, dia bisa menjual rumaku pada tahun 1985 seharga 3,25 juta, e... sama Ibu dan Bapakku cuma dibayarkan 2,5 juta. Ah... namanya juga makelar. Ngambil untungnya banyak banget !!! Sejak dari menjual rumah itu, kami menjadi "kontraktor". Pengontrak dari rumah yang satu ke rumah yang lain. Kadang sampai malu aku pada teman-temanku, alamat rumah kok gonta-ganti terus. Tapi Ibuku tetap saja sabar dan bersahaja menjalani rumah tangga dengan selalu pindah rumah itu.
Rasa cinta ibu kepadaku sebagai anak bungsunya semakin terlihat ketika tahun 1994 aku memutuskan merantau ke Jakarta untuk sekolah kedinasan. Ah Ibu, aku tahu pasti, engkau pasti sangat berat untuk melepaskanku. Kulihat mata ibuku berkaca-kaca. Mungkin ibu tidak tega melepasku yang saat itu tidur saja masih dikeloninya (ah.. jadi malu ...). Tapi restunya tetap diberikannya untukku, untuk hidup jauh di Jakarta, juga restu untukku ketika aku menikah pada tanggal 16 Maret 2000. Biarpun aku sudah menikah dan punya anak, sampai kini, ibu juga masih menyediakan makanan coklat kesukaanku, seperti GERY CHOCOLATOS. Kalau sudah ada GERY CHOCOLATOS, bisa rebutan antara anak dan cucu-cucunya.
Kini, ketika 8 anaknya sudah mentas (berkeluarga) semua, kulihat rona kebahagiaan di wajah ibuku. Apalagi kalau pas ada acara keluarga dan semuanya bisa ngumpul. Wuih... ramenya. Oh ya, dari 8 anaknya, ibuku sekarang mempunyai 18 cucu dan 3 buyut lho... Buyut yang ketiga lahir pada tanggal 25 September 2010 kemarin. Di antara anak-anaknya, ada yang sudah berhasil menjadi guru SMA, PNS di Pemprov Jawa Tengah, PNS di Departemen Keuangan, jadi tukang, dan berbagai pekerjaan lainnya. Inilah hasil dari kerja keras ibu dan bapakku serta berkat penerapan prinsip ibuku yang tidak mau anak-anaknya menjadi anak tiri. Do 'akan kami juga selalu rukun ya....
Dan kini ketika usiaku menginjak 36 tahun , mudah-mudahan, aku juga bisa mengikuti jejak Ibuku, dapat mempertahankan mahligai pernikahanku yang sekarang “baru” menginjak usia ke-10. Mudah-mudahan aku juga bisa mengikuti dan menerapkan prinsip ibuku : "TIDAK INGIN ANAK-ANAKKU MENJADI ANAK TIRI. "
Di usiamu yang senja (68 tahun), ijinkan aku untuk membahagiakanmu, Ibu. Kalaupun engkau tidak bersedia ikut tinggal bersamaku di Malang (yang menurutmu sangat dingin, dibandingkan dengan kotamu kini, Semarang), aku bisa memakluminya. Hanya sebaris do 'a ini yang senantiasa kupanjatkan di setiap selesai sholatku, Ibu : Ya Allah, ampunilah dosa Ibu dan Bapakku. Sayangilah mereka, sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil. Amiiin....


RAHASIA KULIT CANTIKKU
Menurutku, kulit yang cantik itu kalau kulit kita tampak sehat, kenyal dan cerah. Berikut ini rahasia kulit cantikku (perawatan dari dalam/jiwa dan perawatan dari luar ) :
1. aku hanya melakukan segalanya secara sederhana dan penuh dengan rasa cinta. Karena aktivitas seberat apapun kalau kita lakukan dengan rasa cinta, segalanya akan terasa ringan dan menyenangkan. Dan hal ini sangat berpengaruh terhadap kecantikan kulitku
2. Aku juga selalu berusaha menjaga kesehatan kulitku dengan sebaik-baiknya, yaitu dengan mengkonsumsi makanan sehat, minum air putih (selalu kuusahakan) minimal 8 gelas sehari, latihan yoga, jalan kaki dan menjaga kualitas tidurku. Dan satu hal lagi yang juga tak kalah pentingnya : memberikan nutrisi terbaik bagi kulitku, yaitu dengan menggunakan produk kosmetika yang aman untuk kulitku.
3. Berusaha menghindari faktor-faktor perusak kulit, seperti lingkungan (polusi udara), gaya hidup yang kurang baik (merokok, minum-minuman beralkohol, stres) serta menghindari melakukan perawatan kulit yang salah. Perawatan kulit yang salah diantaranya adalah melakukan perawatan kulit demi mendapatkan kondisi kulit yang diinginkan secara instan. Dengan cara yang instan, maka kecantikan yang long lasting tak akan pernah kita dapatkan. Alih-alih ingin cantik, muka jadi tambah jerawatan, timbul flek hitam dan tak jarang pula menjadi infeksi.
Menjadi tua itu pasti, tapi menua dengan kulit sehat dan tetap terlihat cantik alami, itu adalah pilihan. Dan kini, diusiaku yang ke-37 tahun ini , saat ini dan sampai kapanpun, aku akan selalu berusaha untuk mendapatkan kulit yang cantik dan sehat. Kamu juga khaaan ??
RESEP SEMUR KELUARGAKU : SEMUR HATI AYAM TOMAT BANGO
Resep SEMUR HATI AYAM TOMAT BANGO
ini adalah kombinasi resep masakan kesukaan suami, aku dan anak-anak.
Karena suamiku senangnya masakan yang pedas, maka dalam semur ini
kutambahkan sedikit cabe merah keriting. Sedangkan aku yang asli
Semarang, Jawa Tengah, yang senang manis-manis, dalam resep semur ini
kutambahkan KECAP BANGO yang sudah menjadi kecap andalan keluargaku sejak dulu. Dan agar anak-anak suka makan sayur, dalam semur ini juga kutambahkan KENTANG dan TOMAT. Jadilah semur favorit keluargaku ini kuberi nama : SEMUR HATI AYAM TOMAT BANGO. Penasaran ingin mencobanya kan ? Berikut ini bahan-bahan yang dibutuhkan dan cara memasaknya :
Bahan :
Cara Memasaknya :
- Jika ingin rasa asam dari tomat tidak terasa, jumlah KECAP BANGO nya lebih dibanyakkan.
Pesan : Selamat menikmati dengan nasi putih hangat, dan awas... KETAGIHAN tidak ditanggung !!!!!!

Bahan :
- 4 pasang hati ayam (kalau ada hati ayam kampung yaaa ?)
- setengah batang daun bawang
- 2 buah kentang
- 1 buah tomat
- 1/4 sendok teh pala bubuk
- 1/4 sendok teh merica bubuk
- Garam secukupnya
- KECAP BANGO secukupnya
- Minyak untuk menumis
- 2 gelas air
- 3 buah cabe merah keriting
- 2 siung bawang putih
- 4 siung bawang merah
- Hati dan ampela ayam dibersihkan, beri perasan air jeruk nipis, diamkan sebentar, lalu goreng kecoklatan.
- Tomat dicuci bersih dan dipotong 8 bagian, sisihkan
- Daun bawan dipotong kasar, sisihkan
- Kentang dikupas, potong 8 bagian, goreng kecoklatan
Cara Memasaknya :
- Siapkan wajan,tumis bumbu halus, pala bubuk, merica bubuk dan potongan daun bawang sampai harum, lalu masukan hati ayam dan kentang, lalu tambahkan 2 gelas air
- Masak hingga air menyusut, setelah itu tambahkan garam secukupnya. Terakhir masukkan potongan TOMAT dan KECAP BANGO, aduk merata.
- Setelah itu angkat dan hidangkan dalam piring
- SEMUR HATI AYAM TOMAT BANGO siap disantap bersama anggota keluarga
- Jika ingin rasa asam dari tomat tidak terasa, jumlah KECAP BANGO nya lebih dibanyakkan.
Pesan : Selamat menikmati dengan nasi putih hangat, dan awas... KETAGIHAN tidak ditanggung !!!!!!

"Anak Nakal atau Banyak Akal"
Bundas, Pandas,Tantes,dll...pernah
Aha!...tahukan anda jika anak anak hanya ingin menunjukan kretaifitas dan daya imaginasi mereka, hanya itu.
So...yukkk,kupas tuntas kisah kisah ajaib anak anak dalam buku ini agar kita tidak terjerumus menyebut anak sebagai:ANAK NAKAL
Simak tingkah polah anak-anak dari para penulis buku ini yang menggemaskan, hingga tak jarang membuat orang dewasa melabeli mereka "nakal." Meski sebenarnya anak-anak tidaklah nakal, melainkan sedang mengembangkan aktivitas otak mereka.
Judul naskah dan kontributor:
P3K Untuk Tanaman Ibu –Eni Martini
Demo Ala Krucil –Adheste
Malin Kundang Anak yang Sholeh –Yessi Anggraini
Ayamnya Minta Mandi –Siti Nurhasanah
Spons Itu Bernama Faiz –Rima Ria Lestari
Drama Malya –Vindy Putri
Pertengkaran Gula –Ari Kurnia
Syabil Oh Syabil --Dewi Yuliasari
Padang Salju dan Bedak Cantik –Nabila Anwar
Balada Ikan Hiu dan Pencukur Kumis –Aisyah Pratiyo
Mama Jangan Marah! –Nining Sumarni
Bun-Bun, Aku kan Sudah Besar –Aida M. Affandi
Putriku Aiko : Antara Love hingga Suami –Najmatul Jannah
Oh My God! –Sukimah Yono
Kau Tetap Kusayang –Nina Rahayu Nadea
Batita dan Bahasa Galaksi Andromeda –Skylashtar Maryam
Sang Maestro Cilik –Marita Fadhilah
Dunia Arya –Tri Wahyuni Rahmat
Bidadari-Bidadari Nakal –Sarah Amijaya
Aku Mau Bantu Bunda Milih Beras –Risahmawati Thalib
Mencari perhatian berakibat hilangnya barang –Rosi Meilani
11 Malaikat –Irni Fatma Satyawati
Cuma Ingin Dandanin Adik Kok…. –Ikha Ummu Nabilah
Anakku Kreatif –Anik Nueraeni
Tetap Tenang Saat Tamu Bertandang –Linda Nurhayati
“Like-Like Me….” –Kun Sri Budiasih
Tragedi Labu Kuning –Galuh Kencono Wulan
Saat Hanya Ada Abe dan Ibu di Rumah –Larin Tikafebriyanti
Huru-Hara Di Udara Bandara –Viana Akbari
Abang dan Kaca Pembesar --Marliyani
Celoteh Kembar –Irni Fatma Satyawati
Sidiq Ingin Jadi Perenang –Leyla Hana
penulis: Eni Martini, Leyla Hana Dkk
Penerbit: Elexmedia Komputindo
Harga: Rp.38.800
cari dan beli di Toko buku Gramedia atau pesan by inbox...cekidot
CATATAN HATI SEORANG ISTRI, CATATAN HATI YANG MENYADARKANKU
Saat cinta berpaling
Saat rumah tangga dalam prahara
Saat ujian demi ujian-Nya mengguncang jiwa
Kemana seorang istri harus mencari kekuatan,
agar hati terus bertasbih ?
Temukan kisah keterpurukan dan kebangkitanku ini hanya di antologi terbaru 'Asma Nadia Inspirasiku'.
Bagi yang berminat, dapatkan bukunya di Toko Buku Gramedia yaaa...
Di antologi ini juga memuat goresan 30 pemenang audisi, sbb :
1. ADE RAHAYU ~Asma Nadia Adalah Inspirasiku Setelah R.A. Kartini
2. ANISA WIDIYARTI ~Sosok yang Menginspirasi Hidupku
3. DANIEL HERMAWAN ~Berkarya dari Kesederhanaan
4. DESMAYENTI ~Ku Ingin yang Sempurna
5. DIAN ANDARI YUAN ~Indahnya Sebuah Kesabaran
6. DIAR ESTIWINENGKU ~Hidayah yang Tertunda
7. DINA FAUZIAH ~Ketika Aku Ingin Melepas Jilbab
8. DWI APRILYTANTI HANDAYANI ~Menembus Cakrawala Bersama Asma Nadia
9. DWI ISNAINI K.~Satu Asma Nadia untuk Dua Duniaku
10. EKA PURWANI ~Istana Kedua untuk Bapak
11. IRENA PUSPAWARDANI ~Hampir Separoh Umurku Ditemani Asma Nadia
12. JOKO SUSANTO ~2 Hati 1 Cinta Sejuta Warna
13. LEILA RIZKI NIWANDA ~Jangan Jadi Muslimah Biasa-Biasa Saja!
14. LINA DWI ASTUTI ~Asma Nadia, Inspirasiku Terus Berkarya
15. MIFTAHUL JANNAH ~Inilah Aku!!!
16. MILDAINI ~Ketika Cinta Tak Lagi Indah, Saatnya Menelusuri Jejak yang Terlupa
17. MIRA APRIANI ~Di Mataku, Suamiku Sempurna
18. MURTI YULIASTUTI ~Catatan Hati Mom…Wow !
19. RATIH INDAH LESTARI ~Surga Untuk Kita
20. RATNA CHRISNAWATI ~Bukan Sekedar Cinta Biasa
21. RESIRASARI DIAH RIZKYAPUTRI ~Berjanjilah!
22. RIAWANI ELYTA ~Cinta Pembuka Segala
23. RINATIN NYOTO ~Allah, Bersama-Mu Tak Ada Jalan Buntu
24. RISSA AULIAN ~Menjadi Istri Paling Bahagia
25. ROSINTAN HASIBUAN ~Pertemuan Tak Sengaja
26. SANUSI ~Cinta Laki-laki Biasa yang Luar Biasa
27. SUKIMAH ~Catatan Hati Seorang Istri, Catatan Hati yang Menyadarkanku
28. VITA SOPHIA DINI ~Asma Nadia: Idola, Inspirator, Motivator
29. WIDYA FITRI ~Mba Asma Bikin Aku Tambah Nekad
30. YULI MISGIYATI ~Guru Anakku Sekolah di PAUD
Promo ini gak dipungut biaya ^_^, thanks buat yang udah singgah, especially buat yang berkenan mesen ^_^
Rabu, 27 Juni 2012
KERAMAHTAMAHAN YANG MENGGUNCANG DUNIA
Jujur,
dulu saya hanya menganggap semua ini hanya teori, ketika guru Sekolah Dasar
(SD) saya bilang bahwa ciri khas penduduk Indonesia adalah ramah tamah.
Saya dulu menganalogikan ramah tamah dengan basa basi. Pikiran masa kecil saya mengatakan ramah tamah di Indonesia adalah sekedar teori, tanpa bukti nyata. Tak berpengaruh bagi kehidupan berbangsa dan bermasyarakat, apalagi sampai mengguncang dunia. Ternyata saya keliru. Dalam kehidupan saya
sehari-hari, begitu banyak saya menjumpai orang-orang yang menurut saya paling
Indonesia, dengan ciri khas ramah tamahnya. Inilah sebagian dari mereka :
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||
.
1). Pesona keramahtamahan penduduk Indonesia
Mata saya masih takjub membaca berita tentang artis cantik Dian Sastrowardoyo yang akan datang mewakili Indonesia dan Asia Tenggara ke Cannes Film Festival 2012, saat
teman-teman kantor asyik bercerita tentang kejadian hari itu. Tanpa sengaja telinga ini menguping
pembicaraan mereka.
" Wuiih, Bu Nanik hebat ya... Orang yang kemarin marah-marah di ruangan ini langsung bertekuk lutut. Mereka mau membayar semua tunggakannya lhoo.., " kata Mbak Asih dengan penuh semangat. Ada decak kekaguman dalam nada suaranya.
" Bu Nanik gitu lhooo.. Senyum sedikit, langsung deh bisa mencairkan segalanya," Mbak Rumi ikut menimpali.
Sementara Bu Nanik, yang dipuji-puji dan dijadikan bahan pembicaraan, hanya tersenyum simpul.
" Wuiih, Bu Nanik hebat ya... Orang yang kemarin marah-marah di ruangan ini langsung bertekuk lutut. Mereka mau membayar semua tunggakannya lhoo.., " kata Mbak Asih dengan penuh semangat. Ada decak kekaguman dalam nada suaranya.
" Bu Nanik gitu lhooo.. Senyum sedikit, langsung deh bisa mencairkan segalanya," Mbak Rumi ikut menimpali.
Sementara Bu Nanik, yang dipuji-puji dan dijadikan bahan pembicaraan, hanya tersenyum simpul.
Bu Nanik adalah teman seruangan yang tempat duduknya tepat berada di sebelah kanan saya. Sudah hampir
lima tahun kami bekerja dalam satu seksi atau bagian. Berkaca mata, berkulit hitam manis, ramah dan
murah senyum.
Setiap ada masalah, apa pun jenisnya, selalu dihadapi Bu Nanik dengan sabar dan selalu tersenyum. Tak pernah emosional dan tak mudah tersulut amarah. Saat semua temannya ribut dengan beban kerja yang semakin bertambah, dia tetap tersenyum dan menjalankan tugasnya dengan penuh keramahtamahan.
Setiap ada masalah, apa pun jenisnya, selalu dihadapi Bu Nanik dengan sabar dan selalu tersenyum. Tak pernah emosional dan tak mudah tersulut amarah. Saat semua temannya ribut dengan beban kerja yang semakin bertambah, dia tetap tersenyum dan menjalankan tugasnya dengan penuh keramahtamahan.
![]() | |
saya dan Bu Nanik (berkaca mata) saat menghadiri resepsi pernikahan |
Semua klien yang keras kepala dan mudah marah, langsung patuh dan menyelesaikan semua kewajibannya, setelah ditangani oleh Bu Nanik. Dan semua kerja kerasnya membuahkan hasil, ketika dia dinyatakan sebagai pegawai favorit di kantor kami.
Di ruangan kerja kami ada telepon kantor. Siapa pun klien atau
orang yang akan menemui kami, harus telepon dulu. Biasanya sih kami ditelpon atau dipanggil Satpam kantor agar turun ke ruang konsultasi untuk menemui klien. Tak terhitung berapa banyak
bunyi krang kring " memanggil" kami. Kadang saya, Mbak Rumi atau teman yang lain malas mengangkat gagang telepon. Ujung-ujungnya, Bu Nanik lah
yang mengalah untuk mengangkat telepon. Selalu dan selalu.. Sudah tak terhitung
jari pula berapa kali Bu Nanik menemui klien, yang sebetulnya klien tersebut ingin bertemu dengan saya atau Mbak Rumi. Biasanya hal tersebut terjadi kalau saya dan Mbak Rumi sedang di luar ruangan karena ada suatu keperluan yang perlu diselesaikan segera.
Bu Nanik juga sangat ramah dan baik hati dengan menawarkan mobilnya untuk kami nunuti kemana saja. Mau makan siang, visit atau kunjungan kerja ke klien, dan berbagai keperluan lainnya. Begitu pun saat pulsa hand phone (HP) kami habis. Bu Nanik dengan senang hati meminjamkan HP nya untuk kami gunakan. Sering saya menolak bantuannya.
Bu Nanik juga sangat ramah dan baik hati dengan menawarkan mobilnya untuk kami nunuti kemana saja. Mau makan siang, visit atau kunjungan kerja ke klien, dan berbagai keperluan lainnya. Begitu pun saat pulsa hand phone (HP) kami habis. Bu Nanik dengan senang hati meminjamkan HP nya untuk kami gunakan. Sering saya menolak bantuannya.
" Nggak usah Bu, nanti pulsa Ibu habis lhoo... "
" Nggak apa-apa, Mbak. Pakai saja. Saya masih punya fasilitas Talk Mania (TM)nya Simpati kok. Sayang kalau nggak dihabiskan. Kalau telepon pakai TM kan bisa hemat, Mbak. "
Dan dengan sangat terpaksa (padahal senang), saya terima uluran tangan dari Bu Nanik.
Dan dengan sangat terpaksa (padahal senang), saya terima uluran tangan dari Bu Nanik.
***
Saya merasa sangat sedih ketika kami sedang berselisih paham. Rasanya tak nyaman sekali. Tidak saling bertegur sapa, atau saling cerita. Untung saja Bu Nanik juga bukan orang yang pendendam. Marahnya sama saya paling cuma mampu bertahan sehari. Setelahnya ? Langsung akrab lagi.
dari kanan ke kiri : Tina, Bu Nanik, Mbak Aries, Mbak Ria, saya, Pak Wito, Mbak Rumi |
Keramahtamahan dalam perkataan
menciptakan
keyakinan,
keramahtamahan dalam pemikiran menciptakan kedamaian, keramahtamahan
dalam memberi menciptakan kasih. ( Lao Tse )
Sikap ramah tamah juga kembali saya temui ketika menghadiri pertemuan suatu komunitas. Awalnya saya sempat deg-degan, takut nggak bisa ngomong atau berbaur dengan teman-teman yang lain. Karena saya termasuk orang baru dalam komunitas tersebut dan belum punya karya apa-apa. Ternyata dugaan saya salah.
Dari awal berangkat, entah sengaja atau tidak (yang jelas sudah diatur oleh Allah SWT), saya dipertemukan dengan orang-orang yang sangat ramah tamah. Dari Malang menuju Surabaya, tempat pertemuan diadakan, saya berangkat bareng dengan Mbak Dewi Mora Rizkiana. Untung saja kami sudah pernah betemu sebelumnya. Jadi pembicaraan kami langsung nyambung. Kepala Sekolah sebuah Taman Kanak-kanak (TK) ini ternyata juga tak pelit membagi ilmunya. Ilmu apa saja. Ilmu mendidik anak, menulis dan mendongeng.
Sesampainya di Surabaya, kami dijemput oleh Bu Afin dan suaminya yang juga ramah tamah. Waktu itu karena kami akan dijemput agak siangan di terminal Surabaya dan bingung mau ngapain, akhirnya kami bermaksud untuk berangkat sendiri ke tempat acara. Ternyata oleh mereka, kami tak diijinkan. Alasannya karena mereka takut nanti kami kesasar dan tidak sampai tujuan. Maklumlah, Surabaya merupakan knta yang padat dengan tingkat kemacetan dan cuaca panas yang sangat tinggi.
Padahal tahu tidak, kami akan bareng dengan keluarga Bu Afin itu gratis lhoo.. Tak membayar sepersen pun. Nyatanya kami diperlakukan seperti ratu, tak boleh pergi sebelum mereka dan mobilnya datang menjemput. Duuh. senangnya berteman dengan mereka.
Ketika mobil dan keluarga Bu Afin datang, kembali saya dipertemukan dengan Mbak Dian Kristiani, yang super duper ramah. Setelah berkenalan sebentar di dalam mobil, dia langsung menanyai saya macam-macam. Saya asli mana, suami dari mana, punya anak berapa dan bekerja di mana.
Setelah saya jawab, obrolan berlangsung seperti jalan tol : sangat lancarr.. Kebanyakan tentang masalah Mbak Dian, yang kebetulan berhubungan dengan pekerjaan saya sehari-hari. Dari obrolan yang singkat itu, saya sudah merasa diuwongke, dianggap dan dihargai.
Ketika sampai di tempat acara, barulah saya tahu, siapa Mbak Dian ini sebenarnya. Dia dielu-elukan oleh siapa saja yang hadir saat itu, karena ternyata Mbak Dian sudah punya banyak karya. Semua fans atau penggemarnya dia layani dengan sangat ramah. Tak ada perkecualian.
Karena sambutan terhadap Mbak Dian begitu meriah, barulah saya yang merasa belum punya satu karya pun langsung menyingkir dari sampingnya. Di sudut ruangan, ada perasaan iri dan semangat yang berkobar-kobar. Iri karena belum mampu menorehkan prestasi, dan timbul semangat untuk membuat karya sebagus punya Mbak Dian.
Di kemudian hari saya tahu dari diskusi komunitas tersebut, ternyata karya Mbak Dian akan diterbitkan oleh negara tetangga kita, Malaysia. Itu pun cuma ditanggapi Mbak Dian dengan tertawa dan gaya gokilnya yang khas.
***
Padahal tahu tidak, kami akan bareng dengan keluarga Bu Afin itu gratis lhoo.. Tak membayar sepersen pun. Nyatanya kami diperlakukan seperti ratu, tak boleh pergi sebelum mereka dan mobilnya datang menjemput. Duuh. senangnya berteman dengan mereka.
Ketika mobil dan keluarga Bu Afin datang, kembali saya dipertemukan dengan Mbak Dian Kristiani, yang super duper ramah. Setelah berkenalan sebentar di dalam mobil, dia langsung menanyai saya macam-macam. Saya asli mana, suami dari mana, punya anak berapa dan bekerja di mana.
Setelah saya jawab, obrolan berlangsung seperti jalan tol : sangat lancarr.. Kebanyakan tentang masalah Mbak Dian, yang kebetulan berhubungan dengan pekerjaan saya sehari-hari. Dari obrolan yang singkat itu, saya sudah merasa diuwongke, dianggap dan dihargai.
![]() |
dari kanan ke kiri : saya, Mbak Dian, dan Mbak Dewi Mora |
Ketika sampai di tempat acara, barulah saya tahu, siapa Mbak Dian ini sebenarnya. Dia dielu-elukan oleh siapa saja yang hadir saat itu, karena ternyata Mbak Dian sudah punya banyak karya. Semua fans atau penggemarnya dia layani dengan sangat ramah. Tak ada perkecualian.
Karena sambutan terhadap Mbak Dian begitu meriah, barulah saya yang merasa belum punya satu karya pun langsung menyingkir dari sampingnya. Di sudut ruangan, ada perasaan iri dan semangat yang berkobar-kobar. Iri karena belum mampu menorehkan prestasi, dan timbul semangat untuk membuat karya sebagus punya Mbak Dian.
Di kemudian hari saya tahu dari diskusi komunitas tersebut, ternyata karya Mbak Dian akan diterbitkan oleh negara tetangga kita, Malaysia. Itu pun cuma ditanggapi Mbak Dian dengan tertawa dan gaya gokilnya yang khas.
***
2). Keramahtamahan pengguncang dunia
Kembali ke berita tentang artis cantik Dian Sastrowardoyo. Siapa pun tahu, dia sangat Indonesia sekali. Cantik, sudah pasti. Juga ramah tamah dan murah senyum. Tak judes dan tak pelit berbagi informasi ketika diwawancarai wartawan. Pemilik paras ayu ini mampu mengguncang dunia karena lewat film Pasir Berbisik, dia dianugerahi pemeran wanita
terbaik pada Festival Film Internasional Singapura (2002) dan Festival Film Asia di Deauville, Perancis (2002).
![]() | |
sumber foto : http://fashionesedaily.com |
Prestasinya yang terkini yaitu mewakili Indonesia dan Asia Tenggara untuk pertama
kalinya dalam sejarah di Cannes Film Festival 2012. Semua itu karena dia ramah tamah.
Di jagad dunia hiburan atau keartisan, sikap ramah tamah itu amat diperlukan. Bagaimana murkanya wartawan ketika sang artis hanya menjawab pertanyaan mereka dengan jawaban " No comment" dan langsung ngeloyor pergi. Apalagi kalau ada artis yang berseteru dengan lawan mainnya di sebuah film, atau aktor yang memukul para pemburu berita. Komentar negatif langsung tertuju kepada artis aktor yang tidak ramah tamah tersebut.
Berbeda dengan Dian Sastro, tak ada gosip miring atau berita jelek tentangnya. Itulah sebabnya mengapa walau sudah berumah tangga dan berputra satu, Dian Sastro masih sering kebanjiran job. Salah satu kunci suksesnya : sikap ramah tamahnya kepada siapa saja.
Keramahtamahan adalah aset terbesar bangsa Indonesia
Di jagad dunia hiburan atau keartisan, sikap ramah tamah itu amat diperlukan. Bagaimana murkanya wartawan ketika sang artis hanya menjawab pertanyaan mereka dengan jawaban " No comment" dan langsung ngeloyor pergi. Apalagi kalau ada artis yang berseteru dengan lawan mainnya di sebuah film, atau aktor yang memukul para pemburu berita. Komentar negatif langsung tertuju kepada artis aktor yang tidak ramah tamah tersebut.
Berbeda dengan Dian Sastro, tak ada gosip miring atau berita jelek tentangnya. Itulah sebabnya mengapa walau sudah berumah tangga dan berputra satu, Dian Sastro masih sering kebanjiran job. Salah satu kunci suksesnya : sikap ramah tamahnya kepada siapa saja.
Keramahtamahan adalah aset terbesar bangsa Indonesia
Public figure yang mengguncang dunia dengan prestasi dan mempunyai sifat ramah tamah lainnya adalah atlet bulutangkis kita, Susi Susanti. Kita semua tahu, Susi Susanti kalau sedang bermain bulutangkis selalu rendah hati, murah senyum dan tak emosional. Dia selalu menempatkan bola-bolanya dengan telaten dan cekatan. Bahagianya bangsa Indonesia ketika pada tahun 1992 Susi Susanti berhasil menjadi juara
tunggal putri cabang bulutangkis di Olimpiade Barcelona, 1992.
![]() | |
sumber : http://www.indonesiaberprestasi.web.id/?p=2480 |
Susi Susanti juga pernah menjadi
peraih emas pertama bagi Indonesia di ajang Olimpiade. Uniknya, Alan Budikusuma
yang merupakan pacarnya ketika itu, turut menjadi juara di tunggal putra. Mereka
berhasil mengawinkan gelar juara tunggal putra dan putri bulutangkis pada
Olimpiade Barcelona. Media asing menjuluki mereka sebagai “Pengantin
Olimpiade”, sebuah julukan yang terjadi menjadi kenyataan di kemudian hari.
Susi
kembali berhasil meraih medali, kali ini medali perunggu pada Olimpiade 1996 di
Atlanta, Amerika Serikat. Selain itu, Susi turut serta menorehkan prestasi
dengan merebut Piala Uber tahun 1994 dan 1996 bersama tim Uber Indonesia, gelar
yang telah lama lepas dari genggaman srikandi-srikandi kita.
Untuk seorang atlet, sikap sportif dan ramah tamah adalah sikap yang musti dijunjung tinggi. Kita sering melihat dan mendengar, bagaimana seorang atlet dihukum dengan kartu kuning, kartu merah, diskors tidak boleh main lagi, atau didenda jutaan rupiah, hanya karena mereka tidak ramah dan saling berseteru dengan lawan tandingnya.
Susi Susanti, berhasil mengukir prestasi dengan sikap ramah tamahnya. Seluruh dunia tertawan hatinya dengan senyum manisnya. Dan Indonesia pun bangga memiliki atlet seperti dia. Mendunia, tapi selalu membumi, karena mempunyai sifat yang paling Indonesia, ramah tamah.
Untuk seorang atlet, sikap sportif dan ramah tamah adalah sikap yang musti dijunjung tinggi. Kita sering melihat dan mendengar, bagaimana seorang atlet dihukum dengan kartu kuning, kartu merah, diskors tidak boleh main lagi, atau didenda jutaan rupiah, hanya karena mereka tidak ramah dan saling berseteru dengan lawan tandingnya.
Susi Susanti, berhasil mengukir prestasi dengan sikap ramah tamahnya. Seluruh dunia tertawan hatinya dengan senyum manisnya. Dan Indonesia pun bangga memiliki atlet seperti dia. Mendunia, tapi selalu membumi, karena mempunyai sifat yang paling Indonesia, ramah tamah.
***
Itulah Dian Sastrowardoyo dan Susi Susanti, contoh public figure yang prestasi dan keramahtamahannya berhasil mengguncang dunia. Di kehidupan sekitar saya ada pula Bu Nanik, Mbak Dewi Mora, Bu Afin dan Mbak Dian, orang yang keramahtamahannya juga telah menawan hati saya. Bukti nyata bahwa ramah tamah memang sudah menjadi ciri khas penduduk Indonesia. Dan dunia sudah mengakuinya. Mereka semua Muda, Beda dan Paling Indonesia. Lalu kapan giliran kita akan mengguncang dunia ? Hanya kita yang bisa menjawabnya, dengan sikap ramah tamah dan karya nyata kita.
*********
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog
Paling Indonesia, yang diselenggarakan oleh Anginmamiri.org dan Telkomsel.
Senin, 25 Juni 2012
KENANGAN LEBARANKU : MENEMANI BAPAK MASAK KETUPAT DAN MENERIMA ANGPAU
Kenangan lebaran yang tidak bisa aku lupakan yaitu saat malam
takbiran, aku menunggui dan menemani bapakku memasak ketupat dan lepet
menggunakan dandang/tempat memasak ketupat yang besar. Aku biasa
menyebutnya dandang raksasa. Memasaknya masih menggunakan cara
tradisional, yaitu dengan menggunakan kayu bakar. Tapi disitulah letak
kelezatan ketupat dan lepet bikinan bapakku. Bahkan karena lezatnya
itulah, ibuku selalu memasrahkan urusan memasak ketupat dan lepet hanya
kepada bapakku. Maklum saja, untuk memasak ketupat memang dibutuhkan
ketelatenan, stamina dan mata yang selalu terjaga. Jangan coba-coba
kalau saat memasak ini kita mengantuk, bisa-bisa ketupat dan lepet kita
akan jadi gosong. Hi hi hi hi hi
Setelah masakannya matang, bapakku menaruh ketupat dan lepet itu di atas bambu yang dibentangkan di dekat tungku. Saat menemani bapakku memasak itu, aku mendapat tugas memasukkan beras dan ketan ke dalam klongsongan ketupat dan jalinan janur. Dan tugasku yang lain yaitu sebagai pencicip pertama bila ketupat dan lepet bapak sudah matang. Akulah yang nanti memberi saran, apakah ketupatnya sudah pas atau kurang air. Ha ha ha ha.. gaya sekali ya aku waktu kecil ?
Ketika saat sholat Iedul Fitri tiba, kami beramai-ramai sholat ke tanah lapang. Setelah sungkeman, minta maaf ke bapak dan ibu serta saudara-saudara yang lain, kami antri untuk menunggu pembagian angpau dari bapak. Itulah saat yang kami tunggu-tunggu. Sambil menunggu pembagian angpau, biasanya kami langsung menikmati ketupat dan opor ayam, lepet dan makanan khas lebaran lainnya. Setelah itu, barulah kami mengunjungi tetangga dan sanak saudara untuk bermaaf-maafan.
Itulah kenanganku dengan bapakku saat Lebaran. Sebagai bungsu dari delapan bersaudara aku memang sangat dekat dengan bapak.Kini kenangan itu tak mungkin terulang lagi, karena bapak sudah meninggalkan kami untuk selama-lamanya, menghadap Sang Khalik, pada tanggal 15 Maret 2008.
Tradisi memasak ketupat dan lepet di atas tungku dan kayu bakar itu kini tidak bisa kulakukan lagi dengan kedua putraku, Daffa dan Rifqi. Maklumlah, aku bukan jago masak ketupat dan lepet. Karena keterbatasan waktu dan tempat jua aku tidak dapat mengajari Daffa dan Rifqi bagaimana cara mengisi klongsongan ketupat dan memasaknya di atas tungku. Sebagai kompensasinya, kami menikmati ketupat dan opor ayam saat kami mudik ke rumah nenek atau pesan ke tetangga yang pintar memasak. Tapi tradisi sholat Ied (Iedul Fitri) bersama, bermaaf-maafan dan membagi (atau) menerima angpau masih kami laukan di setiap lebaran tiba. Semoga kenangan yang indah ini akan selalu terpatri di ingatan dan benak puta-putraku, sebagaimana aku juga selalu menyimpan rapi kenangan lebaranku dengan bapakku.
Setelah masakannya matang, bapakku menaruh ketupat dan lepet itu di atas bambu yang dibentangkan di dekat tungku. Saat menemani bapakku memasak itu, aku mendapat tugas memasukkan beras dan ketan ke dalam klongsongan ketupat dan jalinan janur. Dan tugasku yang lain yaitu sebagai pencicip pertama bila ketupat dan lepet bapak sudah matang. Akulah yang nanti memberi saran, apakah ketupatnya sudah pas atau kurang air. Ha ha ha ha.. gaya sekali ya aku waktu kecil ?
Ketika saat sholat Iedul Fitri tiba, kami beramai-ramai sholat ke tanah lapang. Setelah sungkeman, minta maaf ke bapak dan ibu serta saudara-saudara yang lain, kami antri untuk menunggu pembagian angpau dari bapak. Itulah saat yang kami tunggu-tunggu. Sambil menunggu pembagian angpau, biasanya kami langsung menikmati ketupat dan opor ayam, lepet dan makanan khas lebaran lainnya. Setelah itu, barulah kami mengunjungi tetangga dan sanak saudara untuk bermaaf-maafan.
Itulah kenanganku dengan bapakku saat Lebaran. Sebagai bungsu dari delapan bersaudara aku memang sangat dekat dengan bapak.Kini kenangan itu tak mungkin terulang lagi, karena bapak sudah meninggalkan kami untuk selama-lamanya, menghadap Sang Khalik, pada tanggal 15 Maret 2008.
Tradisi memasak ketupat dan lepet di atas tungku dan kayu bakar itu kini tidak bisa kulakukan lagi dengan kedua putraku, Daffa dan Rifqi. Maklumlah, aku bukan jago masak ketupat dan lepet. Karena keterbatasan waktu dan tempat jua aku tidak dapat mengajari Daffa dan Rifqi bagaimana cara mengisi klongsongan ketupat dan memasaknya di atas tungku. Sebagai kompensasinya, kami menikmati ketupat dan opor ayam saat kami mudik ke rumah nenek atau pesan ke tetangga yang pintar memasak. Tapi tradisi sholat Ied (Iedul Fitri) bersama, bermaaf-maafan dan membagi (atau) menerima angpau masih kami laukan di setiap lebaran tiba. Semoga kenangan yang indah ini akan selalu terpatri di ingatan dan benak puta-putraku, sebagaimana aku juga selalu menyimpan rapi kenangan lebaranku dengan bapakku.
SEHABIS BERMAIN, SEBELUM MAKAN DAN SEBELUM TIDUR, CUCI TANGAN DULU YUUUK !
Ini cerita tentang anak bungsuku, Rifqi, yang tahun ini berumur enam
tahun. Siang hari, sehabis pulang sekolah, dia jarang sekali tidur
siang. Nonton TV dan bermain dengan teman-temannya itulah kegiatan
rutinnya. Kalau ada cat tembok di sampingnya, dia senang sekali
memainkan kuas, dan dalam sekejap saja tembok rumah kami sudah berubah
warna dengan cat yang warna-warni. Entah padanan warnanya cocok atau
tidak, Rifqi tak begitu menghiraukannya. Dan aku sebagai orang tuanya
juga tak pernah melarang kegiatannya itu. Karena menurutku, dalam
kegiatan mengecat itu, dia juga sedang belajar tentang warna, gerakan
tangannya juga bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan motorik halus
dan kasarnya.
Kalau sudah main cat, Rifqi bisa lupa waktu. Makan (disuapi) sambil ngecat, begitu juga minum air putih atau minum susu. Kegiatan mandi pun bisa dia lakukan dengan sangat cepat, habis itu ngecat lagi. Ketika rasa kantuk datang menyerang, e.... tunggu dulu anak ganteng. Tangannya dicuci pakai sabun sampai bersih, setelah itu... baru boleh tidur. Kalau tangannya belum bersih, nggak boleh tidur dulu !!!
Kadang Rifqi memberontak dengan aturan tersebut. "Untuk apa sih Bu, aku harus cuci tangan segala ? "
Nah, saat bermain di tanah dan melihat cacing kecil, itulah kesempatanku untuk memberinya penjelasan, " Itu lho, Qi, kalau kamu tidak cuci tangan. Telur cacing, atau cacing-cacing yang kecil akan masuk di kukunya Rifqi. Nanti kalau Rifqi maem, telur dan cacingnya bisa masuk ke perut Rifqi lho.. Rifqi mau cacingan ? "
Tentu saja Rifqi langsung menggelengkan kepalanya. Makanya, sehabis bermain, sebelum makan dan sebelum tidur, cuci tangan dulu yuuuk !!!
Kalau sudah main cat, Rifqi bisa lupa waktu. Makan (disuapi) sambil ngecat, begitu juga minum air putih atau minum susu. Kegiatan mandi pun bisa dia lakukan dengan sangat cepat, habis itu ngecat lagi. Ketika rasa kantuk datang menyerang, e.... tunggu dulu anak ganteng. Tangannya dicuci pakai sabun sampai bersih, setelah itu... baru boleh tidur. Kalau tangannya belum bersih, nggak boleh tidur dulu !!!
Kadang Rifqi memberontak dengan aturan tersebut. "Untuk apa sih Bu, aku harus cuci tangan segala ? "
Nah, saat bermain di tanah dan melihat cacing kecil, itulah kesempatanku untuk memberinya penjelasan, " Itu lho, Qi, kalau kamu tidak cuci tangan. Telur cacing, atau cacing-cacing yang kecil akan masuk di kukunya Rifqi. Nanti kalau Rifqi maem, telur dan cacingnya bisa masuk ke perut Rifqi lho.. Rifqi mau cacingan ? "
Tentu saja Rifqi langsung menggelengkan kepalanya. Makanya, sehabis bermain, sebelum makan dan sebelum tidur, cuci tangan dulu yuuuk !!!
Pengumuman Pemenang Lomba Kisah Kemanusiaan (BSMI)
Alhamdulillah, pagi-pagi sudah dapat berita menggembirakan :
Asslamu 'alaikum wr wb.
Bersama ini kami umumkan para pemenang Lomba Kisah kemanusian yang diselenggarakan oleh Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI)
Nilai akhir didapat dari rerata nilai 3 orang juri, sesuai saran dari ketua dewan juri yaitu ibu Yeni Mulati (Afifah Afra-novelis Islami).
Hasil nilai dari peringkat tertinggi adalah sebagai berikut :
1. Setetes Darahku Memperpanjang Senyum Manis di Wajahnya ............. 433
2. Bagai Bebatuan Kecil ........................................................................... 430
3. Senja di Mandalawangi ..........................................................................428
4.Panas Sang Merapi Berikan Hangat Kebersamaan ................................. 418,3
5. Mengais Remah-Remah Cerita di Yogya ................................................418,3
6. Relawan dari Jakarta ...............................................................................415
7. Genangan Mata Air .................................................................................413
8. Kenapa Harus Tunggu Kebakaran untuk Berdamai? .............................. 410
9. Melihat Diri Lewat Situ Gintung ..............................................................408
10. Terimakasih, Para Pengungsi .................................................................403
11. Lihat Mereka dengan Hati Sanubarimu ..................................................395
12. Memoar Erupsi Merapi ...........................................................................393,3
13. Trauma Healing di Merapi .....................................................................393,3
14. Relawan .................................................................................................393,3
15. Menumbuhkan Kembali Senyum di Wajah Mereka................................ 390
16. Bersedekah Tidak Perlu Menunggu Kaya ............................................. 386
17.Tim Relawan Banjir yang Solid ...............................................................386
18. Aku Ingin Jadi Tentara ............................................................................375
19. Padang Kota Tercinta, Padang Kota Terlunta .......................................373
20. Hikmah bagi Sang Relawan ...................................................................368
21.Sang Peduli Merapi ..............................................................................366
22. Tiga Bulan yang Miris ............................................................................365
23. Ibuku .......................................................................................................365
24. Tragedi Itu...............................................................................................361
25. Dua Meledak .......................................................................................... 358
Juara I. Setetes Darahku Memperpanjang Senyum Manis di Wajahnya (Sukimah)...........433
Juara II. Bagai Bebatuan Kecil (Harry Gunawan)................................................................430
Juara III. Senja di Mandalawangi (Dikdik Andhika) ................................................................428
Juara Harapan I.Panas Sang Merapi Berikan Hangat Kebersamaan (Aini Zahra ) ..............418,3
Pemenang II : Juara Hatapan II. Mengais Remah-Remah Cerita di Yogya (Eli Yuliana aka Anazkia ) .......418,3 Pemenang III :Kotak P3K Logo Bulan Sabit Merah (Kecil), Kaos BSMI dan Uang Tunai Rp 100 ribuPemenang Harapan I :Kotak P3K Logo Bulan Sabit Merah (Besar) dan Kaos BSMI
Seluruh Pemenang akan mendapatkan majalah Triwulan BSMI selama setahun (4 edisi) melalui kiriman posPemenang Harapan II :Kotak P3K Logo Bulan Sabit Merah (Kecil) dan Kaos BSMI
.
Wasslamu 'alaikum wr wb.
----------------------------------------------------------------------------
Kantor Pusat Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI)
Alamat : Jl. Dewi Sartika No.19, Cililitan, Jakarta Timur, 13640 Indonesia
Phone : (+6221) 80876527
Fax : (+6221) 80876527
e-mail : humas@bsmi.or.id
bsmi_pusat@yahoo.co.id
bulansabitmerahindonesia@gmail.com
website : www.bsmi.or.id
Asslamu 'alaikum wr wb.
Bersama ini kami umumkan para pemenang Lomba Kisah kemanusian yang diselenggarakan oleh Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI)
Nilai akhir didapat dari rerata nilai 3 orang juri, sesuai saran dari ketua dewan juri yaitu ibu Yeni Mulati (Afifah Afra-novelis Islami).
Hasil nilai dari peringkat tertinggi adalah sebagai berikut :
1. Setetes Darahku Memperpanjang Senyum Manis di Wajahnya ............. 433
2. Bagai Bebatuan Kecil ........................................................................... 430
3. Senja di Mandalawangi ..........................................................................428
4.Panas Sang Merapi Berikan Hangat Kebersamaan ................................. 418,3
5. Mengais Remah-Remah Cerita di Yogya ................................................418,3
6. Relawan dari Jakarta ...............................................................................415
7. Genangan Mata Air .................................................................................413
8. Kenapa Harus Tunggu Kebakaran untuk Berdamai? .............................. 410
9. Melihat Diri Lewat Situ Gintung ..............................................................408
10. Terimakasih, Para Pengungsi .................................................................403
11. Lihat Mereka dengan Hati Sanubarimu ..................................................395
12. Memoar Erupsi Merapi ...........................................................................393,3
13. Trauma Healing di Merapi .....................................................................393,3
14. Relawan .................................................................................................393,3
15. Menumbuhkan Kembali Senyum di Wajah Mereka................................ 390
16. Bersedekah Tidak Perlu Menunggu Kaya ............................................. 386
17.Tim Relawan Banjir yang Solid ...............................................................386
18. Aku Ingin Jadi Tentara ............................................................................375
19. Padang Kota Tercinta, Padang Kota Terlunta .......................................373
20. Hikmah bagi Sang Relawan ...................................................................368
21.Sang Peduli Merapi ..............................................................................366
22. Tiga Bulan yang Miris ............................................................................365
23. Ibuku .......................................................................................................365
24. Tragedi Itu...............................................................................................361
25. Dua Meledak .......................................................................................... 358
Juara I. Setetes Darahku Memperpanjang Senyum Manis di Wajahnya (Sukimah)...........433
Juara II. Bagai Bebatuan Kecil (Harry Gunawan)................................................................430
Juara III. Senja di Mandalawangi (Dikdik Andhika) ................................................................428
Juara Harapan I.Panas Sang Merapi Berikan Hangat Kebersamaan (Aini Zahra ) ..............418,3
Pemenang II : Juara Hatapan II. Mengais Remah-Remah Cerita di Yogya (Eli Yuliana aka Anazkia ) .......418,3 Pemenang III :Kotak P3K Logo Bulan Sabit Merah (Kecil), Kaos BSMI dan Uang Tunai Rp 100 ribuPemenang Harapan I :Kotak P3K Logo Bulan Sabit Merah (Besar) dan Kaos BSMI
Seluruh Pemenang akan mendapatkan majalah Triwulan BSMI selama setahun (4 edisi) melalui kiriman posPemenang Harapan II :Kotak P3K Logo Bulan Sabit Merah (Kecil) dan Kaos BSMI
.
Wasslamu 'alaikum wr wb.
----------------------------------------------------------------------------
Kantor Pusat Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI)
Alamat : Jl. Dewi Sartika No.19, Cililitan, Jakarta Timur, 13640 Indonesia
Phone : (+6221) 80876527
Fax : (+6221) 80876527
e-mail : humas@bsmi.or.id
bsmi_pusat@yahoo.co.id
bulansabitmerahindonesia@gmail.com
website : www.bsmi.or.id
BATIK TULIS SEMARANG, APA KABARMU ?
Walau saya lahir dan besar di kota Semarang, tetapi pengetahuan
saya tentang jenis dan ragam batik tulis Semarang sangat minim sekali.
Dan walau setiap hari Jum'at di kantor saya juga selalu memakai baju
batik, tetapi jujur, sehelai kain batik Semarang pun saya tak
punya. Dan kalau ada yang tanya : Kalau ada batik pekalongan, batik
tegalan, batik lasem, apa ada batik semarang ? Saya akan langsung
menjawab : saya tak tahu. Oh, SUNGGUH TERLALU !!
Dan kini, untuk membuka wawasan dan menambah pengetahuan kita semua, berikut ini saya tuliskan artikel tentang Batik Tulis semarang :
JEJAK SEJARAH BATIK SEMARANG
Semarang merupakan daerah pelabuhan dan salah satu pusat investasi industri terbesar di Indonesia. Semarang sering disinggahi bangsa dan budaya luar, sehingga banyak akulturasi budaya terjadi. Dalam bidang batik, banyak yang mengira bahwa Semarang merupakan sentra batik di Jawa Tengah. Namun sampai saat ini belum ada yang menunjukkan Semarang memiliki tradisi batik, apalagi memiliki motif dan pakem yang jelas. Mengapa Semarang sebagai wilayah perbatikan kurang banyak disebut ? Hal ini sangat dimungkinkan karena di Semarang jumlah produsen batik relatif sedikit ketika meningkatnya pengusaha batik Indo-Eropa dan Cina peranakan. Hal itu begitu berbeda bila dibandingkan dengan wilayah pekalongan.
Terbakarnya Kampung Batik di kawasan Bubaan, Kota Semarang,pada zaman pendudukan Jepang ikut andil terhadap tenggelamnya batik semarang, selain karena kalah bersaing dengan batik printing. Padahal, waktu itu terdapat puluhan industri batik dengan jumlah perajin mencapai ratusan orang.
MOTIF BATIK SEMARANG
Robyn Maxwell, seorang peneliti tekstil di Asia Tenggara, menjumpai sebuah sarung di Tropenmuseum Amsterdam yang di buat di Semarang. Dalam bukunya Textiles of Southeast Asia: Tradition, Trade and Transformation (2003:386), Maxwell menyebut sebuah kain produksi Semarang berukuran 106,5×110 cm yang terbuat dari bahan katun dengan dekorasi dari warna alam memiliki motif yang sangat berbeda dengan motif Surakarta atau Yogyakarta.
Pepin Van Roojen, menemukan beberapa jenis batik dari Semarang seperti yang ditulis dalam bukunya berjudul Batik Design (2001:84). Ada kain sarung yang dibuat pada akhir abad ke-19 di Semarang. Sarung itu memiliki papan dan tumpal dengan ornament berupa bhuta atau sejenis daun pinus runcing asal Kashmir. Motif badannya berupa ceplok. Ini menunjukkan meskipun secara spesifik batik Jawa Tengah yang diwakili Surakarta dan Yogyakarta berbeda dengan batik pesisir, Semarang termasuk di dalamnya, namun pola-pola baku tetap pula dipakai seperti ditunjukkan pada pola ceplok itu.
Peneliti batik lain, menegaskan batik semarang dalam beberapa hal memperlihatkan gaya laseman karakter utama laseman berupa warna merah (bangbangan) dengan latar belakang gading (kuning keputih-putihan). Lee Chor Lin (2007:65) mengatakan laseman dengan ciri bangbangan mempengaruhi kreasi batik di beberapa tempat di pesisir utara lainnya seperti Tuban, Surabaya dan Semarang.
Maria Wonska-Friend yang mengkaji koleksi batik milik Rudolf G Smend (Smend et al, 2006:53) menyebutkan ciri pola batik Semarang berupa floral, yang dalam banyak hal serupa dengan pola Laseman. Tidak heran pada koleksi tersebut banyak sekali kain batik dari abad ke-20 yang disebut batik Lasem atau Semarang. Maksudnya, batik-batik tersebut tidak secara spesifik disebut sebagai kreasi satu kota misalnya batik Lasem saja atau batik Semarang saja.
BATIK- BATIK DI SEMARANG
Batik Oosterom cirinya memiliki pola yang rumit salah satu kreasinya dengan motif pola sirkus yang menggambarkan penunggang kuda, orang berdansa, bangunan mirip kastil, pohon palma, dilengkapi dedaunan dan burung mirip phoenix.
2. Tan Kong Tien
Motif-motif batik dari “Batikkerij Tan Kong Tien” merupakan hasil akulturasi motif pesisiran yang berkarakter terbuka dan motif keraton. Contoh motif dasar parang yang merupakan motif batik keraton, seringkali dipadu dengan motif burung merak.
3. Neni Asmarayani
Neni membuka galeri batik pada tahun 1970-an di Semarang dan melibatkan beberapa pelukis dan seniman ternama dalam penciptaan desain. Ada dua motif nuansa Semarang yang diciptakan yaitu Warak Ngendog dan Pandan Arang. Namun usaha pembatikan ini kemudian tidak berlanjut.
4. Batik Semarang 16
Setelah sekian lama vakum pada tahun 2005, Umi. S. Adi Susilo aktif menghidupkan kembali aktivitas perbatikan. Selain banyak mengadakan pelatihan batik juga membentuk perusahaan kerajinan Batik Semarang 16. Ratusan motif telah dihasilkan Batik Semarang 16 terutama motif-motif baru yang berhubungan dengan landmark kota Semarang seperti Tugu Muda, Lawang Sewu, Pohon Asem, Blekok Srondol dan banyak lagi. 11 motifnya telah dipantenkan di HAKI.
5. Desa Gemawang
Berdasarkan literatur, sejak jaman Hindia Belanda di wilayah ini memang telah ada industri batik. Setelah Gunung Ungaran meletus hebat sekitar tahun 1800-an, kerajinan batik lalu menyebar ke berbagai wilayah. Batik Gemawang mulai bangkit pada tahun 2005, setelah diadakan pelatihan membatik. Batik ini mempunyai ciri khas unsur batik kopi, tala madu dan baruklinting. Sedangkan pewarnaan utama menggunakan indigo (indigofera).
6. LOKA Batik by Hanna Lestari
LOKA Batik adalah sebuah label dan gallery untuk kreasi produk fashion dan cultural creative product dengan motif batik semarang khususnya dan Jawa Tengah umumnya. LOKA Batik menjalin kerjasama dengan para pengrajin untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan bercita rasa seni tinggi. Dengan menggunakan e-commerce sebagai salah satu media pemasarannya diharapkan Batik Semarang khususnya dan batik di Jawa Tengah umumnya dapat dikenal lebih luas baik dalam negeri maupun mancanegara.
Pada tanggal 24 Juli 2007, pemerintah kota Semarang melalui Disperindag telah me-launching batik Semarang melalui sebuah seminar yang membahas mengenai motif dan identitas batik. Dan disepakati bahwa bahwa batik Semarang adalah batik yang diproduksi oleh orang atau warga kota semarang dengan motif atau ragam hias yang berhubungan dengan ikon-ikon Semarang. Pengertian itu belum definitif karena tidak menutup kemungkinan masih berlanjutnya penelitian mengenai batik Semarang.
Saya pernah menyaksikan berita di televisi, perancang busana Anne Avantie bersama sejumlah perancang busana menggelar pergelaran busana batik semarang. Upaya membangkitkan kejayaan batik semarang sudah dimulai, kini tergantung bagaimana kita sebagai warga Semarang khususnya, dan seluruh masyarakat Indonesia menyikapinya. Sudahkah kita siap memakai batik tulis Semarang ?
******************
Sumber :
1. H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds , 2008, Kain Batik dan Tekstil Motif Batik, Kompas
2. Saroni Asikin, 2008, Ungkapan Batik Di Semarang : Motif Batik Semarang, Citra Prima Nusantara Semarang.
3. http://lokabatiksemarang.wordpress.com/history-of-batik-semarang/
4. http://batiksemarangindah.blogspot.com/
Dan kini, untuk membuka wawasan dan menambah pengetahuan kita semua, berikut ini saya tuliskan artikel tentang Batik Tulis semarang :
JEJAK SEJARAH BATIK SEMARANG
Semarang merupakan daerah pelabuhan dan salah satu pusat investasi industri terbesar di Indonesia. Semarang sering disinggahi bangsa dan budaya luar, sehingga banyak akulturasi budaya terjadi. Dalam bidang batik, banyak yang mengira bahwa Semarang merupakan sentra batik di Jawa Tengah. Namun sampai saat ini belum ada yang menunjukkan Semarang memiliki tradisi batik, apalagi memiliki motif dan pakem yang jelas. Mengapa Semarang sebagai wilayah perbatikan kurang banyak disebut ? Hal ini sangat dimungkinkan karena di Semarang jumlah produsen batik relatif sedikit ketika meningkatnya pengusaha batik Indo-Eropa dan Cina peranakan. Hal itu begitu berbeda bila dibandingkan dengan wilayah pekalongan.
Terbakarnya Kampung Batik di kawasan Bubaan, Kota Semarang,pada zaman pendudukan Jepang ikut andil terhadap tenggelamnya batik semarang, selain karena kalah bersaing dengan batik printing. Padahal, waktu itu terdapat puluhan industri batik dengan jumlah perajin mencapai ratusan orang.
MOTIF BATIK SEMARANG
Robyn Maxwell, seorang peneliti tekstil di Asia Tenggara, menjumpai sebuah sarung di Tropenmuseum Amsterdam yang di buat di Semarang. Dalam bukunya Textiles of Southeast Asia: Tradition, Trade and Transformation (2003:386), Maxwell menyebut sebuah kain produksi Semarang berukuran 106,5×110 cm yang terbuat dari bahan katun dengan dekorasi dari warna alam memiliki motif yang sangat berbeda dengan motif Surakarta atau Yogyakarta.
Pepin Van Roojen, menemukan beberapa jenis batik dari Semarang seperti yang ditulis dalam bukunya berjudul Batik Design (2001:84). Ada kain sarung yang dibuat pada akhir abad ke-19 di Semarang. Sarung itu memiliki papan dan tumpal dengan ornament berupa bhuta atau sejenis daun pinus runcing asal Kashmir. Motif badannya berupa ceplok. Ini menunjukkan meskipun secara spesifik batik Jawa Tengah yang diwakili Surakarta dan Yogyakarta berbeda dengan batik pesisir, Semarang termasuk di dalamnya, namun pola-pola baku tetap pula dipakai seperti ditunjukkan pada pola ceplok itu.
Peneliti batik lain, menegaskan batik semarang dalam beberapa hal memperlihatkan gaya laseman karakter utama laseman berupa warna merah (bangbangan) dengan latar belakang gading (kuning keputih-putihan). Lee Chor Lin (2007:65) mengatakan laseman dengan ciri bangbangan mempengaruhi kreasi batik di beberapa tempat di pesisir utara lainnya seperti Tuban, Surabaya dan Semarang.
Maria Wonska-Friend yang mengkaji koleksi batik milik Rudolf G Smend (Smend et al, 2006:53) menyebutkan ciri pola batik Semarang berupa floral, yang dalam banyak hal serupa dengan pola Laseman. Tidak heran pada koleksi tersebut banyak sekali kain batik dari abad ke-20 yang disebut batik Lasem atau Semarang. Maksudnya, batik-batik tersebut tidak secara spesifik disebut sebagai kreasi satu kota misalnya batik Lasem saja atau batik Semarang saja.
BATIK- BATIK DI SEMARANG
- Franquemont dan Oosterom
Batik Oosterom cirinya memiliki pola yang rumit salah satu kreasinya dengan motif pola sirkus yang menggambarkan penunggang kuda, orang berdansa, bangunan mirip kastil, pohon palma, dilengkapi dedaunan dan burung mirip phoenix.
2. Tan Kong Tien
Motif-motif batik dari “Batikkerij Tan Kong Tien” merupakan hasil akulturasi motif pesisiran yang berkarakter terbuka dan motif keraton. Contoh motif dasar parang yang merupakan motif batik keraton, seringkali dipadu dengan motif burung merak.
3. Neni Asmarayani
Neni membuka galeri batik pada tahun 1970-an di Semarang dan melibatkan beberapa pelukis dan seniman ternama dalam penciptaan desain. Ada dua motif nuansa Semarang yang diciptakan yaitu Warak Ngendog dan Pandan Arang. Namun usaha pembatikan ini kemudian tidak berlanjut.
4. Batik Semarang 16
Setelah sekian lama vakum pada tahun 2005, Umi. S. Adi Susilo aktif menghidupkan kembali aktivitas perbatikan. Selain banyak mengadakan pelatihan batik juga membentuk perusahaan kerajinan Batik Semarang 16. Ratusan motif telah dihasilkan Batik Semarang 16 terutama motif-motif baru yang berhubungan dengan landmark kota Semarang seperti Tugu Muda, Lawang Sewu, Pohon Asem, Blekok Srondol dan banyak lagi. 11 motifnya telah dipantenkan di HAKI.
5. Desa Gemawang
Berdasarkan literatur, sejak jaman Hindia Belanda di wilayah ini memang telah ada industri batik. Setelah Gunung Ungaran meletus hebat sekitar tahun 1800-an, kerajinan batik lalu menyebar ke berbagai wilayah. Batik Gemawang mulai bangkit pada tahun 2005, setelah diadakan pelatihan membatik. Batik ini mempunyai ciri khas unsur batik kopi, tala madu dan baruklinting. Sedangkan pewarnaan utama menggunakan indigo (indigofera).
6. LOKA Batik by Hanna Lestari
LOKA Batik adalah sebuah label dan gallery untuk kreasi produk fashion dan cultural creative product dengan motif batik semarang khususnya dan Jawa Tengah umumnya. LOKA Batik menjalin kerjasama dengan para pengrajin untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan bercita rasa seni tinggi. Dengan menggunakan e-commerce sebagai salah satu media pemasarannya diharapkan Batik Semarang khususnya dan batik di Jawa Tengah umumnya dapat dikenal lebih luas baik dalam negeri maupun mancanegara.
Pada tanggal 24 Juli 2007, pemerintah kota Semarang melalui Disperindag telah me-launching batik Semarang melalui sebuah seminar yang membahas mengenai motif dan identitas batik. Dan disepakati bahwa bahwa batik Semarang adalah batik yang diproduksi oleh orang atau warga kota semarang dengan motif atau ragam hias yang berhubungan dengan ikon-ikon Semarang. Pengertian itu belum definitif karena tidak menutup kemungkinan masih berlanjutnya penelitian mengenai batik Semarang.
Saya pernah menyaksikan berita di televisi, perancang busana Anne Avantie bersama sejumlah perancang busana menggelar pergelaran busana batik semarang. Upaya membangkitkan kejayaan batik semarang sudah dimulai, kini tergantung bagaimana kita sebagai warga Semarang khususnya, dan seluruh masyarakat Indonesia menyikapinya. Sudahkah kita siap memakai batik tulis Semarang ?
******************
Sumber :
1. H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds , 2008, Kain Batik dan Tekstil Motif Batik, Kompas
2. Saroni Asikin, 2008, Ungkapan Batik Di Semarang : Motif Batik Semarang, Citra Prima Nusantara Semarang.
3. http://lokabatiksemarang.wordpress.com/history-of-batik-semarang/
4. http://batiksemarangindah.blogspot.com/
IBU PUNYA, BAPAK KOK ENGGAK ?
14 September 2011 kemarin, Rifqi Ainun Naufal, putraku yang kedua
genap berusia enam tahun. Semakin ceriwis dan kritis, itu sudah pasti.
Banyak bertanya dan memerlukan jawaban yang tepat dan cepat, itu juga
jadi kebiasaan Rifqi akhir-akhir ini. Dari pertanyaan yang biasa, luar
biasa, hingga pertanyaan yang kadang kami bingung untuk menjelaskannya.
Seperti pertanyaan yang dilontarkan Rifqi beberapa bulan yang lalu, saat kami-aku, bapaknya, Daffa dan Rifqi- sedang tidur-tiduran di kasur/tempat tidur.
"Bu, Ibu punya susu/payudara, Bapak kok enggak sih ? Punya Bapak kecil," tanya Rifqi dengan tertawa.
Aku dan suami berpandangan sesaat. Sebetulnya ini pertanyaan yang agak tabu dan saru, tapi sebagai orang tua kami harus menjelaskan setiap pertanyaan yang diajukan oleh anak-anak kami. Maka akupun berusaha menjelaskannya.
" Qi, Ibu kan perempuan, Ibu yang mengandung dan melahirkan Rifqi. Nah, untuk menyusui Mas Daffa dan Rifqi, ya Ibu harus punya susu/penthil, biar ada ASI (Air Susu Ibu) nya. Kalo Bapak khan cowok, jadi Bapak ya nggak punya payudara. Besok Rifqi kalau sudah besar ya akan seperti Bapak. "
Untuk memuaskan rasa ingin tahunya, tanpa malu-malu Rifqi langsung melihat dada saya dan bapaknya.
Gimana Qi, sudah puas rasa ingin tahumu ?
Seperti pertanyaan yang dilontarkan Rifqi beberapa bulan yang lalu, saat kami-aku, bapaknya, Daffa dan Rifqi- sedang tidur-tiduran di kasur/tempat tidur.
"Bu, Ibu punya susu/payudara, Bapak kok enggak sih ? Punya Bapak kecil," tanya Rifqi dengan tertawa.
Aku dan suami berpandangan sesaat. Sebetulnya ini pertanyaan yang agak tabu dan saru, tapi sebagai orang tua kami harus menjelaskan setiap pertanyaan yang diajukan oleh anak-anak kami. Maka akupun berusaha menjelaskannya.
" Qi, Ibu kan perempuan, Ibu yang mengandung dan melahirkan Rifqi. Nah, untuk menyusui Mas Daffa dan Rifqi, ya Ibu harus punya susu/penthil, biar ada ASI (Air Susu Ibu) nya. Kalo Bapak khan cowok, jadi Bapak ya nggak punya payudara. Besok Rifqi kalau sudah besar ya akan seperti Bapak. "
Untuk memuaskan rasa ingin tahunya, tanpa malu-malu Rifqi langsung melihat dada saya dan bapaknya.
Gimana Qi, sudah puas rasa ingin tahumu ?
KALAU NYAPU YANG BERSIH, BIAR SUAMIMU NGGAK BREWOKAN !
Tentang kebersihan, ibuku jagonya! Setiap subuh kulihat ibu sudah
duduk di depan kamar mandi sambil mencuci baju kami, anak-anaknya. Tanpa
seorang pembantu, dengan delapan orang anak, rumah kami selalu bersih.
Setelah sholat subuh, sambil sarapan biasanya kami ngobrol dengan ibu.
Saat itulah ibu sering menjelaskan bagaimana cara mencuci baju agar
bersih : direndam dulu, dikucek bagian yang kotor, disikat dan dijemur.
Pesan itu sekarang sering kuterapkan saat aku mencuci baju keluargaku.
Bagi kami, hari Minggu adalah hari bersih-bersih. Setiap anak mendapat jatah tugas masing-masing. Tanpa diperinci dan dikomando, biasanya kami sudah tahu apa yang harus kami lakukan. Ada yang bertugas membersihkan kaca, menyapu dan mengepel. Sambil menyetel lagu dari tape dengan suara yang keras, rumah kami jadi rame setiap minggunya.
Beranjak besar, kami masing-masing mendapat jatah tugas membersihkan rumah. Sebagai anak bungsu, tugasku sangat ringan : menyapu lantai. Sore hari adalah waktuku untuk menyapu lantai. Jujur, sebenarnya aku paling malas menyapu. Sambil pura-pura lupa,tidurku kubuat lama, biasanya kakakku atau ibuku yang sering mengingatkan aku untuk segera menyapu. Namanya juga malas, biasanya aku menyapunya asal-asalan saja. Kalau sudah begitu, kakakku langsung protes, dia yang menunjukkan tempat-tempat tersembunyi yang belum kusapu.
Ibu biasanya hanya tersenyum melihat caraku menyapu. “Anak perempuan itu kalau menyapu harus bersih, agar suamimu nanti tidak brewokan, “ begitu pesan ibu kepadaku. Dan biasanya ada saja jawabanku, “Ya nanti kalau cari calon suami jangan yang berewokan dong, Bu ! “
Kini setelah aku berkeluarga dan mempunyai rumah sendiri, baru aku menyadari, betapa dalam pesan ibuku tentang kebersihan rumah. Saat menyapu lantai rumah, kuusahakan untuk membersihkan semua kotoran, sampai ke tempat-tempat yang tersembunyi (bahasa jawanya : nylempit-nylempit).
Terima kasih, Ibu. Engkau telah memberi contoh dan teladan yang terbaik untukku dalam membersihkan rumah. Semoga aku bisa menjadi sepertimu : sabar, telaten, lemah lembut, dan langsung memberi contoh nyata.
Bagi kami, hari Minggu adalah hari bersih-bersih. Setiap anak mendapat jatah tugas masing-masing. Tanpa diperinci dan dikomando, biasanya kami sudah tahu apa yang harus kami lakukan. Ada yang bertugas membersihkan kaca, menyapu dan mengepel. Sambil menyetel lagu dari tape dengan suara yang keras, rumah kami jadi rame setiap minggunya.
Beranjak besar, kami masing-masing mendapat jatah tugas membersihkan rumah. Sebagai anak bungsu, tugasku sangat ringan : menyapu lantai. Sore hari adalah waktuku untuk menyapu lantai. Jujur, sebenarnya aku paling malas menyapu. Sambil pura-pura lupa,tidurku kubuat lama, biasanya kakakku atau ibuku yang sering mengingatkan aku untuk segera menyapu. Namanya juga malas, biasanya aku menyapunya asal-asalan saja. Kalau sudah begitu, kakakku langsung protes, dia yang menunjukkan tempat-tempat tersembunyi yang belum kusapu.
Ibu biasanya hanya tersenyum melihat caraku menyapu. “Anak perempuan itu kalau menyapu harus bersih, agar suamimu nanti tidak brewokan, “ begitu pesan ibu kepadaku. Dan biasanya ada saja jawabanku, “Ya nanti kalau cari calon suami jangan yang berewokan dong, Bu ! “
Kini setelah aku berkeluarga dan mempunyai rumah sendiri, baru aku menyadari, betapa dalam pesan ibuku tentang kebersihan rumah. Saat menyapu lantai rumah, kuusahakan untuk membersihkan semua kotoran, sampai ke tempat-tempat yang tersembunyi (bahasa jawanya : nylempit-nylempit).
Terima kasih, Ibu. Engkau telah memberi contoh dan teladan yang terbaik untukku dalam membersihkan rumah. Semoga aku bisa menjadi sepertimu : sabar, telaten, lemah lembut, dan langsung memberi contoh nyata.
BATIK TULIS SEMARANG, APA KABARMU ?
Walau saya lahir dan besar di kota Semarang, tetapi pengetahuan
saya tentang jenis dan ragam batik tulis Semarang sangat minim sekali.
Dan walau setiap hari Jum'at di kantor saya juga selalu memakai baju
batik, tetapi jujur, sehelai kain batik Semarang pun saya tak
punya. Dan kalau ada yang tanya : Kalau ada batik pekalongan, batik
tegalan, batik lasem, apa ada batik semarang ? Saya akan langsung
menjawab : saya tak tahu. Oh, SUNGGUH TERLALU !!
Dan kini, untuk membuka wawasan dan menambah pengetahuan kita semua, berikut ini saya tuliskan artikel tentang Batik Tulis semarang :
JEJAK SEJARAH BATIK SEMARANG
Semarang merupakan daerah pelabuhan dan salah satu pusat investasi industri terbesar di Indonesia. Semarang sering disinggahi bangsa dan budaya luar, sehingga banyak akulturasi budaya terjadi. Dalam bidang batik, banyak yang mengira bahwa Semarang merupakan sentra batik di Jawa Tengah. Namun sampai saat ini belum ada yang menunjukkan Semarang memiliki tradisi batik, apalagi memiliki motif dan pakem yang jelas. Mengapa Semarang sebagai wilayah perbatikan kurang banyak disebut ? Hal ini sangat dimungkinkan karena di Semarang jumlah produsen batik relatif sedikit ketika meningkatnya pengusaha batik Indo-Eropa dan Cina peranakan. Hal itu begitu berbeda bila dibandingkan dengan wilayah pekalongan.
Terbakarnya Kampung Batik di kawasan Bubaan, Kota Semarang,pada zaman pendudukan Jepang ikut andil terhadap tenggelamnya batik semarang, selain karena kalah bersaing dengan batik printing. Padahal, waktu itu terdapat puluhan industri batik dengan jumlah perajin mencapai ratusan orang.
MOTIF BATIK SEMARANG
Robyn Maxwell, seorang peneliti tekstil di Asia Tenggara, menjumpai sebuah sarung di Tropenmuseum Amsterdam yang di buat di Semarang. Dalam bukunya Textiles of Southeast Asia: Tradition, Trade and Transformation (2003:386), Maxwell menyebut sebuah kain produksi Semarang berukuran 106,5×110 cm yang terbuat dari bahan katun dengan dekorasi dari warna alam memiliki motif yang sangat berbeda dengan motif Surakarta atau Yogyakarta.
Pepin Van Roojen, menemukan beberapa jenis batik dari Semarang seperti yang ditulis dalam bukunya berjudul Batik Design (2001:84). Ada kain sarung yang dibuat pada akhir abad ke-19 di Semarang. Sarung itu memiliki papan dan tumpal dengan ornament berupa bhuta atau sejenis daun pinus runcing asal Kashmir. Motif badannya berupa ceplok. Ini menunjukkan meskipun secara spesifik batik Jawa Tengah yang diwakili Surakarta dan Yogyakarta berbeda dengan batik pesisir, Semarang termasuk di dalamnya, namun pola-pola baku tetap pula dipakai seperti ditunjukkan pada pola ceplok itu.
Peneliti batik lain, menegaskan batik semarang dalam beberapa hal memperlihatkan gaya laseman karakter utama laseman berupa warna merah (bangbangan) dengan latar belakang gading (kuning keputih-putihan). Lee Chor Lin (2007:65) mengatakan laseman dengan ciri bangbangan mempengaruhi kreasi batik di beberapa tempat di pesisir utara lainnya seperti Tuban, Surabaya dan Semarang.
Maria Wonska-Friend yang mengkaji koleksi batik milik Rudolf G Smend (Smend et al, 2006:53) menyebutkan ciri pola batik Semarang berupa floral, yang dalam banyak hal serupa dengan pola Laseman. Tidak heran pada koleksi tersebut banyak sekali kain batik dari abad ke-20 yang disebut batik Lasem atau Semarang. Maksudnya, batik-batik tersebut tidak secara spesifik disebut sebagai kreasi satu kota misalnya batik Lasem saja atau batik Semarang saja.
BATIK- BATIK DI SEMARANG
Batik Oosterom cirinya memiliki pola yang rumit salah satu kreasinya dengan motif pola sirkus yang menggambarkan penunggang kuda, orang berdansa, bangunan mirip kastil, pohon palma, dilengkapi dedaunan dan burung mirip phoenix.
2. Tan Kong Tien
Motif-motif batik dari “Batikkerij Tan Kong Tien” merupakan hasil akulturasi motif pesisiran yang berkarakter terbuka dan motif keraton. Contoh motif dasar parang yang merupakan motif batik keraton, seringkali dipadu dengan motif burung merak.
3. Neni Asmarayani
Neni membuka galeri batik pada tahun 1970-an di Semarang dan melibatkan beberapa pelukis dan seniman ternama dalam penciptaan desain. Ada dua motif nuansa Semarang yang diciptakan yaitu Warak Ngendog dan Pandan Arang. Namun usaha pembatikan ini kemudian tidak berlanjut.
4. Batik Semarang 16
Setelah sekian lama vakum pada tahun 2005, Umi. S. Adi Susilo aktif menghidupkan kembali aktivitas perbatikan. Selain banyak mengadakan pelatihan batik juga membentuk perusahaan kerajinan Batik Semarang 16. Ratusan motif telah dihasilkan Batik Semarang 16 terutama motif-motif baru yang berhubungan dengan landmark kota Semarang seperti Tugu Muda, Lawang Sewu, Pohon Asem, Blekok Srondol dan banyak lagi. 11 motifnya telah dipantenkan di HAKI.
5. Desa Gemawang
Berdasarkan literatur, sejak jaman Hindia Belanda di wilayah ini memang telah ada industri batik. Setelah Gunung Ungaran meletus hebat sekitar tahun 1800-an, kerajinan batik lalu menyebar ke berbagai wilayah. Batik Gemawang mulai bangkit pada tahun 2005, setelah diadakan pelatihan membatik. Batik ini mempunyai ciri khas unsur batik kopi, tala madu dan baruklinting. Sedangkan pewarnaan utama menggunakan indigo (indigofera).
6. LOKA Batik by Hanna Lestari
LOKA Batik adalah sebuah label dan gallery untuk kreasi produk fashion dan cultural creative product dengan motif batik semarang khususnya dan Jawa Tengah umumnya. LOKA Batik menjalin kerjasama dengan para pengrajin untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan bercita rasa seni tinggi. Dengan menggunakan e-commerce sebagai salah satu media pemasarannya diharapkan Batik Semarang khususnya dan batik di Jawa Tengah umumnya dapat dikenal lebih luas baik dalam negeri maupun mancanegara.
Pada tanggal 24 Juli 2007, pemerintah kota Semarang melalui Disperindag telah me-launching batik Semarang melalui sebuah seminar yang membahas mengenai motif dan identitas batik. Dan disepakati bahwa bahwa batik Semarang adalah batik yang diproduksi oleh orang atau warga kota semarang dengan motif atau ragam hias yang berhubungan dengan ikon-ikon Semarang. Pengertian itu belum definitif karena tidak menutup kemungkinan masih berlanjutnya penelitian mengenai batik Semarang.
Saya pernah menyaksikan berita di televisi, perancang busana Anne Avantie bersama sejumlah perancang busana menggelar pergelaran busana batik semarang. Upaya membangkitkan kejayaan batik semarang sudah dimulai, kini tergantung bagaimana kita sebagai warga Semarang khususnya, dan seluruh masyarakat Indonesia menyikapinya. Sudahkah kita siap memakai batik tulis Semarang ?
******************
Sumber :
1. H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds , 2008, Kain Batik dan Tekstil Motif Batik, Kompas
2. Saroni Asikin, 2008, Ungkapan Batik Di Semarang : Motif Batik Semarang, Citra Prima Nusantara Semarang.
3. http://lokabatiksemarang.wordpress.com/history-of-batik-semarang/
4. http://batiksemarangindah.blogspot.com/
Dan kini, untuk membuka wawasan dan menambah pengetahuan kita semua, berikut ini saya tuliskan artikel tentang Batik Tulis semarang :
JEJAK SEJARAH BATIK SEMARANG
Semarang merupakan daerah pelabuhan dan salah satu pusat investasi industri terbesar di Indonesia. Semarang sering disinggahi bangsa dan budaya luar, sehingga banyak akulturasi budaya terjadi. Dalam bidang batik, banyak yang mengira bahwa Semarang merupakan sentra batik di Jawa Tengah. Namun sampai saat ini belum ada yang menunjukkan Semarang memiliki tradisi batik, apalagi memiliki motif dan pakem yang jelas. Mengapa Semarang sebagai wilayah perbatikan kurang banyak disebut ? Hal ini sangat dimungkinkan karena di Semarang jumlah produsen batik relatif sedikit ketika meningkatnya pengusaha batik Indo-Eropa dan Cina peranakan. Hal itu begitu berbeda bila dibandingkan dengan wilayah pekalongan.
Terbakarnya Kampung Batik di kawasan Bubaan, Kota Semarang,pada zaman pendudukan Jepang ikut andil terhadap tenggelamnya batik semarang, selain karena kalah bersaing dengan batik printing. Padahal, waktu itu terdapat puluhan industri batik dengan jumlah perajin mencapai ratusan orang.
MOTIF BATIK SEMARANG
Robyn Maxwell, seorang peneliti tekstil di Asia Tenggara, menjumpai sebuah sarung di Tropenmuseum Amsterdam yang di buat di Semarang. Dalam bukunya Textiles of Southeast Asia: Tradition, Trade and Transformation (2003:386), Maxwell menyebut sebuah kain produksi Semarang berukuran 106,5×110 cm yang terbuat dari bahan katun dengan dekorasi dari warna alam memiliki motif yang sangat berbeda dengan motif Surakarta atau Yogyakarta.
Pepin Van Roojen, menemukan beberapa jenis batik dari Semarang seperti yang ditulis dalam bukunya berjudul Batik Design (2001:84). Ada kain sarung yang dibuat pada akhir abad ke-19 di Semarang. Sarung itu memiliki papan dan tumpal dengan ornament berupa bhuta atau sejenis daun pinus runcing asal Kashmir. Motif badannya berupa ceplok. Ini menunjukkan meskipun secara spesifik batik Jawa Tengah yang diwakili Surakarta dan Yogyakarta berbeda dengan batik pesisir, Semarang termasuk di dalamnya, namun pola-pola baku tetap pula dipakai seperti ditunjukkan pada pola ceplok itu.
Peneliti batik lain, menegaskan batik semarang dalam beberapa hal memperlihatkan gaya laseman karakter utama laseman berupa warna merah (bangbangan) dengan latar belakang gading (kuning keputih-putihan). Lee Chor Lin (2007:65) mengatakan laseman dengan ciri bangbangan mempengaruhi kreasi batik di beberapa tempat di pesisir utara lainnya seperti Tuban, Surabaya dan Semarang.
Maria Wonska-Friend yang mengkaji koleksi batik milik Rudolf G Smend (Smend et al, 2006:53) menyebutkan ciri pola batik Semarang berupa floral, yang dalam banyak hal serupa dengan pola Laseman. Tidak heran pada koleksi tersebut banyak sekali kain batik dari abad ke-20 yang disebut batik Lasem atau Semarang. Maksudnya, batik-batik tersebut tidak secara spesifik disebut sebagai kreasi satu kota misalnya batik Lasem saja atau batik Semarang saja.
BATIK- BATIK DI SEMARANG
- Franquemont dan Oosterom
Batik Oosterom cirinya memiliki pola yang rumit salah satu kreasinya dengan motif pola sirkus yang menggambarkan penunggang kuda, orang berdansa, bangunan mirip kastil, pohon palma, dilengkapi dedaunan dan burung mirip phoenix.
2. Tan Kong Tien
Motif-motif batik dari “Batikkerij Tan Kong Tien” merupakan hasil akulturasi motif pesisiran yang berkarakter terbuka dan motif keraton. Contoh motif dasar parang yang merupakan motif batik keraton, seringkali dipadu dengan motif burung merak.
3. Neni Asmarayani
Neni membuka galeri batik pada tahun 1970-an di Semarang dan melibatkan beberapa pelukis dan seniman ternama dalam penciptaan desain. Ada dua motif nuansa Semarang yang diciptakan yaitu Warak Ngendog dan Pandan Arang. Namun usaha pembatikan ini kemudian tidak berlanjut.
4. Batik Semarang 16
Setelah sekian lama vakum pada tahun 2005, Umi. S. Adi Susilo aktif menghidupkan kembali aktivitas perbatikan. Selain banyak mengadakan pelatihan batik juga membentuk perusahaan kerajinan Batik Semarang 16. Ratusan motif telah dihasilkan Batik Semarang 16 terutama motif-motif baru yang berhubungan dengan landmark kota Semarang seperti Tugu Muda, Lawang Sewu, Pohon Asem, Blekok Srondol dan banyak lagi. 11 motifnya telah dipantenkan di HAKI.
5. Desa Gemawang
Berdasarkan literatur, sejak jaman Hindia Belanda di wilayah ini memang telah ada industri batik. Setelah Gunung Ungaran meletus hebat sekitar tahun 1800-an, kerajinan batik lalu menyebar ke berbagai wilayah. Batik Gemawang mulai bangkit pada tahun 2005, setelah diadakan pelatihan membatik. Batik ini mempunyai ciri khas unsur batik kopi, tala madu dan baruklinting. Sedangkan pewarnaan utama menggunakan indigo (indigofera).
6. LOKA Batik by Hanna Lestari
LOKA Batik adalah sebuah label dan gallery untuk kreasi produk fashion dan cultural creative product dengan motif batik semarang khususnya dan Jawa Tengah umumnya. LOKA Batik menjalin kerjasama dengan para pengrajin untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan bercita rasa seni tinggi. Dengan menggunakan e-commerce sebagai salah satu media pemasarannya diharapkan Batik Semarang khususnya dan batik di Jawa Tengah umumnya dapat dikenal lebih luas baik dalam negeri maupun mancanegara.
Pada tanggal 24 Juli 2007, pemerintah kota Semarang melalui Disperindag telah me-launching batik Semarang melalui sebuah seminar yang membahas mengenai motif dan identitas batik. Dan disepakati bahwa bahwa batik Semarang adalah batik yang diproduksi oleh orang atau warga kota semarang dengan motif atau ragam hias yang berhubungan dengan ikon-ikon Semarang. Pengertian itu belum definitif karena tidak menutup kemungkinan masih berlanjutnya penelitian mengenai batik Semarang.
Saya pernah menyaksikan berita di televisi, perancang busana Anne Avantie bersama sejumlah perancang busana menggelar pergelaran busana batik semarang. Upaya membangkitkan kejayaan batik semarang sudah dimulai, kini tergantung bagaimana kita sebagai warga Semarang khususnya, dan seluruh masyarakat Indonesia menyikapinya. Sudahkah kita siap memakai batik tulis Semarang ?
******************
Sumber :
1. H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds , 2008, Kain Batik dan Tekstil Motif Batik, Kompas
2. Saroni Asikin, 2008, Ungkapan Batik Di Semarang : Motif Batik Semarang, Citra Prima Nusantara Semarang.
3. http://lokabatiksemarang.wordpress.com/history-of-batik-semarang/
4. http://batiksemarangindah.blogspot.com/
PENGANTIN BARU, SANDAL JEPIT PUN BARU
Sehabis melakukan akad nikah dan syukuran kecil-kecilan di kota
Semarang pada tanggal 16 Maret 2001, sore harinya aku dan suami
berencana untuk refreshing ke sebuah hotel di kota kami.
Pertimbangannya, karena di rumah banyak saudara, peralatan dekorasi dan
alat masak memasak, maka lebih baik kalau kami "mengasingkan diri"
sejenak. Dengan diantar oleh kakak ipar, kami berboncengan sepeda motor
(BERTIGA) menuju ke pertigaan jalan, kemudian ganti angkutan kota
untuk menuju ke hotel.
Keputusan kami untuk menginap di hotel ternyata tepat. Malam harinya ternyata kota Semarang diguyur hujan lebat. Kamar dan rumah bocor, sebagian peralatan dekorasi dan alat memasak hilang. Entah hanyut terbawa air, atau ketlingsut. Cerita tersebut baru kami ketahui setelah kami pulang dari hotel. Aku dan suami prihatin, sedih dan sekaligus geli.
Eh... kok bisa ikut geli siih ? Padahal sebelum sampai di rumah, aku dan suamiku juga mengalami peristiwa yang lucu dan sedikit "memalukan " lhooo... Ceritanya, waktu pulang dari hotel untuk menuju ke rumah kami naik ojek berbocengan (BERTIGA LAGI). Entah karena sandal jepit suamiku yang sudah butut, atau tubuhnya yang jangkung hingga kakinya menginjak tanah, dan menyebabkan sandal jepit yang dipakai suamiku saat itu putus. Bayangkan, saat sandalnya putus, rumah kami masih jauh lhoo... Alhasil, di sepanjang perjalanan kami bingung mencari toko yang menjual sandal sesuai ukuran untuk suamiku, yang ukurannya tidak lazim, sangat besar. Dan sandal itu baru kami temukan di toko dekat rumah kami. Sempat kudengar bisik-bisik dari ibu-ibu tetanggaku, "Ih, pengantin baru, sandalnya kok bisa putus ya ?" Duuuh.. malunya.. Pengantin baru, sandal jepit pun baru !!!!!
Keputusan kami untuk menginap di hotel ternyata tepat. Malam harinya ternyata kota Semarang diguyur hujan lebat. Kamar dan rumah bocor, sebagian peralatan dekorasi dan alat memasak hilang. Entah hanyut terbawa air, atau ketlingsut. Cerita tersebut baru kami ketahui setelah kami pulang dari hotel. Aku dan suami prihatin, sedih dan sekaligus geli.
Eh... kok bisa ikut geli siih ? Padahal sebelum sampai di rumah, aku dan suamiku juga mengalami peristiwa yang lucu dan sedikit "memalukan " lhooo... Ceritanya, waktu pulang dari hotel untuk menuju ke rumah kami naik ojek berbocengan (BERTIGA LAGI). Entah karena sandal jepit suamiku yang sudah butut, atau tubuhnya yang jangkung hingga kakinya menginjak tanah, dan menyebabkan sandal jepit yang dipakai suamiku saat itu putus. Bayangkan, saat sandalnya putus, rumah kami masih jauh lhoo... Alhasil, di sepanjang perjalanan kami bingung mencari toko yang menjual sandal sesuai ukuran untuk suamiku, yang ukurannya tidak lazim, sangat besar. Dan sandal itu baru kami temukan di toko dekat rumah kami. Sempat kudengar bisik-bisik dari ibu-ibu tetanggaku, "Ih, pengantin baru, sandalnya kok bisa putus ya ?" Duuuh.. malunya.. Pengantin baru, sandal jepit pun baru !!!!!
Minggu, 10 Juni 2012
BCA, PENOLONGKU SAAT BERTRANSAKSI TENGAH MALAM
oleh : Sukimah
1. Kekaguman masa belia
Jujur, kekaguman saya
terhadap produk perbankan Bank
Central Asia (BCA) sudah tertanam sedari kecil.
Walau bentuknya masih sangat sederhana dan tradisional, ketika masih imut (cie..) saya simpan uang saya di " tabungan BCA imajiner" yang berbentuk lubang batako dinding kamar mandi rumah saya yang terletak di Perumnas Banyumanik, Semarang. Setiap mendapat upah atau susuk (kembalian) dari berbelanja di warung dekat rumah atau pasar, uangnya saya simpan di batako tersebut. Kapan pun saya butuh, saya langsung ambil saja uang tersebut. Mudah kan ? Tetapi ada juga kekurangannya : tidak aman.
Ketika umur saya sepuluh tahunan, saya bercita-cita untuk menyimpan uang saya di bank BCA, yang kantornya sangat megah dan terkenal itu. Disamping juga bangunan ATM nya yang tersebar di mana-mana. Menginjak bangku SMP, sekitar tahun 1988, ada perasaan bangga yang membuncah ketika bus kota yang saya tumpangi melewati bank BCA yang terletak di Jl. Pemuda Semarang. Wuiih.. gagah nian, gedungnya !
Sejak saat itu niat saya untuk membuka tabungan di bank yang memberikan informasai perbankan terlengkapnya di www.bca.co.id itu sudah tak terbendung lagi.
![]() | |
dari depan kiri : aku, mas Slamet, mas Agus dan mas Muryo |
Walau bentuknya masih sangat sederhana dan tradisional, ketika masih imut (cie..) saya simpan uang saya di " tabungan BCA imajiner" yang berbentuk lubang batako dinding kamar mandi rumah saya yang terletak di Perumnas Banyumanik, Semarang. Setiap mendapat upah atau susuk (kembalian) dari berbelanja di warung dekat rumah atau pasar, uangnya saya simpan di batako tersebut. Kapan pun saya butuh, saya langsung ambil saja uang tersebut. Mudah kan ? Tetapi ada juga kekurangannya : tidak aman.
Ketika umur saya sepuluh tahunan, saya bercita-cita untuk menyimpan uang saya di bank BCA, yang kantornya sangat megah dan terkenal itu. Disamping juga bangunan ATM nya yang tersebar di mana-mana. Menginjak bangku SMP, sekitar tahun 1988, ada perasaan bangga yang membuncah ketika bus kota yang saya tumpangi melewati bank BCA yang terletak di Jl. Pemuda Semarang. Wuiih.. gagah nian, gedungnya !
![]() | |
Gedung BCA di Jl. Pemuda, Semarang |
Sejak saat itu niat saya untuk membuka tabungan di bank yang memberikan informasai perbankan terlengkapnya di www.bca.co.id itu sudah tak terbendung lagi.
Selepas SMEA, di
sela-sela kesibukan saya mencari pekerjaan yang tak kunjung dapat, saya
langkahkan kaki ke lantai
dasar bank BCA untuk membuka tabungan. Tetapi nyali saya
langsung ciut, ketika tahu ternyata persyaratannya
lumayan sulit, untuk saya yang saat itu masih berstatus pengacara (pengangguran banyak acara. Hi hi hi hi). Dengan setoran awal untuk membuka rekening tabungan yang
cukup besar, akhirnya niat untuk mempunyai buku tabungan dan kartu ATM di bank tersebut saya tunda. Entah sampai
berapa lama. Saya kubur dalam-dalam rencana saya untuk memiliki buku
tabungan BCA.
2. Gething nyandhing
Walau rencana untuk memiliki tabungan BCA mulai redup, tetapi kemudahan transaksi
perbankan BCA mulai saya rasakan saat saya akan menikah pada tahun
2000. Lewat calon suami saya, Mas Yono, saya dibuat terkesima oleh BCA. Calon suami adalah teman kuliah saya sendiri. Dia asli Blora, sedangkan saya dari Semarang. Waktu merencanakan pernikahan tersebut, kami terhalang jarak. Saat itu saya sedang melanjutkan kuliah di Tangerang, sedangkan keluarga besar saya ada di Semarang, sementara calon suami berdinas di Malang. Hal tersebut mengharuskan saya untuk mengurus sendiri
segala persiapan pernikahan. Semua surat, undangan, seserahan dan segala
pernak-pernik pernikahan, saya yang
menghandle dan membelinya sendiri, dengan ditemani kakak perempuan saya, Mbak Rumisih. Pokoknya suami tinggal
menyerahkan kartu ATM BCA nya
dan tahu beresnya saja.
Dan kartu debit BCA yang juga berfungsi sebagai kartu ATM tersebut ternyata sangat memperlancar saya dalam membeli berbagai macam keperluan pernikahan, contohnya : saat membeli kain, sandal, perlengkapan make up, mas kawin, dan pernak-pernik pernikahan lainnya. Tinggal saya gesekkan kartu debit BCA ke kasir supermarket saja, semuanya langsung beres. Tapi ada nggak enaknya juga lho.. Jadi terasa tidak suprise atau kaget lagi dengan bentuk mas kawinnya. Habis, saya yang mendapatkan mas kawin, e.. saya juga yang belanja. Jadinya sebelum akad nikah berlangsung, saya sudah tahu dulu, apa mas kawin yang akan diberikan suami untuk saya. Ha ha ha ha ha ha ..
Walau bagaimana pun, saya tetap bersyukur karena kartu ATM BCA suami banyak memberikan kemudahan bertransaksi bagi kami yang saat itu akan punya gawe besar. Apalagi bangunan ATM BCA banyak terdapat di mana-mana dan jarang mengalami trouble, jadi kapan pun kami memerlukan uang tunai, kami bisa segera mendapatkannya. Hingga akhirnya pada tanggal 16 Maret 2000 kami dapat melangsungkan akad nikah dan resepsi pernikahan, walau sangat sederhana bentuknya. Terima kasih BCA...
Dan kartu debit BCA yang juga berfungsi sebagai kartu ATM tersebut ternyata sangat memperlancar saya dalam membeli berbagai macam keperluan pernikahan, contohnya : saat membeli kain, sandal, perlengkapan make up, mas kawin, dan pernak-pernik pernikahan lainnya. Tinggal saya gesekkan kartu debit BCA ke kasir supermarket saja, semuanya langsung beres. Tapi ada nggak enaknya juga lho.. Jadi terasa tidak suprise atau kaget lagi dengan bentuk mas kawinnya. Habis, saya yang mendapatkan mas kawin, e.. saya juga yang belanja. Jadinya sebelum akad nikah berlangsung, saya sudah tahu dulu, apa mas kawin yang akan diberikan suami untuk saya. Ha ha ha ha ha ha ..
Walau bagaimana pun, saya tetap bersyukur karena kartu ATM BCA suami banyak memberikan kemudahan bertransaksi bagi kami yang saat itu akan punya gawe besar. Apalagi bangunan ATM BCA banyak terdapat di mana-mana dan jarang mengalami trouble, jadi kapan pun kami memerlukan uang tunai, kami bisa segera mendapatkannya. Hingga akhirnya pada tanggal 16 Maret 2000 kami dapat melangsungkan akad nikah dan resepsi pernikahan, walau sangat sederhana bentuknya. Terima kasih BCA...
saya dan suami usai akad nikah, 16 Maret 2000 |
3. Kemudahan bertransaksi
Meskipun sudah merasakan
kemudahan transaksi menggunakan kartu ATM BCA pada tahun 2000, tetapi niat
membuka tabungan BCA baru terlaksana
atau tepatnya “dipaksa” muncul ketika pada pertengahan 2008 saya mempunyai rencana masa depan ingin membeli mobil idaman saya.
Rencana ini bermula karena semakin ramai dan banyaknya jumlah anggota keluarga, yang kini berjumlah empat orang. Terdiri dari suami, saya, Daffa dan Rifqi. Dan keramaian itu semakin terasa menjelang hari raya Idul Fitri.
Rencana ini bermula karena semakin ramai dan banyaknya jumlah anggota keluarga, yang kini berjumlah empat orang. Terdiri dari suami, saya, Daffa dan Rifqi. Dan keramaian itu semakin terasa menjelang hari raya Idul Fitri.
keluarga kecil saya : suami, Daffa, Rifqi dan saya |
Jarak Semarang-Blora kalau dalam kondisi normal sebetulnya termasuk dekat. Wong masih termasuk dalam satu provinsi kok, yaitu Provinsi Jawa Tengah. Tetapi kalau pas musim mudik Lebaran, duuh... baru terasa betapa pentingnya mempunyai mobil sendiri. Saya ingat betul, dulu menjelang Hari Raya Idul Fitri, saya selalu panik ketika memikirkan moda transportasi apa yang kami gunakan untuk mudik dari Malang-Semarang dan Semarang - Blora.
Dengan dua anak yang mulai agak besar, untuk angkutan hari raya biasanya kami menggunakan travel. Kalau travel dari Malang ke Semarang
termasuk lumayan gampang, karena ada banyak pilihan travel. Tetapi dari Semarang ke rumah mertua di Blora, pilihan tarvelnya hanya satu. Itu pun mobil
travelnya tidak mau menjemput kami ke rumah. Alhasil, setiap akan ke Blora kami
sekeluarga harus datang langsung ke kantor travelnya. Dengan
keadaan kota Semarang yang sangat
panas, lengkaplah sudah kerepotan dan penderitaan kami menghadapi rewelnya anak-anak. Dan jalanan yang ramai serta macet.
Alasan saya tak cuma itu. Dulu, waktu kami hanya punya sepeda motor, kemana-mana kalau mau pergi bareng-bareng selalu susah. Apalagi ketik anak-anak sudah mulai besar. Kalau mau pergi agak jauh sedikit, harus ada orang yang mengalah. Ditambah ketidakbisaan saya naik sepeda motor dan sepeda, lengkap lah alasan saya untuk membeli mobil.
Untung saja BCA banyak membantu mewujudkan rencana saya untuk mempunyai mobil keluarga.Alasan saya tak cuma itu. Dulu, waktu kami hanya punya sepeda motor, kemana-mana kalau mau pergi bareng-bareng selalu susah. Apalagi ketik anak-anak sudah mulai besar. Kalau mau pergi agak jauh sedikit, harus ada orang yang mengalah. Ditambah ketidakbisaan saya naik sepeda motor dan sepeda, lengkap lah alasan saya untuk membeli mobil.
transportasi andalan keluarga : sepeda motor di pojok ruangan |
Sebagai seorang istri dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang penghasilannya tak seberapa, saya merasa cukup mempunyai kebebasan finansial. Suami membebaskan saya untuk mempunyai rencana apa pun, asalkan tujuannya baik dan untuk kepentingan keluarga.
Karena sebagai PNS dan berencana untuk membeli mobil dengan uang sendiri, tentu saja cara yang bisa saya lakukan untuk membeli mobil adalah dengan cara mencicil, kredit atau menggunakan cara leasing. Dulu, karena saya belum mempunyai tabungan di BCA, hingga di setiap dealer mobil yang saya datangi, saya selalu bilang kalau saya tidak ingin membayar angsuran bulanan lewat rekening BCA. Kalau bisa membayarnya secara kontan saja. Cash !! (Udik sekali ya ? Hi hi hi hi)
Saya juga mencari cara pembelian mobil yang murah, mudah dan tidak
ribet. Setelah slip gaji dan tunjangan
saya tunjukkan, saya bilang ke sales
mobilnya :
“ Mas, gaji dan tunjangan saya sekian.
Saya ingin membeli mobil tanpa perlu surat dan
persetujuan dari kantor. Juga tanda tangan dan slip gaji suami saya.”
Saya memang malu kalau harus minta
surat keterangan gaji dari kantor tempat saya bekerja. Bukannya apa-apa. Malu
saja rasanya kalau Kepala Kantor dan Bendaharawan jadi tahu saya berutang untuk
membeli mobil dengan modal uang muka yang minim. (Bayangkan, harga mobil yang saya incar saat itu Rp 140.400.000,00 sementara uang yang saya miliki hanya Rp 28.000.000,00 saja. Benar-benar nekad kaan ??)
Ketika saya sudah berusaha
mati-matian menghindari BCA, tetapi ternyata jawaban dari sales mobil
cukup menohok hati saya :
“ Bu, kalau ingin membeli
mobil yang murah dan mudah persyaratannya itu, satu-satunya cara ya lewat BCA.
Di BCA itu ada BCA Finance yang cara
membayar angsuran bulanannya
melalui debet atau transfer ke rekening
BCA saja, Bu. Tanpa biaya apa pun. ”
Nah lho.. Mau tidak mau, saya harus mengikuti saran sang sales untuk mempunyai rekening di BCA kan ??
Walau awalnya terpaksa,
akhirnya saya pun ke bank BCA untuk membuka rekening Tabungan Tahapan BCA.
buku Tabungan TAHAPAN BCA saya |
“ Gething nyandhing”, kata orang Jawa bilang. Awalnya saya tidak suka dengan BCA, tanpa saya duga ternyata BCA menjadi solusi perbankan bagi saya. Ada satu peristiwa yang sampai saat ini tak bisa saya lupakan sampai kapan pun.
Ini masih berhubungan dengan rencana masa depan saya untuk mempunyai mobil idaman. Sekitar bulan September 2008,
ketika saya tengah giat-giatnya mencari tambahan uang muka untuk membeli mobil,
terpaksa saya harus menjual sepeda motor kesayangan saya. Karena tanpa tambahan
uang penjualan sepeda motor tersebut, rasanya uang saya tiduk cukup untuk
membeli mobil.
Pulang dari kantor, jam 5 sorean, saya bawa sepeda motor saya ke dealer di mana
saya membeli dulu. Harga disepakati, 9,8 juta,
tetapi mendadak saya bingung ketika akan diberi uang hasil penjualan
sepeda motor tersebut. Bayangkan, saat itu jam 9 malam, saya hanya berdua dengan
tetangga saya yang juga perempuan, dan pulangnya akan naik becak. Dalam
pikiran saya sudah timbul berbagai pikiran buruk. Bagaimana kalaiu saya
dirampok ? Bagaimana kalau saya dilukai, dan uang saya dibawa kabur ?
Akhirnya, karena merasa sudah akrab, saya mdminta sang pemilik dealer untuk
memberikan uang tersebut melalui transfer BCA ke rekening saya yang baru saja saya buka beberapa hari sebelumnya. Terny`ta oleh Pak Paulus, pemilik dealer, uang saya malah dikirim melalui layanan
perbankan e-banking BCA. Benar-benar BCA menjadi penolongku saat
bertransaksi tengah malam tersebut. Sempat ada kekhawatiran bagaimana kalau uang saya tidak ditransferkan, atau jumlahnya dikurangi ?
Ternyata dugaan saya keliru. Uang saya diberikan utuh, tanpa potongan apa pun.
Dan semenjak hari itu, saya
merasa beruntung sekali memiliki tabungan BCA. Karena bersamanya, saya
diberi banyak kemudahan,
utamanya dalam proses transaksi
perbankan yang merupakan syarat mutlak untuk menunjang aktivitas keseharian
saya, antara lain:
• Tarik
uang tunai bisa di mana pun
• Setor
uang tunai
• Transfer bisa ke rekening mana pun
• Melakukan
pembayaran berbagai cicilan, dan
• Beragam
transaksi lainnya.
Sejak bulan November 2008, setiap
saya mendapat gaji dan tunjangan bulanan, saya sisihkan sebesar Rp 4.500.000,00
ke tabungan BCA saya. Nanti setiap tanggal 25 uang saya tersebut akan dipotong atau didebet oleh BCA sebesar Rp 4.009.200,00. Hal itu berlangsung terus hingga bulan Oktober 2011 kemarin. Enaknya membayar cicilan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB)
BCA adalah setiap akan tiba jatuh tempo pembayaran, saya selalu diingatkan
lewat SMS. Lewat SMS tersebut saya juga diingatkan bila waktu jatuh tempo bertepatan
dengan hari libur, atau pajak kendaraan harus segera dibayar dan berbagai
kemudahan lainnya. Satu hal lagi, menjelang mobil saya akan akan lunas, saya
juga ditelpon dari Kantor BCA Pusat lho... Saya ditawari apakah akan
mengajukan pinjaman di BCA lagi, atau tidak. Bahkan saya juga dikirimi email tentang
simulasi perhitungan pinjaman dan
cicilannya.
Kemudahan bertransaksi juga saya dapatkan ketika saya menggunakan kartu ATM BCA yang sekarang berganti tulisan PASPOR BCA di kartunya. Dengan kartu tersebut saya bisa memuaskan hoby membaca saya, karena saya bisa sesering mungkin membeli buku-buku idaman saya. Cara membayarnxa pun gampang, cukup melalui ATM BCA, lalu saya kirim SMS ke penerbitnya, maka dalam beberapa hari buku yang saya inginkan pun sudah ada di rumah saya. Betul-betul dunia sekarang tanpa sekat dan batas lagi. Begitu mudah dan cepatnya transaksi dilakukan, tanpa bertemu muka dan menyerahkan uang tunai, semua transaksi bisa langsung kita lakukan. Hingga urusan bulanan rumah tangga seperti membayar telepon, air, listrik, dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk rumah di luar kota pun, semua bisa diselesaikan dengan kartu yang smart dan multi fungsi ini. Saya merasa semakin beruntung, karena kini semua online shop pun, bank yang sering dipakai adalah BCA.
Oh ya, mau berbagi satu rahasia lagi dari BCA yang tidak ada di bank lain. Yaitu, setiap menjelang pergantian tahun, bila saldo tabungan kita di atas Rp 500.000,00 kita bisa mendapatkan kalender duduk atau kalender meja yang cantik lhno... Gratis lagi !!
![]() |
Rifqi dan temannya, Nisa, di depan mobil keluarga |
Kemudahan bertransaksi juga saya dapatkan ketika saya menggunakan kartu ATM BCA yang sekarang berganti tulisan PASPOR BCA di kartunya. Dengan kartu tersebut saya bisa memuaskan hoby membaca saya, karena saya bisa sesering mungkin membeli buku-buku idaman saya. Cara membayarnxa pun gampang, cukup melalui ATM BCA, lalu saya kirim SMS ke penerbitnya, maka dalam beberapa hari buku yang saya inginkan pun sudah ada di rumah saya. Betul-betul dunia sekarang tanpa sekat dan batas lagi. Begitu mudah dan cepatnya transaksi dilakukan, tanpa bertemu muka dan menyerahkan uang tunai, semua transaksi bisa langsung kita lakukan. Hingga urusan bulanan rumah tangga seperti membayar telepon, air, listrik, dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk rumah di luar kota pun, semua bisa diselesaikan dengan kartu yang smart dan multi fungsi ini. Saya merasa semakin beruntung, karena kini semua online shop pun, bank yang sering dipakai adalah BCA.
Oh ya, mau berbagi satu rahasia lagi dari BCA yang tidak ada di bank lain. Yaitu, setiap menjelang pergantian tahun, bila saldo tabungan kita di atas Rp 500.000,00 kita bisa mendapatkan kalender duduk atau kalender meja yang cantik lhno... Gratis lagi !!
Berbicara tentang rencana masa depan, cita-cita dan harapan dalam hidup saya sebetulnya banyak sekali. Karena bagi saya, rencana masa depan dapat memotivasi saya untuk giat bekerja dan rajin menabung atau berinvestasi. Untuk rencana masa depan saya yang bersifat insidentil atau seinginnya saja adalah rekreasi atau piknik bersama keluarga. Walau menurut saya rekreasi merupakan kebutuhan tersier atau mewah, tapi demi untuk keseimbangan jasmani dan rohani (cieee), dana untuk rekreasi ini sudah saya rencanakan dari dulu lhoo... Jadi walau bujet atau dana rekreasinya saya jadikan satu dengan dana mudik, tapi paling tidak kalau saya sudah mempunyai pos tabungan khusus untuk rekreasi, rasanya nyaman hidup ini. Kan enak, kalau kita bisa rekreasi tanpa bingung dengan po-pos biaya bulanan. Apalagi kalau saat rekreasi ada ATM BCA di sekitar kita. Duuh.. senangnya..Kemudahan bertransaksi pun semakin terasa menyenangkan dan sangat membantu. Kemana-mana kita tak perlu repot dengan membawa banyak uang tunai.
![]() | ||
ketika rekreasi dengan keponakan, Desember 2011 |
![]() |
kegiatan Qurban di kampung |
Tersedianya biaya pendidikan untuk Daffa dan Rifqi
Untuk persiapan biaya pendidikan Daffa dan Rifqi, sejak sembilan tahun yang lalu saya sudah ikut asuransi jiwa di sebuah lembaga asuransi milik pemerintah. Dengan setoran per triwulan sebesar empat ratus ribuaan, Insya Allah pada bulan Agustus 2013 nanti saya bisa mengambil uang asuransi saya. Saya pun berharap, mudah-mudahan asuransi saya tersebut bisa memberi kemudahan transaksi seperti yang selama ini saya dapatkan dari BCA.
Sedangkan dalam bentuk tabungan, sejak bulan September 2011 kemarin, untuk Daffa dan Rifqi sudah saya bukakan tabungan atas nama mereka sendiri. Masing-masing sebesar Rp 1.000.000,00 yang didebet dari tabungan saya yang merupakan tempat berkumpulnya gaji saya dan suami, serta tunjangan saya. Sengaja kartu ATMnya saya musnahkan, biar tabungan tersebut tidak bisa diambil-ambil. Mudah-mudahan dengan tabungan ini, cita-cata Daffa dan Rifqi dapat tercapai. Amiiin...
![]() | ||
Rifqi dan baju " Pak Tentaranya" |
Bersama BCA, rencana masa depan apa pun akan mudah kita wujudkan dengan berbagai kemudahan transaksinya. Ayo, ke BCA !!!!
.
Langganan:
Postingan (Atom)